Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Trump Umumkan Pengobatan Covid-19 dengan Plasma Darah Disetujui

Trump Umumkan Pengobatan Covid-19 dengan Plasma Darah Disetujui Donald Trump. ©2020 REUTERS/Leah Millis

Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu mengumumkan pengesahan darurat plasma pasien sembuh dari Covid-19 untuk mengobati virus corona. Sebelumnya Trump kerap dikritik karena dianggap lamban dalam penanganan pandemi Covid-19.

Pengumuman ini disampaikan beberapa hari setelah pejabat Gedung Putih menduga ada motif politis penundaan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) dalam persetujuan vaksin dan pengobatan virus corona yang dapat memperkecil kesempatan Trump terpilih kembali pada Pemilu nanti.

Pada malam Konvensi Nasional Partai Republik, Trump menerbitkan perintah darurat - yang dapat mempermudah beberapa pasien untuk memperoleh pengobatan - dalam sebuah konferensi pers Minggu malam, menurut pejabat Gedung Putih. Plasma darah, diambil dari pasien yang telah sembuh dari virus corona dan kaya antibodi, mungkin bisa bermanfaat bagi pasien lain yang tengah berjuang dengan penyakit tersebut. Namun buktinya belum meyakinkan seperti bagaimana plasma bekerja dan bagaimana memberikannya kepada pasien.

Orang lain juga bertanya?

Banyak ilmuwan dan dokter percaya plasma dari pasien sembuh mungkin memiliki beberapa manfaat tapi bukan suatu terobosan. Plasma kaya antibodi yang bisa membantu melawan virus corona, tapi buktinya sejauh ini masih belum meyakinkan apakah ampuh, kapan akan diberikan dan berapa dosis yang diperlukan.

"Plasma pasien sembuh dari Covid-19 seharusnya tak dianggap sebagai standar baru pengobatan pasien Covid-19. Data tambahan akan diperoleh dari analisis lain dan uji klinis terkontrol dengan baik yang sedang berlangsung dalam beberapa bulan mendatang," jelas kepala ilmuwan FDA, Denise Hinton dalam sebuah surat yang menjelaskan pengesahan darurat ini, dikutip dari The Times of Israel, Senin (24/8).

Gedung Putih risau dengan langkah persetujuan plasma, tetapi tuduhan kelambanan tanpa bukti terhadap FDA dinilai hanyalah serangan terbaru dari tim Trump terhadap birokrasi "negara bagian".

Kepala staf Gedung Putih, Mark Meadows tidak membahas secara spesifik, tetapi mengatakan bahwa "kami telah melihat sejumlah orang yang tidak seketat yang seharusnya dalam hal menyelesaikannya."

"Presiden ini akan memotong birokrasi," kata Meadows dalam sebuah wawancara "This Week" di ABC.

Awal bulan ini, para peneliti Mayo Clinic melaporkan petunjuk kuat bahwa plasma darah dari penderita Covid-19 membantu pasien yang terinfeksi lainnya pulih. Tapi itu tidak dianggap sebagai bukti.

Lebih dari 70.000 pasien di AS telah diberikan plasma tersebut, pengobatan berusia seabad untuk melawan flu dan campak sebelum ada vaksin. Ini adalah taktik yang tepat ketika penyakit baru muncul, dan sejarah menunjukkan bahwa itu berhasil melawan beberapa infeksi, tetapi tidak semua.

Klinik Mayo melaporkan data awal dari 35.000 pasien virus corona yang diobati dengan plasma, dan mengatakan ada lebih sedikit kematian di antara orang yang diberi plasma dalam tiga hari setelah diagnosis, dan juga di antara mereka yang diberi plasma yang mengandung antibodi pelawan virus tingkat tertinggi.

Tapi itu bukan penelitian formal. Para pasien dirawat dengan cara berbeda di rumah sakit di seluruh negeri sebagai bagian dari program FDA yang dirancang untuk mempercepat akses ke terapi eksperimental.

Kepala FDA, Stephen Hahn, mengatakan Trump tidak berkoordinasi dengannya terkait waktu pengumuman.

Sementara itu, mantan komisaris FDA Dr. Scott Gottlieb membantah tudingan lamban karena alasan politis.

"Saya dengan tegas membantah pendapat mereka akan memperlambat apa pun atau mempercepat apa pun berdasarkan pertimbangan politik apa pun atau pertimbangan apa pun selain yang terbaik untuk kesehatan masyarakat dan rasa misi yang nyata kepada pasien," kata Gottlieb kepada CBS "Face the Nation. ”

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Profil Terawan, Menteri Era Jokowi Kini Jadi Penasihat Khusus Presiden Prabowo
Profil Terawan, Menteri Era Jokowi Kini Jadi Penasihat Khusus Presiden Prabowo

Terawan sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan periode 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Outlook Humas Pemerintah 2024: Polusi Udara & Pelayanan Kesehatan Bakal jadi Isu Paling Banyak Dibahas
Outlook Humas Pemerintah 2024: Polusi Udara & Pelayanan Kesehatan Bakal jadi Isu Paling Banyak Dibahas

Pengumpulan data primer dengan pendekatan analisis wacana melalui analisis data kuantitatif media monitoring Humas BKPK dan NoLimit.

Baca Selengkapnya
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia

Presiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Tujuan Transfusi Darah Putih, Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya
Tujuan Transfusi Darah Putih, Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya

Transfusi darah putih adalah prosedur medis yang melibatkan pemberian sel darah putih dari donor ke penerima untuk mengatasi defisiensi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Siap Jadi 'Endorse' Agar Penderita TBC Minum Obat
Jokowi Siap Jadi 'Endorse' Agar Penderita TBC Minum Obat

Presiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat.

Baca Selengkapnya
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong

Calon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat

Metode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tugas Jenderal Dokter Terawan Enggak Main-Main dari Prabowo, Dulu Didepak Jokowi dari Kabinet
VIDEO: Tugas Jenderal Dokter Terawan Enggak Main-Main dari Prabowo, Dulu Didepak Jokowi dari Kabinet

Terawan Agus Putranto menjadi Penasihat Khusus Presiden di bidang kesehatan

Baca Selengkapnya