Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

TKW Asal Blitar Akhirnya Bebas Setelah Dibui 7 tahun di Filipina karena Bawa Narkoba

TKW Asal Blitar Akhirnya Bebas Setelah Dibui 7 tahun di Filipina karena Bawa Narkoba Aksi damai buruh migran di Bundaran HI. ©2016 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Tenaga kerja Indonesia bernama Dwi Wulandari yang sempat mendekam di penjara Filipina karena kedapatan membawa narkoba pada 2012 lalu, dinyatakan bebas. Ia kini sudah berada di kampung halamannya di Blitar, Jawa Timur sejak kemarin.

Dwi tak dapat menahan tangis dan haru ketika akhirnya dapat kembali melihat kampung halaman dan rumahnya. Dwi Wulandari memeluk erat Pujiastuti, sang ibunda, dan kedua anaknya –Riska dan Fafa– seakan tak ingin kehilangan mereka lagi, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia pada Senin (20/5).

Kepala Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah yang mengawal kasus ini sejak awal, lewat akun Facebook-nya memasang beberapa foto dan keterangan pembebasan Dwi sejak dijemput pejabat KBRI Manila dari penjara Mandaluyong, Filipina.

Ia dijemput setelah permohoanan bandingnya dikabulkan dan ia dinyatakan bebas. KBRI termasuk pula menemani pada saat-saat menunggu izin pulang dari pihak imigrasi Filipina.

"Selamat datang Dwi Wulandari ke tanah air. Alhamdulillah lebaran ini bisa berkumpul dengan keluarga setelah tujuh lebaran kamu lalui di medan juang yang penuh air mata. Mrebes mili (menangis) membayangkan kebahagiaan mereka," tulis Anis.

Kisah Dwi Wulandari ini mirip dengan Mary Jane. Keduanya ditangkap oleh otoritas berwenang karena membawa narkoba dan diseret ke muka hukum. Bedanya Dwi kini sudah dapat menghirup udara bebas, sementara Mary Jane masih dihantui vonis mati.

Migrant Care menyambut baik upaya pembebasan Dwi Wulandari dan sekaligus mendorong warga Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri untuk waspada terhadap risiko diincar oleh sindikat narkoba.

Dwi Wulandari ditangkap di bandara Manila pada 29 September 2012 karena kedapatan membawa enam kilogram kokain di bagasinya. Dwi berkeras ia tidak tahu menahu tentang kokain itu. Ia mengaku direkrut tetangganya, Erma, untuk bekerja di Malaysia dan dibelikan tiket pesawat terbang ke Malaysia lewat Surabaya.

Namun baru dua hari di Malaysia, ia dibelikan tiket ke India untuk membantu majikannya berbisnis sari. Dwi tak juga curiga ketika ia diminta bepergian ke beberapa negara lain, hingga ke Peru. Dari Peru ia diminta terbang ke Manila. Dalam perjalanan ke bandara Peru, Dwi mengatakan dititipi barang oleh seseorang, yang harus diantarnya ke Manila.

Semua penjelasan ini dipaparkan Anis Hidayah dari Migrant Care yang mengikuti kasus hukumnya di Regional Trial Court Pasay City. Dwi sempat divonis penjara seumur hidup, tetapi tim pengacara yang membantunya tidak kenal lelah mengupayakan banding karena menilai putusan itu tidak adil dan posisi Dwi sebagai korban. Proses banding ini yang memakan waktu bertahun-tahun.

Anis Hidayah bersama ibunda Dwi dan kedua anaknya sempat menemuinya langsung di penjara Mandaluyong pada Maret 2018 lalu. Ketika itu pun Dwi tak berhenti memeluk dan menciumi wajah kedua anaknya, terlebih si bungsu Fafa yang ketika ditinggalkannya tahun 2012 baru berusia beberapa bulan. "Kamu sudah besar sekali Nak, sekolah yang pintar yaa," bisiknya sebagaimana diceritakan Anis di Facebooknya.

Tangis yang sama mengalir lagi ketika Dwi melihat Fafa Minggu siang, 19 Mei 2019. Tentu kini ia jauh lebih lega karena hal itu terjadi di pintu rumah mereka di Blitar, Jawa Timur. Ia menempuh perjalanan panjang dari Manila ke Jakarta, dilanjutkan penerbangan ke Malang dan perjalanan darat ke Wlingi, Blitar.

Dihubungi VOA melalui telepon, Migrant Care menyatakan "menyambut baik kepulangan Dwi Wulandari di kampung halamannya di Blitar."

Migrant Care juga "mengapresiasi kerja keras tim pengacara yang membela Dwi, KBRI Manila yang mengawal kasus ini hingga selesai paripurna.

Namun Migrant Care juga menegaskan agar kasus ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua warga, terutama mereka yang hendak bekerja di luar negeri, "bahwa buruh migran memiliki risiko diincar sindikat narkoba."

"Hal ini harus terintegrasi dalam kurikulum pra-pemberangkatan," tegas Anis Hidayah.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perjalanan Kasus Mary Jane, Divonis Mati Terkait Narkoba hingga Dipulangkan ke Filipina
Perjalanan Kasus Mary Jane, Divonis Mati Terkait Narkoba hingga Dipulangkan ke Filipina

Mary Jane mulanya ditangkap di Bandara Adisucipto Jogja pada April 2010 ketika kedapatan membawa sebanyak 2,6 kilogram heroin di dalam kopernya.

Baca Selengkapnya
Mary Jane Hendak Terbang ke Filipina: Terima Kasih, Aku Cinta Indonesia
Mary Jane Hendak Terbang ke Filipina: Terima Kasih, Aku Cinta Indonesia

Mary Jane diberangkatkan dari Lapas Pondok Bambu ke Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Selengkapnya
Kondisi Terkini Mary Jane di Lapas Perempuan Yogyakarta Jelang Dipulangkan ke Filipina
Kondisi Terkini Mary Jane di Lapas Perempuan Yogyakarta Jelang Dipulangkan ke Filipina

Meski dikabarkan bebas, perempuan asal Filipina ini saat ini masih menjadi penghuni Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang berada di Wonosari, Gunungkidul.

Baca Selengkapnya
Mary Jane Mengaku Cinta Indonesia, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Sebelum Terbang ke Filipina
Mary Jane Mengaku Cinta Indonesia, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Sebelum Terbang ke Filipina

Terpidana mati kasus penyelundupan narkoba, Mary Jane Veloso mengaku membawa banyak kenang-kenangan dari Indonesia ke Filipina, mulai dari gitar hingga rosario.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Haru Mary Jane Veloso Disambut Peluk Hangat Keluarga Saat Tiba di Filipina
FOTO: Momen Haru Mary Jane Veloso Disambut Peluk Hangat Keluarga Saat Tiba di Filipina

Mary Jane akhirnya dipulangkan ke negara asalnya, Filipina, setelah mendekam selama hampir 15 tahun di penjara Indonesia karena kasus penyelundupan narkoba.

Baca Selengkapnya
Komnas HAM: Mary Jane Terindikasi Kuat sebagai Korban TPPO
Komnas HAM: Mary Jane Terindikasi Kuat sebagai Korban TPPO

Komnas HAM menilai Mary Jane (MJ) merupakan korban dari tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Baca Selengkapnya
Persiapan Pulang ke Filipina, Mary Jane Dipindahkan ke Lapas Perempuan Jakarta
Persiapan Pulang ke Filipina, Mary Jane Dipindahkan ke Lapas Perempuan Jakarta

Mary Jane berstatus pidana mati karena kasus narkoba.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Mary Jane Dipindah ke Filipna
FOTO: Ekspresi Mary Jane Dipindah ke Filipna

Ekspresi Mary Jane Veloso saat keluar dari Lapas Pondok Bambu menuju Bandara Soekarno Hatta untuk selanjutnya dipindah ke Filipina

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Pemindahan Mary Jane dari Yogyakarta ke Jakarta Sesuai SOP dan HAM
Pemerintah Klaim Pemindahan Mary Jane dari Yogyakarta ke Jakarta Sesuai SOP dan HAM

Mary Jane dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta sebelum dipulangkan ke Filipina.

Baca Selengkapnya
Terpidana Mati Mary Jane Dipulangkan ke Filipina pada 18 Desember Dini Hari
Terpidana Mati Mary Jane Dipulangkan ke Filipina pada 18 Desember Dini Hari

Mary Jane akan dipulangkan ke Filipina menggunakan pesawat Cebu Airlines.

Baca Selengkapnya
Dipindahkan ke Lapas Perempuan Jakarta, Mary Jane Bawa Lukisan
Dipindahkan ke Lapas Perempuan Jakarta, Mary Jane Bawa Lukisan

Lukisan menggambarkan perjalanan Mary Jane dari awal sampai proses pemulangan ke Filipina.

Baca Selengkapnya
Bakal Dipulangkan ke Filipina, Terpidana Mati Mary Jane Masih Ditahan di Lapas Perempuan Yogyakarta
Bakal Dipulangkan ke Filipina, Terpidana Mati Mary Jane Masih Ditahan di Lapas Perempuan Yogyakarta

Mary Jane hingga saat ini masih berstatus sebagai tahanan di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta.

Baca Selengkapnya