Tradisi mayat jadi santapan burung masih berlaku di Tibet
Merdeka.com - Namanya pemakaman langit. Ini adalah sebuah tradisi pemakaman masih dijalankan di Tibet. Nantinya, tubuh jenazah akan dipotong-potong dan dijadikan santapan burung pemakan bangkai.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (25/7), pemakaman langit adalah praktik penguburan yang dilakukan di Provinsi Qinghai, di Wilayah Tibet, dan di Mongolia Dalam, serta Mongolia.
Sebagian besar masyarakat di Tibet dan Mongolia merupakan penganut ajaran Buddha Vajrayana, yang mengajarkan adanya perpindahan roh atau reinkarnasi.
-
Siapa yang dikubur bersama gigi babi hutan? Menurut para arkeolog, pejabat tersebut dikubur bersama makanan dan harta bendanya, termasuk gigi babi hutan yang dibelah dua, seperti dilansir Live Science.
-
Mengapa sisa bangkai hewan ditemukan? Dr Russel meyakini, temuan sisa bangkai hewan di sejumlah lubang itu adalah bagian dari persembahhan terhadap dewa dan dewi dari masyarakat kala itu sebagai permohonan kesuburan dan panen sukses tanaman.
-
Apa jenis burung hantu yang dibunuh? Proposal ini diajukan sebagai cara untuk melindungi burung hantu tutul utara, spesies asli di Amerika Utara bagian barat yang semakin terancam karena persaingan dengan burung hantu yang lebih besar dan bereproduksi lebih cepat. Meningkatnya jumlah burung hantu invasif juga dapat membahayakan masa depan spesies terkait lainnya, burung hantu tutul California.
-
Siapa yang dimakamkan dengan alat berburu? “Kami sebenarnya telah menemukan sejumlah situs pemakaman. Tapi mungkin yang paling menarik adalah Individu 6. (Mereka) dikubur dengan alat berburu hewan besar yang mencakup ujung proyektil batu, serpihan batu tajam (mungkin untuk menyembelih), kemungkinan pisau batu serpihan, alat pengikis kulit, dan oker merah mungkin untuk penyamakan kulit hewan.“
-
Bagaimana cara dingo dikubur? Dr. Loukas Koungoulos, peneliti utama, mengungkapkan meskipun tidak semua dingoes di kamp diberikan pemakaman, proses pemakaman mereka identik atau hampir identik dengan upacara pemakaman manusia di daerah yang sama.
-
Di mana mumi burung ditemukan? Di dalamnya ada mumi seekor burung yang telah lama mati.
Ini berarti mereka tidak melihat tubuh manusia sebagai suatu kebutuhan untuk dipertahankan, layaknya sebuah bejana kosong, sehingga mereka menghilangkannya melalui pemakaman langit.
Dalam beberapa hari sebelum upacara pemakaman para rahib, yang dikenal sebagai lama, akan melantunkan mantra di sekitar jenazah dan membakar kemenyan. Tubuh jenazah kemudian akan dipotong-potong oleh para biksu, atau lebih umumnya para Rogyapas (pemecah tubuh).
Para pemecah tubuh melakukan tugas itu berdasarkan ajaran Buddha. Proses ini akan membuat kemudahan bagi jiwa yang meninggal terus berlanjut.
Beberapa cerita menjelaskan bagian-bagian tubuh yang tersisa akan ditaruh di Menara Keheningan selama satu tahun, di mana mayat pria dan wanita akan ditempatkan di bagian yang berbeda.
Ketika nantinya hanya tinggal tulang yang tersisa, maka tulang-tulang itu juga akan dipecah-pecahkan dengan palu dan ditumbuk sampai halus, untuk dijadikan makanan bagi burung yang lebih kecil, seperti gagak dan elang.
Fungsi pemakaman langit adalah untuk membuang sisa tubuh manusia melalui kebaikan yakni dengan cara memberikan daging manusia untuk burung pemakan bangkai. Ini lantaran akan menyelamatkan kehidupan binatang-binatang kecil yang kemungkinan akan dijadikan santapan bagi burung pemakan bangkai. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mentawai tak hanya terkenal dengan potensi wisatanya, melainkan juga keunikan budayanya.
Baca SelengkapnyaTana Toraja di Sulawesi Selatan punya beragam kekayaan budaya menarik dan tradisi yang unik.
Baca SelengkapnyaDalam budaya China, diyakini bahwa kemalangan dapat dicegah melalui pelaksanaan tradisi atau ritual tertentu.
Baca SelengkapnyaTarian ini konon dipercaya akan merekatkan koneksi antara keluarga yang ditinggalkan dengan roh yang dipanggil oleh Tuhan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, keberadaan makanan yang satu ini masih lestari. Pasalnya masyarakat masih terus mengonsumsinya hampir setiap hari.
Baca SelengkapnyaHewan-hewan ini dipercaya membawa pertanda kematian.
Baca SelengkapnyaRitual penangkal penyakit dan menolak bala khas Suku Batak ini kembali dilakukan saat Pandemi Covid.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaRitual Ma'nene di Tana Toraja jadi sorotan di media sosial.
Baca SelengkapnyaMakam serupa juga ditemukan di sejumlah wilayah di Timur Tengah berusia 12.000 tahun.
Baca Selengkapnya