Thailand blokir Facebook
Merdeka.com - Kementerian Teknologi Informasi Thailand hari ini mengumumkan pemblokiran situs media sosial Facebook dan berencana menggelar pertemuan dengan pihak situs media sosial lain untuk meredam protes menentang pemerintahan militer.
"Kami sudah memblokir Facebook untuk sementara dan besok kami akan mengadakan pertemuan dengan media sosial lain, seperti Twitter dan Instagram, untuk meminta kerjasama mereka," kata Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Surachai Srisaracam, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (28/5).
"Saat ini ada kampanye untuk menyerukan rakyat menentang militer jadi kami meminta kerjasama dari media sosial untuk menyebarkan pesan penting soal kudeta," jelas dia.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa yang diminta dari TikTok? TikTok, aplikasi berbagi video yang saat ini menjadi yang terpopuler di dunia, diminta untuk menghentikan operasionalnya di Kanada.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Bagaimana cara meningkatkan rasa solidaritas? Berbagi takjil bisa dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rezeki lebih di bulan Ramadan dan ingin berbagi. Biasanya, mereka termotivasi oleh suatu hal yang dapat meningkatkan rasa solidaritas mereka terhadap sesama.
-
Siapa yang disarankan turun tangan? “Saya minta, Polri segera turun tangan untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap pabrik-pabrik di Jabodetabek, yang diduga telah melanggar batas emisi.
-
Siapa yang minta TikTok 'out'? Menteri Inovasi, Sains, dan Industri Kanada, Franois-Philippe, menjelaskan, 'keputusan ini didasarkan pada bukti yang dikumpulkan selama proses peninjauan serta rekomendasi dari komunitas keamanan dan intelijen Kanada.'
Sejauh ini media cetak dan elektronik sudah diminta berhati-hati dalam melaporkan berita soal kudeta militer 22 Mei itu. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara di Asia Tenggara mulai menyorot gaya berbisnis TikTok.
Baca SelengkapnyaPemerintah larang TikTok menjalankan bisnis media sosial dan e-Commerce di Indonesia. Tujuannya, agar UMKM lokal bisa bersaing.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta mengatur ulang perdagangan di platform e-commerce dan social commerce.
Baca SelengkapnyaPerdana Menteri Kanada ini marah kepada Facebook dan Google karena memblokir berita kebarakan.
Baca SelengkapnyaSelain platform sosial media, Menkominfo juga mengultimatum pihak Internet Service Provider (ISP) untuk aktif memberantas judi online.
Baca SelengkapnyaKemkomdigi mengatakan telah memblokir saluran Telegram yang terafiliasi dengan judi online. Hal ini disampaikan melalui akun YouTube Kemkomdigi TV
Baca SelengkapnyaPemerintah bakal memisahkan e-commerce dan media sosial, khususnya di platform TikTok.
Baca SelengkapnyaMenkominfo akan menertibkan akun buzzer yang menyebarkan informasi hoaks dan radikalisme.
Baca SelengkapnyaSetelah dilarangnya TikTok jalankan bisnis media sosial dan E-commerce oleh MenKopUKM, kini giliran respons Kominfo.
Baca SelengkapnyaPersonel gabungan ini bergerak menyusuri jalan setapak menuju permukiman
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan telah memanggil pihak Tokopedia dan TikTok Shop untuk mengikuti ketentuan Permendag Nomor 31 Tahun 2023.
Baca Selengkapnya