Toserba rasis di Meksiko, tak mau layani muslim dan Obama
Merdeka.com - Toko serba ada (toserba) Mayhill di Meksiko memasang tanda kontroversial di jendelanya selama bertahun-tahun. Tanda khusus tersebut bertuliskan, 'Obama dan orang muslim lainnya tidak diterima di sini'.
"Tanda itu sudah dipasang sejak lama," kata mantan karyawan toko, Marlon McWilliams, seperti dilansir dari laman Independent, Selasa (3/1).
"Bahkan, jika Anda masuk ke sana dan menyinggung perasaan pemilik, Anda tidak bisa masuk ke sana lagi. Dia (pemilik toko) banyak menolak orang," sambungnya.
-
Siapa yang diusir pemilik toko? Pemilik toko makanan di Vietnam ini terlihat begitu marah. Ia bahkan mengusir satu keluarga dari tokonya. Pemilik toko ini tidak gentar mengusir paksa keluarga Israel tersebut.
-
Mengapa orang melakukan diskriminasi? Dari segi psikologi, seseorang yang melakukan sikap diskriminasi, mungkin dipengaruhi oleh faktor sejarah atau masa lalu. Bisa jadi, orang yang melakukan diskriminasi, pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak adil oleh orang lain.
-
Bagaimana pemilik toko usir turis Israel? 'Kami hanya menerima manusia dan hewan. Meskipun hanya kucing dan anjing sekalipun,' ujar pemilik toko. Rupanya, hal itu dipicu dari negara asal keluarga tersebut berasal. Keluarga itu diketahui berasal dari Israel.
-
Kenapa pemilik toko di Vietnam usir turis Israel? Pria Vietnam pemilik toko sangat membenci Israel karena sangat jahat kepada Palestina. 'Dia bilang jika Israel suka kirim bom. Jagain anak-anak kalian, Israel akan kirim bom,' ujar salah seorang turis wanita Israel mengungkapkan apa yang dikatakan oleh si pemilik toko.
-
Kenapa Pesulap Merah membongkar toko? Pesulap Merah adalah orang yang biasa membongkar praktik perdukunan di Indonesia.
-
Siapa yang menjadi korban diskriminasi? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
Selain itu, kata Williams, toko itu juga menjual tisu toilet bermerek Obama dan tulisan lain yang menargetkan Hillary dan Bill Clinton.
Tahun lalu, toko tersebut menjual tanda lain yang bertuliskan 'bunuh Obama' dan beberapa tanda lain yang ditujukan kepada tokoh-tokoh untuk menunjukkan rasisme.
Meski demikian, polisi tidak melakukan penyelidikkan terhadap kejadian ini karena belum ada yang membuat pengaduan. Salah satu pengguna akun media sosial Facebook menyatakan rasa keberatannya terhadap kebijakan di toko tersebut.
"Dengan memasang tanda yang menyatakan bahwa hanya orang-orang tertentu bisa masuk toko, Anda berpartisipasi dalam diskriminasi yang sama padahal kita sudah berusaha sangat keras untuk menghilangkannya sejak beberapa tahun yang lalu," komentar salah satu pengguna.
Selain itu Direktur Komunikasi Nasional Dewan Hubungan Islam-Amerika, Ibrahim Hooper juga menyuarakan hal serupa. Dia mendesak agar pemilik toko tidak lagi memasang tanda itu.
"Semua orang memang memiliki hak untuk kebebasan berbicara. Tetapi bagaimana jika itu hanya berisi hal menyinggung? Kami mendesak pemilik toko agar menghapus tanda demi kepentingan kesusilaan umum dan kesatuan bangsa kita pada saat perpecahan sedang meningkat," kata Hooper.
Sementara itu organisasi CAIR mengatakan ada lebih dari 900 insiden anti-Muslim sejak Donald Trump terpilih sebagai presiden AS, termasuk kepada para muslimah dan masjid-masjid yang kerap menjadi target ancaman. FBI sendiri menemukan ada peningkatan sebesar 67 persen dari tahun 2015.
(mdk/che)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya berjualan, warga negara asing (WNA) tersebut bahkan datang ke Tanah Air menggunakan visa turis.
Baca SelengkapnyaUsai menerbitkan larangan TikTok Shop untuk berjualan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau situasi terbaru Pasar Tanah Abang.
Baca SelengkapnyaSeorang pembeli protes setelah bungkus kemasan McDonald mengganti warna bendera Israel. Begini kisah selengkapnya.
Baca SelengkapnyaBerikut momen pemilik toko di Vietnam usir turis asal Israel.
Baca SelengkapnyaKondisi terkini restoran cepat saji McDonald's dan kedai kopi Starbucks asal Amerika Serikat usai seruan boikot.
Baca SelengkapnyaPemerintah memberi toleransi bagi TikTok Shop untuk tetap berjualan selama satu pekan ke depan dalam platform TikTok.
Baca SelengkapnyaIronisnya, monopoli alur ini dijalankan tanpa disadari oleh pengguna.
Baca SelengkapnyaSempat Diprotes, Festival Makanan Nonhalal di Solo Tetap Berlangsung Tetapi Ditutup Kain Hitam
Baca SelengkapnyaPro kontra TikTok Shop di Indonesia terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaKondisi ini kian diperparah dengan kehadiran TikTok Shop yang menawarkan kepraktisan dan harga produk kecantikan jauh lebih murah dibandingkan pasar offline.
Baca SelengkapnyaTikTok Shop dilarang keras untuk melakukan praktik jual beli dalam platform sosial media.
Baca SelengkapnyaMcDonald's dan Starbucks telah mengalami kampanye boikot yang sebagian besar dilakukan secara spontan dan dilakukan oleh akar rumput.
Baca Selengkapnya