Turis di Singapura kembali digetok, rawat kuku kena Rp 12 juta
Merdeka.com - Lagi-lagi turis asing di Singapura kena getok toko nakal. Setelah bulan lalu kios ponsel di Mal Sim Lim mengakali warga Vietnam dan China yang belanja dengan ongkos garansi mencekik leher, kini giliran salon spa di Mal Marina Square kedapatan mengenakan tagihan perawatan kuku (manicure) luar biasa mahal.
Korbannya adalah pasangan turis asal Bahrain. Mereka bersantai sambil dirawat kukunya di Quiche Nail Spa. Betapa terkejutnya mereka, setelah perawatan selesai, tagihan mencapai 1,259 Dolar Singapura atau setara Rp 12 juta.
Padahal, pelayan di spa itu menyatakan paket perawatan kuku cuma senilai 128 Dolar Singapura per orang. Sang korban bernama Michelle Ong dan suaminya Ali Hasan Aldhaen asal Bahrain, merasa dikibuli. Bahkan biaya manicure di Hotel tempat mereka menginap di Sentosa cuma 75 Dolar Singapura.
-
Apa yang membuat pengunjung kecewa di Pantai Tanjung Kait? Menurut pemilik akun TikTok tersebut, hal yang membuat kecewa adalah biaya retribusi yang terlampau besar. "Gua kecewa, kenapa retribusinya itu besar banget gitu lo, gua mau main ke Tanjung Kait untuk Rp40 ribu satu mobil menurut gua besar guys, itu gua nggak tau bayar parkir mobilnya gimana, berapa duit gitu," katanya.
-
Kenapa MUA ini merasa sedih? Ia pun turut merasakan kesedihan yang mendalam. Meski mendiang tidak bisa hadir di acara wisudanya, Ia tetap memberikan selamat atas kelulusannya kepada mendiang.
-
Apa yang membuat orang merasa kecewa? 'Kekecewaan terbesar adalah saat orang yang kita cintai menjadi sumber kekecewaan itu sendiri.'
-
Apa yang terjadi pada klien MUA? Di mana memberitakan bahwa ada seorang mahasiswi UNNES meninggal dunia dalam kecelakaan di Tanjakan Trangkil.
-
Mengapa orang merasa kecewa? Kecewa adalah puncak dari kemarahan yang sudah tidak bisa lagi dilampiaskan melalui emosi yang meluap-luap.
-
Siapa yang merasa sakit hati? Ruben mengaku bahwa konflik ini sangat mendalam dan membuatnya merasa sakit hati.
"Dengan biaya semahal itu, seharusnya kuku saya dilapisi emas," kata Ong seperti dilansir The Real Singapore, Selasa (16/12).
Keduanya tidak langsung sadar kena getok, soalnya mereka membayar dengan Dinar Bahrain. Keesokan harinya setelah lebih jeli membaca tagihan, Ong sadar kalau biaya manicure mereka keterlaluan mahalnya.
Saat didatangi, pengelola Quinche Spa menolak disebut sengaja menggetok. "Mereka bilang itu ongkos yang wajar karena spa tersebut adalah tempat perawatan kuku premium," kata Ong.
Beberapa saat berdebat, Ong dan suaminya cuma mendapat ganti rugi 140 Dolar Singapura.
Pengalaman serupa di Salon Quinche rupanya dialami Charlie, warga asli Singapura. Selesai dirawat kuku, dia dan istri harus membayar 371 Dolar Singapura, melebihi harga di tabel senilai 148 Dolar Singapura.
"Pelayan bilang istri saya setuju mendapat tambahan layanan dengan biaya ekstra. Saat saya tanya, istri saya bersumpah tidak menyetujuinya," kata Charlie.
Netizen Singapura kembali mengecam ulah toko nakal tersebut. Perilaku semacam ini dianggap bakal menyurutkan minat turis bertandang ke Negara Kota yang terkenal sebagai surga belanja tersebut.
Ali ogah memperpanjang masalah dengan Salon Quinche. Dia mendengar Badan Perlindungan Konsumen Singapura (CASE) justru tak responsif pada keluhan turis. Ali berharap pengusaha di Singapura bisa menghentikan kebiasaan buruk beberapa rekan mereka.
"Jangan sampai kejadian yang menimpa kami terulang supaya reputasi Singapura tidak ternoda. Tarif manicure kami itu setara gaji pegawai sebulan," kata pria 45 tahun itu. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penarikan retribusi dilakukan di dua lokasi menuju Pantai Tanjung Kait.
Baca SelengkapnyaUpaya peninjauan kembali di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait besaran pajak spa dan klasifikasinya ke jasa hiburan, diharapkan merevisi besaran tarif pajak spa.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini, angka kunjungan wisman Singapura ke Kepri menunjukkan tren penurunan cukup drastis imbas tiket kapal feri mahal.
Baca SelengkapnyaPengusaha menilai kenaikan itu tergesa-gesa. Padahal Bali saja bangkit usai pandemi.
Baca SelengkapnyaWanita menyebut harga makanan dan minuman di warung ini tak masuk akal.
Baca SelengkapnyaPemilik Ria Beauty, Rina Agustina, menolak tudingan yang menyebutnya sebagai dokter kecantikan abal-abal.
Baca SelengkapnyaDalam penggerebekan spa tersebut seorang manajer dari spa itu sudah ditetapkan menjadi tersangka
Baca SelengkapnyaTuris asal Australia bernama Monique Sutherland, harus membayar denda sebesar AUD1.500 atau sekitar Rp15,2 juta, gara-gara paspornya kotor.
Baca SelengkapnyaMenanggapi ini, Dinas Pariwisata dan Satpol PP Kabupaten Buleleng, Bali, sudah mendatangi Air Terjun Sekumpul.
Baca SelengkapnyaPemilik akun Instagram @missrtii membagikan pengalaman kurang menyenangkannya saat di Bali.
Baca SelengkapnyaHal itu terungkap setelah pemiliknya, Ria Agustina dan karyawannya inisial DNJ (58) ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPHRI Bali akan memperjuangkan agar para pengusaha SPA di Bali tetap eksis.
Baca Selengkapnya