Tentara Myanmar selundupkan narkoba ke kawasan muslim Rohingya
Merdeka.com - Polisi Myanmar menangkap empat orang pria karena menyelundupkan ratusan ribu pil metamfetamin dalam mobil mereka di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Senin lalu. Dua di antaranya diketahui merupakan perwira militer
Menurut keterangan petugas kepolisian yang menjaga perbatasan wilayah, keempat orang itu berniat menyelundupkan obat-obatan terlarang dari Rakhine di Butheedaung ke Maungdaw.
"Seorang mayor dan rekannya bersama dua warga Rakhine ditangkap karena kedapatan membawa pil stimulan oleh tim gabungan kami," katanya tanpa menyebutkan nama ke AFP, seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (3/5).
-
Narkoba apa yang disita? 'Barang bukti yang disita sebanyak 16 paket sabu, bong, pipet, gunting, senjata tajam dan barang lainnya,' ujar Komandan Tim Patroli Brimob Polda Sumut Iptu Edward Sardi di Medan.
-
Apa jenis narkoba yang diselundupkan? 'Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm,' ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
-
Siapa yang ditangkap dalam kasus narkoba ini? Sejumlah orang yang diduga terlibat sebagai kurir narkoba telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
-
Apa yang di serahkan ke TNI? Kementerian Pertahanan sendiri sebelumnya memang telah memesan lima unit C-130J Super Hercules.
-
Apa itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Apa saja barang bukti yang disita dalam kasus narkoba ini? Dari pengungkapan kasus tersebut, Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil menyita sejumlah barang bukti narkoba, seperti 117 kg sabi-sabu dan 90.000 butir pil ekstasi.
"Karena dua di antaranya merupakan petugas militer maka keduanya akan ditangani sesuai dengan aturan militer. Kami telah menyerahkan keduanya ke komando militer setempat," sambungnya.
Berita penangkapan ini dibenarkan oleh Kepala Kepolisian Maungdaw, Kyaw Mya Win. Namun, Win enggan menyebutkan nama petugas yang terlibat. Win menyebut ada 440.000 tablet stimulan yang disita dan diperkirakan nilainya mencapai USD 650.000 (setara Rp 8,6 miliar).
Seperti diketahui, Myanmar dikenal sebagai salah satu penghasil obat terlarang terbesar di dunia. Setiap tahunnya dihasilkan opium, ganja, dan pil metamfetamin dalam jumlah besar. Sebagian besar obat-obatan terlarang dibuat oleh kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasan timur Myanmar.
Meningkatnya permintaan pil metamfetamin dari negara tetangga Bangladesh mendorong lonjakan perdagangan obat-obatan terlarang khususnya di wilayah perbatasan. Hal itu juga menjadi penyebab petugas keamanan dan tokoh militer ikut terlibat dalam penjualan dan mengambil keuntungan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Listyo menegaskan, proses penegakan hukum terkait kasus narkoba masih terus berlangsung.
Baca SelengkapnyaPolisi kini mengusut tindak pencucian yang dilakukan Murtala Ilyas
Baca Selengkapnya2.128 tersangka di antaranya sedang dalam proses penyidikan dan 303 tersangka lainnya dilakukan rehabilitasi.
Baca SelengkapnyaBareskrim berkomitmen untuk memiskinkan jaringan narkotika demi memberikan efek jera.
Baca SelengkapnyaDari kasus ini, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti narkoba, seperti 117 kg sabi-sabu dan 90.000 butir pil ekstasi.
Baca SelengkapnyaTumpukan narkoba itu beratya mencapai berton-ton hasil penindakan Desk Pemberantasan Narkoba yang diusung oleh Menko Polkam, Budi Gunawan.
Baca SelengkapnyaMenurut Polri, dua wilayah itu menjadi pintu masuk narkoba dari luar negeri, khususnya dari wilayah Malaysia.
Baca SelengkapnyaBarang bukti tersebut terdiri dari 50 kilogram yang berasal dari Malaysia dan 107 kilogram dari Myanmar.
Baca SelengkapnyaMurtala telah mengirimkan DP ke jaringanya di Malaysia sebesar Rp7,5 miliar
Baca SelengkapnyaPenangkapan terhadap Murtala Cs ini bersamaan dengan enam anak buahnya
Baca SelengkapnyaDalam kurun waktu 2 tahun saja yakni 2022-2023, pihaknya telah menyita sekitar 12 ton NPP, artinya per tahun berhasil menyita sebanyak 6 ton narkotika.
Baca SelengkapnyaEmpat pelaku mengedarkan narkoba jenis sabu ratusan kilogram dan puluhan butir ektasi ditangkap.
Baca Selengkapnya