Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Trump Dituding Pakai Strategi Ujaran Kebencian Demi Menang Pilpres 2020

Trump Dituding Pakai Strategi Ujaran Kebencian Demi Menang Pilpres 2020 Presiden AS Donald Trump. MANDEL NGAN/AFP

Merdeka.com - Presiden Donald Trump pada hari Minggu kembali dituding rasis dan mempromosikan "agenda kebencian" untuk memenangkan Pilpres 2020 setelah menyerang seorang anggota parlemen kulit hitam dan daerah pemilihannya.

Dalam serangkaian cuitan di Twitter, Trump pada hari Sabtu menyerang Elijah Cummings, anggota kongres dari Demokrat dan dapilnya yaitu kota dengan penduduk kulit hitam di Baltimore, Maryland. Wilayah asal Cummings disebut kota paling kejam karena tingginya tingkat pembunuhan.

Setelah menghina distrik Cummings dengan kalimat "dikerumuni tikus dan hewan pengerat pengacau" di mana tidak akan ada orang yang akan memilih untuk tinggal, Trump bersikeras pada hari Minggu bahwa ia hanya menyampaikan sesuai yang kalimat yang tertulis.

"Tidak ada yang salah dengan mengeluarkan fakta yang sangat jelas bahwa anggota Kongres Elijah Cummings telah melakukan pekerjaan yang sangat buruk untuk distriknya dan Kota Baltimore," kata Trump, tanpa memberikan bukti untuk mendukung klaimnya, dilansir dari laman Alaraby, Selasa (30/7).

Kemudian pada hari itu, ia mengulangi kritiknya terhadap anggota kongres, menyebutnya "rasis" dan berkata, "Pengawasan radikalnya adalah lelucon!" - mengacu ke kepemimpinan Cummings di Komite Pengawasan Dewan, yang telah meluncurkan penyelidikan kebijakan administrasi Trump.

donald trumpAFP

Walikota Baltimore, Bernard "Jack" Young mengatakan pernyataan Trump tersebut tak dapat diterima.

Surat kabar Baltimore Sun menulis editorial yang mengatakan "lebih baik memiliki beberapa hama yang hidup di lingkungan Anda daripada menjadi salah satunya," sementara orang-orang di Twitter mendukung Baltimore dan mengkritik Trump menggunakan tagar #WeAreBaltimore dan #BaltimoreStrong.

Pernyataan Trump mengenai Cummings dan empat perempuan kongres sebelumnya dipandang sebagai daya tarik yang diperhitungkan tetapi berisiko, baik untuk kelompok kerah putih yang tidak puas yang membantunya terpilih pada tahun 2016, dan orang kulit putih lain yang belum memutuskan siapa yang akan didukung dalam pemilihan tahun depan.

Rasis dan Memuakkan

Berbagai komentar Trump dipastikan dapat menimbulkan malapetaka politik. Namun setelah rangkaian cuitan yang menyerang empat anggota parlemen kulit berwarna yang dikenal dengan "The Squad", elektabilitasnya di kalangan Partai Republik naik lima poin menjadi 72 persen dalam jajak pendapat Reuters-Ipsos.

Salah satu anggota parlemen, Rashida Tlaib, mengatakan Trump tidak peduli terhadap negara.

"Lihat, presiden kita memiliki agenda kebencian. Dia tidak punya agenda kebijakan dan itulah yang dia turunkan," kata Tlaib.

Dalam sebuah artikel op-ed untuk The Washington Post pada Jumat malam, 148 orang Afrika-Amerika yang pernah bekerja di bawah mantan presiden Barack Obama menjanjikan dukungan mereka untuk empat anggota parlemen serta semua pihak yang saat ini sedang diserang Trump. Obama, yang jarang berkomentar sejak habis masa jabatannya tahun 2017, me-retweet bagian itu pada hari Sabtu.

Didukung oleh kepemimpinan Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat, Cummings telah menggunakan komite untuk meluncurkan penyelidikan ke dalam administrasi Trump, termasuk kebijakannya mengenai migran tidak berdokumen yang tertangkap di perbatasan dengan Meksiko.

Pejabat Kepala Staf Presiden Mick Mulvaney menyampaikan pada Minggu, serangan Trump terhadap anggota kongres dapat dibenarkan karena Cummings telah mengkritiknya dan mengatakan hal-hal yang tidak benar.

"Saya pikir hak presiden untuk menyatakan bahwa itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan ras," kata Mulvaney kepada Fox News.

Anggota Kongres dari Demokrat menilai pernyataan Trump sangat rasial.

"Presiden, seperti biasanya, atau sering kali, memuakkan dan rasis. Dia menuding tanpa sama sekali tanpa dasar," kata Anggota Kongres Jerry Nadler, ketua Komite Kehakiman DPR.

Nadler mengatakan Trump sedang mencoba mengalihkan perhatian dari penyelidikan kongres terkait campur tangan Rusia dalam Pilpres 2016.

Calon presiden Bernie Sanders menegaskan kembali pernyataannya bahwa Trump adalah seorang rasis: "Itu memalukan dan itulah sebabnya kita akan mengalahkan presiden ini," katanya kepada CNN.

Sanders juga mengatakan dia tidak percaya strategi berbasis SARA Trump akan berhasil karena "orang-orang Amerika mengerti bahwa meski Anda berkulit hitam, berkulit putih, orang Latin, orang Asia Amerika, penduduk asli Amerika, kami membutuhkan agenda yang bermanfaat untuk kita semua."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye
Ini Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye

Ini Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Donald Trump Ditembak Saat Kampanye, Wajah dan Telinganya Berdarah
Detik-Detik Donald Trump Ditembak Saat Kampanye, Wajah dan Telinganya Berdarah

Donald Trump Ditembak Saat Kampanye, Wajah dan Telinganya Berdarah

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Donald Trump Ditembak Sniper Berjarak Ratusan Meter Saat Kampanye di Pennsylvania
FOTO: Momen Donald Trump Ditembak Sniper Berjarak Ratusan Meter Saat Kampanye di Pennsylvania

Aksi penembakan ini menyebabkan Donald Trump tampak berlumuran darah di wajah dan telinganya. Pelaku diduga kuat penembak jitu atau sniper.

Baca Selengkapnya
Potret Trump Pidato Dikelilingi Kaca Anti Peluru, Umbar Ketakutan Sebut Kamala Harris Picu Perang Dunia Ketiga
Potret Trump Pidato Dikelilingi Kaca Anti Peluru, Umbar Ketakutan Sebut Kamala Harris Picu Perang Dunia Ketiga

Pidato Trump saat kampanye di North Carolina dikelilingi kaca anti peluru sebagai perlindungan ganda pasca peristiwa penembakan beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Diungkap FBI! Sosok Pelaku Penembak Donald Trump, Pemuda 20 Tahun
VIDEO: Diungkap FBI! Sosok Pelaku Penembak Donald Trump, Pemuda 20 Tahun

Pelaku seorang laki-laki bernama Thomas Matthew Crooks berusia 20 tahun

Baca Selengkapnya
FOTO: Berdarah Akibat Ditembak, Donald Trump Tetap Berdiri Sampaikan Pidato Politik di Kampanye Pilpres AS
FOTO: Berdarah Akibat Ditembak, Donald Trump Tetap Berdiri Sampaikan Pidato Politik di Kampanye Pilpres AS

Dengan darah berceceran di wajah dan telinganya, Donald Trump tetap berdiri dan mengangkat kepalan tangan. Inilah kata-kata yang diteriakkan Trump.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Sedih Penembakan Donald Trump
VIDEO: Jokowi Sedih Penembakan Donald Trump "Segala Bentuk Kekerasan Tak Dibenarkan!"

Jokowi menegaskan segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Usha Vance, Istri Wapres AS Terpilih JD Vance yang Disebut Trump Cantik dan Hebat dalam Pidato Kemenangan
Ini Sosok Usha Vance, Istri Wapres AS Terpilih JD Vance yang Disebut Trump Cantik dan Hebat dalam Pidato Kemenangan

Trump memberi ucapan selamat kepada wakilnya JD Vance beserta istrinya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Detik-Detik Mengerikan Donald Trump Ditembak saat Kampanye, Ada Darah di Telinga-Pipi
VIDEO: Detik-Detik Mengerikan Donald Trump Ditembak saat Kampanye, Ada Darah di Telinga-Pipi

Ketika Trump berada di depan para pendukungnya, tiba-tiba suara letusan senjata api terdengar

Baca Selengkapnya
Masih Usia Belia, Ini Identitas Pelaku Penembakan Donald Trump Saat Kampanye
Masih Usia Belia, Ini Identitas Pelaku Penembakan Donald Trump Saat Kampanye

Masih Usia Belia, Ini Identitas Pelaku Penembakan Donald Trump Saat Kampanye

Baca Selengkapnya
FOTO: Gaya Elon Musk Jadi Juru Kampanye Donald Trump di Pennsylvania
FOTO: Gaya Elon Musk Jadi Juru Kampanye Donald Trump di Pennsylvania

Ini adalah pertama kalinya Elon Musk hadir di acara kampanye Donald Trump sejak dia mendukung mantan presiden tersebut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Inilah Ekspresi Donald Trump Saat Dipenjara, Tatapannya Tajam dan Wajahnya Cemberut
FOTO: Inilah Ekspresi Donald Trump Saat Dipenjara, Tatapannya Tajam dan Wajahnya Cemberut

Trump mencatatkan sejarah sebagai presiden Amerika Serikat pertama yang menjalani foto sebagai terdakwa atau mugshot.

Baca Selengkapnya