Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tim WHO Sebut Teori Covid-19 Berasal dari Lab di Wuhan "Sangat Tidak Mungkin"

Tim WHO Sebut Teori Covid-19 Berasal dari Lab di Wuhan peter ben emberek. ©AFP

Merdeka.com - Tim WHO yang mengunjungi Wuhan untuk menyelidiki asal usul pandemi virus corona menolak teori bahwa virus tersebut bocor dari sebuah laboratorium, memberikan kepercayaan pada fokus China atas kemungkinan penularan melalui makanan beku.

Dalam konferensi pers yang berlangsung cukup lama pada Selasa, perwakilan dari misi investigasi bersama WHO/China menyampaikan ringkasan temuan dari dua pekan di lapangan.

Mereka mengatakan pekerjaan tim tidak secara dramatis mengubah gambaran yang mereka miliki sebelum mereka mulai, tetapi menambahkan detail penting. Tim tidak menemukan bukti penyebaran virus di Wuhan sebelum Desember 2019, dan mengatakan masih belum jelas bagaimana virus itu masuk ke pasar makanan laut Huanan, tempat virus itu awalnya terdeteksi. Namun, mereka menambahkan, "semua pekerjaan yang telah dilakukan pada virus dan mencoba untuk mengidentifikasi asal usulnnya terus mengarah ke reservoir alami".

Orang lain juga bertanya?

Tim mengatakan, mereka menguji empat hipotesis bagaimana virus menyebar ke populasi manusia.

Teori yang menyebut virus berasal dari sebuah laboratorium, teori yang kemudian dipopulerkan mantan Presiden AS Donald Trump, disebut "sangat tidak mungkin" dan "bukan sebuah hipotesis yang kami sarankan untuk penelitian lebih lanjut." Demikian disampaikan ketua tim investigasi, Peter Ben Embarek, dikutip dari The Guardian, Kamis (11/2).

Spesialis keamanan pangan dan penyakit hewan WHO ini mengatakan tim melihat argumen yang mendukung dan menentang hipotesis tersebut.

"Kecelakaan memang terjadi, belum ada publikasi atau penelitian tentang virus ini atau yang dekat dengan virus ini, di mana pun di dunia."

Tim mewawancarai karyawan dan memeriksa proses audit kesehatan saat mengunjungi Institut Virologi Wuhan.

"Dan sangat tidak mungkin ada yang bisa lolos dari tempat itu," ujarnya.

Embarek mengatakan, hipotesis penularan zoonosis langsung dari hewan ke manusia layak untuk penelitian investigasi lebih lanjut, tetapi jalur yang paling mungkin adalah melalui spesies perantara yang "berpotensi lebih dekat dengan manusia di mana virus dapat beradaptasi dan bersirkulasi dan kemudian melompat ke manusia."

Namun, tidak mungkin untuk mengidentifikasi suatu spesies sebagai reservoir alami tersebut. Penelitian sejauh ini menunjukkan kemungkinan itu adalah kelelawar atau trenggiling, tetapi Prof Liang Wannian, kepala panel ahli Covid-19 di Komisi Kesehatan Nasional China, mengatakan virus yang diidentifikasi pada spesies ini “tidak cukup mirip untuk diidentifikasi sebagai nenek moyang dari SARS-CoV-2". Namun, kerentanan cerpelai dan kucing terhadap Covid-19 menunjukkan bahwa spesies kucing merupakan kandidat potensial.

Embarek menambahkan, hipotesis perantara "akan membutuhkan lebih banyak studi dan penelitian yang lebih spesifik dan terarah."

Pedagang satwa liar

Hal yang juga berkaitan dengan hipotesis ini adalah teori penularan oleh produk rantai dingin, namun perlu penyelidikan lebih lanjut terkair kemungkinan peran rantai dingin, produk beku dalam penyebaran virus dari jarak jauh.

Dalan hasil temuan yang disampaikan bersama, ada perbedaan utama dalam penekanan.

Liang, yang berbicara lebih dulu, memusatkan perhatian pada temuan yang mendukung dugaan bahwa virus pertama kali muncul di luar China - narasi yang digembargemborkan China dalam beberapa bulan terakhir. Liang mengatakan pengujian ekstensif terhadap puluhan ribu sampel medis dan farmasi menentukan hal yang tidak mungkin terjadinya penularan substansial apa pun di Wuhan selama dua bulan, dari Oktober hingga Desember 2019. Dia juga menekankan kemungkinan penularan melalui makanan beku yang dijual di pasar Wuhan.

Embarek sepakat pasar ada kaitannya dengan makanan beku tersebut, namun mengatakan di pasar tersebut ada juga pedagang yang menjual produk dari satwa liar dan peternakan yang didomestikasi.

Para peneliti mengidentifikasi semua vendor dan pemasok dan ada potensi untuk mengikuti petunjuk ini dan melihat rantai pasokan hewan ke pasar.

"Kami tahu bahwa virus dapat bertahan dan tetap hidup dalam kondisi lingkungan yang dingin dan beku ini. Tapi kami tidak benar-benar memahami apakah virus kemudian dapat menular ke manusia dan dalam kondisi apa hal ini dapat terjadi."

Mereka juga masih mengamati teori bahwa virus ditularkan ke pasar melalui orang yang terinfeksi.

Liang menekankan, misi ini hanyalah "bagian pertama" dari penyelidikan WHO tentang asal-usul virus, yang menurutnya telah lama bekerja sama dengan China. Nyatanya, misi tersebut merupakan hasil negosiasi berbulan-bulan setelah Beijing awalnya menolak untuk mengizinkan kunjungan tim.

Terlepas dari pernyataan para ahli bahwa masih banyak yang harus dipelajari, Liang mengatakan penyelidikan dari pihak China telah selesai.

"Oleh karena itu, tugas penelusuran asal usul global tidak akan terikat ke lokasi mana pun," pungkasnya, seraya menambahkan temuan apapun pada akhirnya akan menguntungkan dunia.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Baca Selengkapnya
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa

Kepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia
Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia

Tim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.

Baca Selengkapnya
Penelitian Terbaru Berhasil Pecahkan Mengapa Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Terinfeksi COVID-19
Penelitian Terbaru Berhasil Pecahkan Mengapa Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Terinfeksi COVID-19

Penelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak Drastis di China, Awal Kemunculannya Mirip Covid-19
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak Drastis di China, Awal Kemunculannya Mirip Covid-19

Munculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Waspada Pneumonia Misterius, Kemenkes Minta Faskes Lapor Jika Ada Penyakit ISPA
Waspada Pneumonia Misterius, Kemenkes Minta Faskes Lapor Jika Ada Penyakit ISPA

Penyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.

Baca Selengkapnya
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI

Ahli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.

Baca Selengkapnya