Tiga Polisi Pakistan Tewas Ditembak Saat Demo Partai Islam Radikal yang Dilarang
Merdeka.com - Sedikitnya tiga polisi Pakistan ditembak mati dan 70 lainnya terluka ketika pendukung partai Islam radikal yang dilarang, Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) mengeluarkan tembakan ke massa yang berkumpul pada Rabu, menurut Menteri Dalam Negeri Pakistan.
TLP berada di balik unjuk rasa massal anti-Prancis awal tahun ini yang menyebabkan kedutaan besar menerbitkan peringatan bagi warga negara Prancis untuk meninggalkan Pakistan.
Kelompok tersebut berunjuk rasa menentang penahanan pemimpinnya, Saad Rizvi, yang ditangkap pada April ketika TLP dilarang, dan meminta pengusiran duta besar Prancis.
-
Kenapa mereka ditembak? Pelaku penembakan terhadap tiga orang pemuda asal Peboko, Kelurahan Kefamenanu Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditangkap.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa polisi bakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
“Mereka mengeluarkan tembakan ke polisi dengan Kalashnikov, tiga polisi meninggal,” kata Menteri Dalam Negeri, Sheikh Rasheed Ahmad dalam konferensi pers, dikutip dari Al Arabiya, Kamis (28/10).
Rasheed menambahkan, delapan polisi yang terluka dalam keadaan kritis.Kepala kepolisian Punjab, Rao Sardar Ali Khan menyampaikan dalam konferensi pers terpisah, empat anggotanya tewas pada Rabu.
TLP menuduh polisi menembak ke arah massa, di mana empat orang pendukungnya tewas.
Kepolisian di provinsi Punjab, di mana Lahore merupakan ibu kotanya, membantah menggunakan peluru karet atau senjata dan tidak akan mengomentari klaim adanya pengunjuk rasa yang tewas.
“Kami tidak menggunakan senjara seperti itu terhadap mereka,” jelas juru bicara kepolisian, Mazhar Hussain kepada AFP.
Unjuk rasa terbaru mulai pada Jumat di kota Lahore yang menjadi benteng kelompok tersebut, dari Lahore ribuan orang secara perlahan menuju ibu kota Pakistan, Islamabad.
Bentrokan antara dua pihak di Lahore pada Jumat menyebabkan dua polisi tewas, sementara TLP melaporkan pada Sabtu lima pendukungnya tewas.
Menteri Informasi, Fawad Chaudhry pada Rabu menyampaikan Perdana Menteri Imran Khan dan badan keamanan sepakat untuk menetapkan TLP sebagai kelompok militan.
Polisi menutup jalan-jalan utama dan persimpangan jalan menuju ke ibu kota, sekitar 300 kilometer dari lokasi unjuk rasa terbaru.
Pemerintah sebelumnya awal pekan ini mengumumkan terobosan perundingan dengan TLP, tapi unjuk rasa kembali terjadi pada Rabu.
“Kami berusaha yang terbaik untuk suksesnya perundingan tapi pemerintah tidak serius memenuhi komitmennya,” jelas juru bicara TLP, Sajjad Saifi.
“Pengusiran duta besar Prancis permintaan utama kami,” lanjutnya.
Rizvi ditangkap pada April ketika pemeirntah Pakistan melarang partai tersebut sebagai respons atas unjuk rasa anti-Prancis yang berujung kekerasan.
TLP menggerakkan kampanye anti Prancis sejak Presiden Emmanuel Macron membela hal majalah satir Prancis untuk menerbitkan kembali karikatur Nabi Muhammad, tindakan yang dianggap penistaan agama oleh umat Muslim. Enam polisi tewas dalam unjuk rasa tersebut yang melumpuhkan Islamabad dan Rawalpindi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasukan separatis bersenjata di Pakistan menyerang kantor polisi, jalur kereta api, dan jalan raya hingga menewaskan 73 orang.
Baca SelengkapnyaSerangan tersebut menyasar umat Kristiani yang sedang merayakan Paskah.
Baca SelengkapnyaSerangan tersebut dikonfirmasi menewaskan seorang polisi yang mengawal konvoi.
Baca SelengkapnyaSerangan bom bunuh pada hari Minggu (30/7/2023) tersebut terjadi di tengah rapat umum politik.
Baca SelengkapnyaDiplomat Indonesia bersama dengan sejumlah diplomat negara lainnya menjadi korban serangan teroris saat dalam perjalanan menuju sebuah acara di Pakistan.
Baca SelengkapnyaAda tiga orang terduga pelaku yang telah diamankan. Mereka adalah inisial F, MF, dan EHS.
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu terjadi akibat provokasi yang dilakukan sejumlah pihak saat mediasi berlangsung.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyinggung tragedi KM50 kepada capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat Capres perdana.
Baca SelengkapnyaPenyerangan ini juga terjadi di tengah operasi militer besar-besaran Israel di Tepi Barat.
Baca SelengkapnyaBayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.
Baca SelengkapnyaLedakan terjadi beberapa jam sebelum parlemen dijadwalkan bersidang kembali setelah liburan musim panas.
Baca SelengkapnyaBentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca Selengkapnya