Trump Tolak Resolusi Parlemen AS Soal Komentar Rasialnya
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak resolusi yang dikeluarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR AS) untuk mengutuk Trump atas komentarnya yang bernada rasis kepada beberapa legislator perempuan Minggu lalu.
Resolusi DPR AS "mengecam komentar rasis Trump yang telah melegitimasi ketakutan dan kebencian terhadap orang Amerika Baru (New American) dan orang kulit berwarna."
Trump menolak resolusi itu dengan mengatakan dalam sebuah kicauan di Twitter: "Saya tidak memiliki 'latar belakang' rasis dalam tubuh saya," demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (17/7).
-
Siapa yang menolak ancaman Trump? Respon terhadap pernyataan Trump tidak lama datang dari Presiden Panama, Jos Ral Mulino. Ia dengan tegas menegaskan bahwa Terusan Panama adalah milik negara mereka dan menambahkan bahwa kedaulatan Panama tidak dapat dinegosiasikan.
-
Apa yang Trump lakukan dengan TikTok? Trump menjawab dengan memuji penggunaan platform TikTok dalam kampanyenya, namun mengalihkan fokus dari pertanyaan tersebut.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Bagaimana Trump ingin lindungi TikTok? Trump menjawab, 'Saya akan mencoba membuat agar perusahaan lain tidak menjadi monopoli yang lebih besar.'
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Kenapa Trump ingin larang TikTok? Dengan kata lain, mereka memiliki hak untuk melarangnya jika Anda bisa membuktikan bahwa perusahaan China memilikinya.
Dalam sebuah twit, ia juga meminta fraksi Republik di DPR AS untuk tidak "jatuh dalam perangkap partai Demokrat" yang beroposisi.
Sebelumnya, Donald Trump melontarkan kritik yang dituduh bernada rasis kepada beberapa perempuan anggota DPR AS fraksi Demokrat (oposisi) berlatarbelakang kulit berwarna dan imigran-naturalisasi.
Ia mengutarakan agar mereka "bisa hengkang dari AS" dan kembali ke negara asalnya yang "sedari awal merupakan bencana total."
Publik merespons keras komentar Donald Trump, menyebut sang presiden rasis dan xenofobia.
Sidang di DPR dalam rangka menerbitkan resolusi itu berlangsung terpolarisasi. Meski kursi DPR didominasi oleh Demokrat, fraksi Republik menentang keras resolusi itu, menyebutnya sebagai "pelanggaran terhadap tata krama."
Voting akhir tetap meloloskan resolusi, dengan perolehan suara 240-187.
Kendati demikian, empat anggota fraksi Republik diketahui mendukung resolusi.
Mereka adalah Will Hurd dari konstituen Texas (satu-satunya politisi Afrika-Amerika dari Republik), Brian Fitzpatrick dari Pennsylvania, Fred Upton dari Michigan, dan Susan Brooks dari Indiana.
Dalam serangkaian tweet pada Minggu 14 Juli, presiden mengatakan bahwa anggota DPR fraksi Demokrat; Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, Ayanna Pressley dan Rashida Tlaib "awalnya berasal dari negara-negara yang pemerintahannya merupakan bencana total" dan menyarankan mereka harus "kembali."
Trump tidak secara eksplisit menyebut nama para perempuan itu.
Namun, kontekstual kritik menggarisbawahi kritiknya yang ditujukan kepada empat perempuan DPR fraksi Demokrat tersebut, yang populer dikenal sebagai The Squad.
Semuanya adalah warga negara AS. Tiga terlahir di sana dan satu merupakan imigran-naturalisasi sedari kecil.
Di sisi lain, keempat politisi perempuan tersebut telah menepis berbagai permintaan komentar. Mereka menyebutnya sebagai sebuah 'gangguan' dan meminta publik berfokus pada kebijakan ketimbang kata-kata presiden.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Donald Trump bersaing dengan Kamala Harris pada pemilihan presiden yang akan berlangsung November mendatang.
Baca SelengkapnyaBiden resmi mengumumkan mundur dari konstestasi Pilpres AS dan mendukung Kamala Harris. Dia beralasan, ingin fokus pada tugas-tugasnya di sisa masa jabatan.
Baca SelengkapnyaNasib TikTok saat ini tergantung pada keputusan Mahkamah Agung AS, meskipun tidak ada kepastian bahwa pengadilan akan menerima kasus ini untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaMK menolak permohonan uji materi yang meminta agar warga negara yang tidak beragama diakui dalam UU Adminduk.
Baca SelengkapnyaSejumlah merek terkemuka menghentikan iklan di platform X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Baca SelengkapnyaTrump mencatatkan sejarah sebagai presiden Amerika Serikat pertama yang menjalani foto sebagai terdakwa atau mugshot.
Baca SelengkapnyaMantan Presiden AS ini ditembak saat menghadiri kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7).
Baca SelengkapnyaSiapa pun yang menjadi presiden AS, baik Donald Trump atau Kamala Harris, dukungan AS untuk Israel tetap sama.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menolak menanggapi soal putusan MK mengenai persyaratan baru capres dan cawapres
Baca SelengkapnyaTrump memberi ucapan selamat kepada wakilnya JD Vance beserta istrinya.
Baca SelengkapnyaJokowi blak-blakan ada politikus yang memanfaatkan namanya dan mengklaim mendapat restu.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.
Baca Selengkapnya