Tragedi Halloween Itaewon, Pakar Jelaskan Bedanya Terjepit Kerumunan & Terinjak-Injak
Merdeka.com - Sedikitnya 153 orang meninggal ketika menghadiri perayaan halloween di Itaewon, Korea Selatan. Banyak dari korban meninggal diketahui mengalami serangan jantung.
Tragedi ini adalah bentuk dari "crowd crush" atau "terjepit kerumunan" yang berbeda dengan insiden "stampede" atau "terinjak-injak".
Terjepit kerumunan terjadi ketika orang-orang berada di ruangan terbatas dan terus dorong-mendorong sehingga menyebabkan kerumunan jatuh bersamaan seperti kartu domino.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Apa itu Halloween? Setiap tahun pada tanggal 31 Oktober, Halloween dirayakan oleh masyarakat di berbagai negara. Di tahun ini, perayaan jatuh pada Kamis (31/10/2024). Berawal dari budaya kuno Samhain dari bangsa Celtic, Halloween bertransformasi menjadi hari penuh keceriaan dengan dekorasi khas dan kostum menarik.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa penyebab alami kematian manusia? Kematian karena penyebab alami sangat umum terjadi. Penyebab alami yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kecelakaan atau hal lain yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan eksternal, seperti kecelakaan atau pembunuhan.
-
Kenapa Halloween dirayakan? Halloween berakar dari tradisi Samhain yang berasal dari festival panen bangsa Celtic kuno. Masyarakat Celtic merayakan Tahun Baru mereka pada tanggal 1 November, dan malam sebelum Tahun Baru, yakni 31 Oktober, dirayakan sebagai malam Samhain yang menandai peralihan ke musim dingin.
Saat kerumunan jatuh bersamaan, orang-orang sulit untuk bangun kembali. Badan yang tertekan menyebabkan paru-paru sulit untuk mengembang. Orang-orang yang terjatuh dalam kerumunan akhirnya sulit untuk bernapas.
Sedangkan "stampede" atau "terinjak-injak" adalah keadaan di mana orang-orang masih memiliki ruang untuk berlari. Keadaan "stampede" terjadi ketika banyak orang berlarian tak terkendali untuk melarikan diri dari sesuatu.
Keadaan terjepit kerumunan adalah penyebab terjadinya tragedi halloween Itaewon.
“Saat orang berjuang untuk bangun, lengan dan kaki terpelintir. Pasokan darah mulai berkurang ke otak. Dibutuhkan 30 detik sebelum Anda kehilangan kesadaran, dan sekitar enam menit, Anda mengalami asfiksia kompresif atau restriktif. Itu umumnya penyebab kematian yang dikaitkan – tidak hancur, tetapi mati lemas,” jelas Ketih Still, profesor Universitas Suffolk, Inggris, dikutip dari Aljazeera, Senin (31/10).
Sama seperti yang terjadi pada tragedi halloween Itaewon, pada terjadinya tragedi itu banyak orang-orang berusaha untuk melewati gang sempit.
Para saksi mata melihat orang-orang yang berada di gang sempit itu berusaha untuk keluar dari kerumunan yang menyesakkan. Orang-orang pun saling tumpuk-menumpuk di atas satu sama lain.
“Orang-orang terus mendorong ke gang yang menurun, mengakibatkan orang lain berteriak dan jatuh seperti kartu domino,” jelas seorang saksi kepada kantor berita Yonhap News Agency.
Kejadian lain atas "terjepit kerumunan" juga pernah terjadi pada 1990 lalu ketika 1.440 jemaah meninggal dalam terowongan al-Muaissem saat merayakan Idul Adha.
Tragedi "terjepit kerumunan" juga terjadi di Indonesia pada saat penonton bola di stadion Kanjuruhan, Malang, berjatuhan karena berusaha untuk keluar dari pintu keluar stadion yang sempit. Sedikitnya 134 orang meninggal dalam tragedi Kanjuruhan.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan kertas berisi pesan duka dan penghormatan untuk para korban menghiasi lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaDari 15 korban, dua di antaranya meninggal dunia dan 13 luka-luka.
Baca SelengkapnyaKapolsek Pacet, AKP Amat, membenarkan peristiwa tersebut. Namun dia belum dapat memberikan penjelasan karena masih berada di lapangan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 113 orang tewas dan lebih dari 150 luka-luka dalam musibah kebakaran di pesta pernikahan di Irak.
Baca SelengkapnyaDiduga rem blong, kendaraan itu pun melintas di turunan Karina, Pacet hingga akhirnya menabrak sejumlah motor dan pengunjung.
Baca SelengkapnyaKanitlaka Satlantas Polres Mojokerto Iptu Wihandoko menjelaskan terdapat tiga korban meninggal dunia
Baca SelengkapnyaPara korban luka-luka saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi ditemukan jelaga di saluran pernapasan korban
Baca SelengkapnyaKorban keracunan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit setelah hasil pemeriksaan diharuskan dirujuk.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara terjadi tawuran sebelum ketujuh mayat itu menceburkan diri ke kali
Baca SelengkapnyaSabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca Selengkapnya