Trump Sesumbar Bisa Menangkan Perang Afghanistan dalam Sepekan Tanpa Nuklir
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin kembali sesumbar dengan mengatakan AS bisa 'memenangkan' perang Afghanistan dalam waktu 'satu minggu saja' tanpa menggunakan senjata nuklir.
"Seperti yang saya katakan, dan saya akan mengatakannya beberapa kali, dan ini tidak menggunakan nuklir, kita bisa memenangkan perang itu dalam seminggu jika kita mengusahakannya, tapi saya tidak ingin membunuh 10 juta orang," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih ketika bertemu dengan presiden Rumania, seperti dilansir laman Press TV, Rabu (21/8).
"Saya tidak ingin membunuh 10 juta orang Afghanistan, karena hal itu bisa saja terjadi, dan saya tidak ingin melakukan itu," kata Trump tanpa menjelaskan bagaimana dia akan mengakhiri perang 18 tahun AS di Afghanistan.
-
Siapa yang memimpin pasukan Amerika? Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II.
-
Kapan Donald Trump ditembak? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kenapa presiden AS butuh tas koper nuklir? Pada 1950-an Presiden Dwight Eisenhower dan para penasihatnya khawatir Amerika Serikat terlalu rentan akan serangan nuklir dari musuh.
-
Dimana Donald Trump ditembak? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang menembak Donald Trump? Melansir dari The Guardian, Secret Service rupanya langsung menembak mati tersangka penembakan usai menembak ke arah Trump.
-
Siapa yang meramalkan Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
AS menginvasi Afghanistan sejak 2001 sebagai bagian dari apa yang disebut kampanye "perang melawan teror" usai peristiwa serangan teror 11 September 2001.
Namun, sejak AS bercokol di Afghanistan, Taliban justru terus menguat dan semakin menguasai sebagian wilayah Afghanistan.
Negosiasi Taliban masih berlangsung di tengah-tengah klaim AS bahwa Taliban telah berjanji untuk mengakhiri terorisme, mencegah kelompok teror lain menggunakan negara sebagai pangkalan untuk menyerang kepentingan AS, dan bahkan berkomitmen untuk hak-hak perempuan.
Namun Taliban selama ini memiliki rekam jejak perlakuan brutal terhadap warga perempuan di Afghanistan dan sangat menentang perempuan memperoleh pendidikan.
Pernyataan Trump soal memenangkan perang dalam sepekan menarik banyak spekulasi tentang bagaimana dia akan melakukan rencana itu.
"Jika saya ingin memenangkan perang itu, Afghanistan akan menghilang dari muka bumi. Itu akan berakhir dalam secara harafiah, dalam 10 hari."
Pernyataan yang dikatakan Trump mengenai Afghanistan akan "menghilang" dari muka bumi membuat banyak orang bertanya-tanya apakah presiden Amerika itu sedang mempertimbangkan menggunakan nuklir untuk menyelesaikan perang di Afghanistan.Orang-orang Afghanistan menyatakan kekhawatiran dan kemarahan mereka atas pernyataan tersebut. Presiden Afghanistan Ashraf Gani kini tengah mencari "klarifikasi" atas komentar Trump melalui saluran diplomatik.
Namun kemarin Trump juga mengutarakan keraguannya soal mencapai kesepakatan damai dengan Taliban.
"Saya tidak tahu apakah rencana itu bisa saya terima atau tidak," kata dia.
"Mungkin itu tidak akan dapat diterima oleh mereka, tetapi kami sedang berbicara, kami memiliki pembicaraan yang baik, dan kita akan melihat apa yang terjadi," ujar Trump seraya menambahkan, Taliban ingin berhenti memerangi AS.
Saat ini masih ada sekitar 14.000 pasukan AS di Afghanistan. Mereka bertugas menjalankan misi ganda pelatihan, menasihati dan membantu pasukan Afghanistan dalam pertempuran mereka melawan serangan teror yang sebagian besar dilakukan Taliban, dan melakukan operasi kontra-terorisme terhadap kelompok-kelompok teror yang lain di Afghanistan, seperti Al Qaidah dan ISIS.
Reporter Magang: Ellen RiVeren
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Telinga kanan bekas terserempet peluru hanya ditutup perban putih.
Baca SelengkapnyaTrump akan kembali menjabat sebagai presiden AS ke-47.
Baca SelengkapnyaDonald Trump hari ini mendeklarasikan kemenangan di hadapan para pendukungnya di Florida.
Baca SelengkapnyaAgresi Israel di Gaza menjadi salah satu topik yang dibahas dalam debat capres AS.
Baca SelengkapnyaIran Nyatakan Serangan Balasan ke Israel Sudah Berakhir, Ancam Serangan Berikutnya Akan Lebih Dahsyat
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat merupakan mitra strategis yang memiliki hubungan kuat dan beragam.
Baca SelengkapnyaMegawati tak ingin Indonesia berkonflik dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara lainnya.
Baca SelengkapnyaMendag Budi mengaku tak menutup telinga terkait isu akan adanya ancaman potensi penambahan bea masuk usai Trump kembali menjadi Presiden AS.
Baca SelengkapnyaBerikut momen keren Putin skakmat Presiden Kazakstan saat piidato anti nuklir.
Baca SelengkapnyaKedatangan Trump disambut oleh pasukan penerbang USAF di Milwaukee
Baca SelengkapnyaRoket Terakhir Berisi Senjata Kimia Paling Mematikan di Bumi Disebut telah Dihancurkan
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perolehan suara sementara, Donald Trump mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Baca Selengkapnya