Tidak dibangunkan sahur, pengungsi ngamuk bakar penampungan
Merdeka.com - Sebuah kamp pengungsi di Dusseldorf, Jerman, Selasa kemarin dibakar oleh para imigran lantaran mereka dilaporkan marah tidak dibangunkan sahur.
Koran the Daily Mail melaporkan, Kamis (9/6), kobaran api melahap tempat penampungan yang dihuni sekitar 280 pengungsi itu.
Tim gawat darurat kini merawat 25 orang akibat sesak napas karena asap. Polisi kini masih menyelidiki kasus ini.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
Menurut koran Jerman, Express, dua warga Maroko yang tinggal di tempat penampungan itu mengatakan petugas keamanan asal Iran yang berjaga di kamp itu secara sengaja tidak membangunkan sahur. Akibatnya para imigran marah dan membakar kamp pengungsi itu.
Saksi melaporkan ada ketegangan di kamp dari Palang Merah itu akibat perbedaan agama di antara para pengungsi.
"Saat Ramadan ini, ada kelompok yang ingin berpuasa dan ada kelompok yang ingin tetap jadwal makan seperti hari biasanya," ujar juru bicara kantor kejaksaan Ralf Herrenbrueck.
Pihak berwenang tadi malam mengatakan dua warga Afrika Utara diduga memicu pembakaran itu lantaran ada cekcok soal makanan.
Polisi dan jaksa mengatakan salah satu dari pria 26 tahun itu terlihat menuangkan minyak ke kasur dan menyalakan api.
Para penyelidik menuturkan cekcok soal makanan menjadi pemicu kebakaran ini.
"Kita harus melakukan ini supaya keadaan berubah," kata salah satu pria pengungsi kepada warga lainnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 400 hangus terbakar dan 1.000 orang dilaporkan mengungsi imbas kebakaran di Penjaringan.
Baca SelengkapnyaKebakaran serius di Penjaringan Jakarta Utara memberikan banyak dampak di sekitarnya.
Baca SelengkapnyaRatusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaSebanyak 35 unit mobil pemadam kebakaran telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaKebakaran permukiman padat itu telah padam. Beberapa warga kembali ke rumahnya untuk mengais barang-barang yang tersisa dari kebakaran.
Baca SelengkapnyaPuluhan korban kebakaran di Manggarai itu tampak beristirahat dengan beralaskan kardus.
Baca SelengkapnyaKebakaran Dahsyat Hanguskan 46 Rumah di Gayo Lues Aceh
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apakah ada korban jiwa atau tidak karena tim pemadam kebakaran sedang melakukan pendinginan sisa kobaran api
Baca SelengkapnyaAda 400 rumah terdampak kebakaran dan 1.109 warga terpaksa mengungsi di tenda pengungsian.
Baca SelengkapnyaPenyebab kebakaran berasal dari korsleting saat pengisian daya ponsel salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaPetugas menghabiskan waktu kurang lebih 15 jam untuk memadamkan api.
Baca SelengkapnyaMiris, sekolah di Ponorogo ludes terbakar tak tersisa. Para guru menangis mengetahui musibah itu.
Baca Selengkapnya