"Tinggal Beberapa Kali Mutasi Lagi Virus Ini Bisa Kalahkan Vaksin"
Merdeka.com - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan virus corona saat ini tinggal beberapa kali mutasi lagi bisa mengalahkan vaksin yang ada saat ini.
"Vaksin yang ada saat ini berfungsi baik dalam melindungi kita dari sakit berat dan kematian, tapi yang jadi masalah adalah varian berikutnya yang mungkin akan muncul--tinggal beberapa kali mutasi lagi--bisa mengalahkan vaksin kita saat ini," kata Direktur CDC Rochelle Walensky dalam jumpa pers Selasa lalu, seperti dilansir laman Al Arabiya, Kamis (29/7).
Namun kata dia, kemungkinan itu bukanlah ancaman saat ini.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
"Saat ini, untungnya, kita tidak berada dalam kondisi itu," ujarnya.
Kasus Covid-19 saat ini kembali melonjak di berbagai belahan dunia, terutama karena banyak yang belum mendapat vaksin saat varian Delta yang lebih mudah menular merajalela.
Saat ini virolog dan epidemiolog mengatakan vaksin yang ada cukup kuat melawan varian virus corona sehingga mampu mencegah sakit berat dan perawatan di rumah sakit tapi masih banyak orang yang rentan belum mendapat vaksinasi.
Namun CDC memperingatkan varian Delta sudah terbukti mampu menulari orang yang sudah divaksin penuh dan mereka juga bisa menyebarkan virus itu.
Artinya mereka yang sudah divaksin pun bisa menularkan virus ke orang lain, termasuk mereka yang belum divaksin.
Virus memang selalu bermutasi dan memunculkan varian baru yang terkadang lebih berbahaya dari yang asli.
Saat ini banyak varian virus corona yang menyebar dan masing-masing hanya memiliki sedikit perbedaan pada kode genetiknya.
Semakin banyak orang yang tertular virus ini maka semakin besar kemungkinan virus akan bermutasi ke bentuk lain menjadi varian yang lebih berbahaya.
"Yang paling dikhawatirkan saat ini makin banyak orang tertular virus dan itu memicu munculnya sejumlah varian baru," kata Andrew Read yang mempelajari evolusi penyakit menular di Universitas Pennsylvania State.
"Sebagian dari virus itu bahkan mungkin lebih mampu bertahan ketimbang varian Delta."
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Delta sebagai varian yang paling kuat bertahan hidup pada saat ini dan menyebar lebih cepat sehingga bisa menyebabkan kasus lebih berat dan meningkatkan risiko perlunya perawatan di rumah sakit dibanding varian Alfa yang pertama ditemukan di Inggris.
Penelitian terbaru juga memperlihatkan satu dosis vaksin tidak mampu menghadapi varian Delta seperti halnya melawan varian lain.
Penelitian oleh Inggris menemukan dua dosis vaksin Pfizer 88 persen efektif mencegah gejala Covid dari varian Delta, sementara satu dosis Pfizer hanya 33 persen efektif melawan Delta.
Sedangkan sebelumnya dua dosis vaksin Pfizer 95 persen efektif melawan varian asli dan 52 persen efektif setelah satu dosis.
Sampai lebih banyak data terkumpul soal penularan varian Delta, para ahli menyatakan masker, jaga jarak, dan aturan pembatasan lain masih diperlukan meski vaksinasi sudah berjalan.
Meski Delta menjadi varian yang paling mudah menular, para pejabat kesehatan memperingatkan, kombinasi mutasi masih diperlukan untuk membuat suatu varian lebih mudah menyebar dan ada kemungkinan dua varian berbeda yang saling bermutasi menghasilkan varian yang lebih menular lagi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaVaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya