Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Trump: Saya Lebih Keras Terhadap Rusia Daripada Presiden AS Sebelumnya

Trump: Saya Lebih Keras Terhadap Rusia Daripada Presiden AS Sebelumnya Presiden Donald Trump. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat membantah bekerja untuk Rusia dan menyembunyikan pembicaraannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dari pejabat AS. Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengklaim dirinya jauh lebih keras terhadap Rusia dibandingkan presiden sebelumnya, Barack Obama.

Dia juga menyebut tuduhan kolusi dengan negara eks Uni Soviet tersebut sebagai hoaks. Dilansir dari situs The Independent, Senin (14/1), sejumlah politikus senior Demokrat mengatakan bahwa laporan media memunculkan berbagai pertanyaan serius terkait hubungan Trump dengan Putin.

Kecaman Trump terkait pemberitaan hubungannya dengan Putin setelah The New York Times melaporkan bahwa FBI memulai investigasi kontra intelijen pada 2017 terkait apakah Trump secara aktif bekerja untuk kepentingan Moskow. Investigasi ini dimulai setelah Trump memecat Direktur FBI, James Comey. Karena dikhawatirkan tindakan Trump ini kemungkinan menghadirkan ancaman bagi keamanan nasional.

James Comey memimpin investigasi terkait dugaan keterlibatan Rusia pada Pilpres AS 2016 lalu. Badan Intelijen AS menyebut Moskow terlibat dalam kemenangan Trump, namun disangkal Rusia. The New York Times melaporkan penyelidikan kontra-intelijen sebagian dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran terkait perilaku Trump, termasuk komentarnya terkait pemecatan Comey karena penyelidikan Rusia, yang sekarang dipimpin oleh penasihat khusus Robert Mueller.

"Jika Anda bertanya pada rakyat Rusia, saya lebih keras terhadap Rusia daripada yang lain," kata Trump. "Dan kemungkinan ada presiden lain (lebih keras kepada Rusia), tapi tentu saja (saya lebih keras) dari tiga atau empat presiden terakhir," sambungnya.

Klaim Trump ini dipatahkan Senator dari Virginia, Mark Warner. Mark merupakan petinggi Demokrat di Dewan Komite Intelijen. Warner menyampaikan kepada CNN, hampir semua sanksi kepada Rusia bukan dari Gedung Putih, melainkan Kongres. Ini karena kekhawatiran anggota Kongres baik dari Demokrat dan Republik terkait dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres tiga tahun lalu dan aksi Rusia lainnya. Warner menuding Gedung Putih sangat lamban dalam menjatuhkan sanksi.

Pejabat AS yang tak disebutkan namanya mengungkapkan kepada The Washington Post, bahwa tidak ada catatan terperinci dari lima pertemuan langsung Trump dengan Vladimir Putin selama dua tahun terakhir. Trump bersikeras membantah hal tersebut. Dia pun menyebut laporan The Washington Post sangat konyol dan dibuat-buat. Dia pun menuding koran tersebut merupakan pelobi dari perusahaan Amazon milik Jeff Bezos.

"Saya menghadapi semua omong kosong ini, semuanya omong kosong. Tapi saya harus berhati-hati karena ada para pemain kotor. Anda mengangkat investigasi Mueller, Anda mengangkat semua omong kosong ini, tak ada kolusi, tak ada apa-apa (dengan Rusia)," bantahnya.

Politikus senior Demokrat mengatakan laporan tersebut menekankan perlunya undang-undang untuk melindungi penyelidikan Mueller.

"Saat dia mengambil catatan penerjemah dan merusaknya, tak ada yang akan melihat apa yang dibicarakan. Ini memunculkan berbagai pertanyaan serius tentang hubungan presiden dengan Putin," kata Senator Dick Durbin dalam acara ABC's This Week.

"Saya pikir ini mengherankan, sepanjang musim panas ketika investigasi dimulai, kebijakan-kebijakan Vladimir Putin hampir diikuti oleh Donald Trump," kata Mark Warner kepada CNN.

"Saya perlu komitmen yang kuat bahwa dia tidak akan mengizinkan campur tangan apapun dalam investigasi Mueller," kata Senator dari Demokrat, yang juga Anggota Pengadilan, Chris Coons, kepada Fox News Sunday.

"Saya akan bertanya kepada Direktur FBI - apakah investigasi kontra intelijen yang dibuka mengenai presiden sebagai agen potensial Rusia? Saya melihat itu mencengangkan," kata Senator Lindsey Graham kepada Fox News.

Sementara itu Sekretaris Gedung Putih Bidang Media, Sarah Sanders menyampaikan, "Media liberal telah menghabiskan dua tahun berupaya menciptakan skandal kolusi palsu alih-alih melaporkan fakta bahwa Presiden Trump benar-benar keras terhadap Rusia."

Anehnya, Trump mengatakan kepada Fox News bahwa dia tidak pernah meninggalkan Gedung Putih dalam waktu berbulan-bulan, meskipun dia mengaku berangkat ke Texas terkait urusan tembok perbatasan dan terbang ke Irak pada Desember lalu. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga

Baca Selengkapnya
Beredar Putin Umumkan Rusia Dukung Palestina, Begini Fakta Sebenarnya
Beredar Putin Umumkan Rusia Dukung Palestina, Begini Fakta Sebenarnya

Peskov juga memperingatkan bahwa konflik Hamas-Israel berisiko meluas ke wilayah lain.

Baca Selengkapnya
Keberpihakan Rusia di Perang Israel Vs Palestina: Putin Tunjuk Hidung Amerika
Keberpihakan Rusia di Perang Israel Vs Palestina: Putin Tunjuk Hidung Amerika

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.

Baca Selengkapnya
Rusia Bantah Tuduhan FBI yang Sebut Dalang Ancaman Bom di TPS Saat Pemilu AS
Rusia Bantah Tuduhan FBI yang Sebut Dalang Ancaman Bom di TPS Saat Pemilu AS

Sebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.

Baca Selengkapnya
Trump Dinilai Bakal Makin Kuat Dukung Israel di Timur Tengah, Ini Tanda-Tandanya Kata Pengamat
Trump Dinilai Bakal Makin Kuat Dukung Israel di Timur Tengah, Ini Tanda-Tandanya Kata Pengamat

Trump menang Pilpres AS berdasarkan hasil penghitungan suara sementara, mengantong sekitar 51 persen suara.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pengakuan Donald Trump Soal Detik-Detik Pasca Penembakan,
VIDEO: Pengakuan Donald Trump Soal Detik-Detik Pasca Penembakan, "Saya Seharusnya Sudah Mati"

Kedatangan Trump disambut oleh pasukan penerbang USAF di Milwaukee

Baca Selengkapnya
VIDEO Joe Biden Salah Sebut, Perkenalkan Presiden Ukraina dengan Nama 'Putin' di Hadapan Pemimpin NATO, Begini Reaksi Zelensky
VIDEO Joe Biden Salah Sebut, Perkenalkan Presiden Ukraina dengan Nama 'Putin' di Hadapan Pemimpin NATO, Begini Reaksi Zelensky

Kekacauan ini terjadi ketika Biden dan pemimpin 19 negara lainnya berkumpul untuk mengumumkan penandatanganan Perjanjian Ukraina.

Baca Selengkapnya
Tak Main-main, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Ancam Amerika karena Mau Sebar Rudal di Jerman
Tak Main-main, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Ancam Amerika karena Mau Sebar Rudal di Jerman

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Presiden Amerika Joe Biden Salah Sebut Nama Presiden Ukraina Jadi 'Putin'
FOTO: Ekspresi Presiden Amerika Joe Biden Salah Sebut Nama Presiden Ukraina Jadi 'Putin'

Presiden Amerika Serikat Joe Biden salah menyebut nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menjadi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Selengkapnya
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza

Kedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.

Baca Selengkapnya
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat

Putin dan Xi Jinping kompak mengutuk rival mereka Amerika Serikat sebagai penabur kekacauan di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza

Kedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.

Baca Selengkapnya