Tidak kapok, giliran sampo bermerek dipalsukan di China
Merdeka.com - Sejumlah produk perlengkapan rumah tangga mengandung racun arsenik ditemukan di toko-toko di China. Seolah tak jera, sebelumnya sudah banyak berita melaporkan beras plastik, daging busuk, beredar di China.
Barang-barang itu seperti sampo, cairan pembersih, parfum, pembunuh serangga, dan kertas toilet.
Menurut laporan dari People's Daily Online, barang-barang itu dijual dengan harga sangat murah, baik di toko maupun di toko daring (dalam jaringan/online).
-
Racun apa yang digunakan? Seorang perempuan dari Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan menambahkan racun ke dalam minumannya, dengan tujuan agar rekan kerjanya tidak mengambil cuti hamil dan menghindari beban kerja yang lebih berat.
-
Dimana limbah plastik merusak lingkungan? Dampaknya meliputi kerusakan ekosistem dan ancaman bagi kehidupan laut.
-
Bagaimana cara membersihkan bau amis? Dengan pemanfaatan pasta gigi, bau tak sedap bisa diatasi dengan mudah. Penggunaan bahan ini memberikan solusi yang praktis dan dapat diandalkan ketika bahan pembersih lain tidak tersedia.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
-
Mengapa sigung menyemprotkan cairan berbau? Sigung umumnya menyemprotkan cairan berbau tidak sedap dari kelenjar di dekat pangkal ekornya untuk melindungi diri dari predator.
-
Kenapa sedotan plastik menjadi limbah? Saat ini, sedotan sudah mulai menjadi limbah plastik yang mengkhawatirkan.
Cairan pembersih ditemukan dengan kadar arsenik hingga 58 kali dari batas aman yang dibolehkan. Cairan itu dijual sangat murah hingga tiga kali lebih murah dari harga eceran.
Cairan itu mengandung 2,9 miligram arsenik per kilogramnya. Ahli kesehatan mengatakan kadar itu bisa menimbulkan risiko kanker.
Sedangkan pada produk Shampo seperti merek terkenal Head and Shoulder dan Pantene ditemukan mengandung timah dalam kadar berbahaya.
Pada botol sampo merek Clear saja terdapat 9,9 miligram timah tiap liternya.
Kasus ini mencuat setelah seorang pemilik toko swalayan bernama Liu melaporkan ada keluhan dari pembeli sampo di tokonya.
"Pelanggan saya bilang sampo yang dia pakai bikin gatal tapi sampo yang sama yang dia beli di toko lain tidak," ujar Liu.
Dia kemudian menyadari barang-barang yang dia beli dari pemasok dengan harga murah ternyata dipalsukan.
Barang-barang itu sangat mirip dengan produk asli sehingga sulit membedakannya kecuali dengan uji kimia.
Pasar gelap yang menjual barang atau produk-produk palsu sedang menjamur di China lantaran perolehan keuntungan yang cukup besar.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di e-commerce ini banyak pilihan pakaian dan aksesori trendi dengan harga yang sangat rendah.
Baca SelengkapnyaPenyidikan kasus dilakukan sejak Januari 2024 hingga Juli 2024. Dengan menetapkan delapan tersangka
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli menegaskan ungkap kasus dari hasil pengawasan perdagangan ini demi menyelamatkan industri dalam negeri.
Baca SelengkapnyaChina Diguncang Skandal Minyak Goreng, Truk Tanki Pembawa Minyak Sebelumnya Dipakai Angkut Bahan Kimia Beracun
Baca SelengkapnyaTak hanya barang mewah dan mahal saja, barang tiruan kini sudah menyentuh bahan pokok dan produk-produk rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSaat membeli skincare dan kosmetik jangan lupa untuk selalu melihat kandungannya karena ada beberapa bahan yang bisa membahayakan kesehatan.
Baca SelengkapnyaMulanya pihak produsen mengajukan izin usaha kosmetik untuk menjual barang dagangannya.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap peredaran enam produk skincare yang mengandung zat berbahaya seperti air raksa atau merkuri.
Baca SelengkapnyaProduk dalam negeri memiliki kualitas yang bagus dibandingkan produk impor dari China.
Baca SelengkapnyaPenyidik juga menyita bahan pewarna yang digunakan pelaku untuk mengubah warna Pertalite menjadi warna Pertamax.
Baca SelengkapnyaYLKI pernah menemukan banyak produk impor yang tidak memenuhi standar masuk ke Indonesia pada ritel besar.
Baca SelengkapnyaMenetapkan sebanyak lima orang tersangka dalam kasus BBM oplosan
Baca Selengkapnya