Tujuh Warga Inggris Penerima Vaksin AstraZeneca Meninggal karena Penggumpalan Darah
Merdeka.com - Pada Sabtu, regulator kesehatan Inggris menyampaikan dari 30 orang yang mengalami penggumpalan darah setelah menerima vaksin Oxford-AstraZeneca, tujuh orang meninggal dunia. Hal ini disampaikan Badan Pengawas Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke AFP.
Saat mengumumkan 30 kasus penggumpalan darah pada Jumat, MHRA mengatakan “manfaat vaksin Covid-19 lebih besar dari risikonya” dan mendesak masyarakat tetap mau divaksinasi.
Sampai 24 Maret, ditemukan 22 laporan trombosis sinus vena serebral (CVST) dan delapan kejadian trombosis lainnya dengan trombosit rendah.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Siapa korban KDRT? Bagaimana tidak, seorang gadis di Sulawesi Utara menjadi korban KDRT oleh sang suami.
“Risiko mengalami jenis pembekuan darah khusus ini sangat kecil,” jelas MHRA, dilansir France 24, Minggu (4/4).
“Jumlah dan sifat dugaan reaksi merugikan yang dilaporkan sejauh ini tidak biasa dibandingkan dengan jenis lain dari vaksin yang digunakan secara rutin,” jelas pernyataan online MHRA pada 2 April.
Namun tidak ada laporan kasus serupa untuk vaksin Pfizer / BioNTech.
Pada Jumat, Belanda menjadi negara terbaru di Eropa yang menghentikan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca untuk orang-orang di bawah usia 60 tahun di tengah kekhawatiran terkait dengan pembekuan darah yang langka.
Langkah itu dilakukan setelah lima kasus penggumpalan darah ditemukan pada perempuan berusia antara 25 dan 65 tahun, salah satunya meninggal.
Jerman juga mengambil keputusan yang sama awal pekan ini.
Badan Pengawas Obat Eropa (EMA), yang sebelumnya mengumumkan vaksin AstraZeneca aman, diperkirakan akan mengumumkan pedoman barunya terkait isu ini pada 7 April.
Pada Rabu, EMA kembali menyampaikan pihaknya meyakini vaksin aman dan para ahli tidak menemukan faktor risiko khusus seperti usia, jenis kelamin atau riwayat medis.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaDua dari tiga orang korban meninggal tersebut diketahui merupakan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK).
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca Selengkapnya