Turki sebut pembunuhan Khashoggi diperintahkan penguasa Saudi, tapi bukan Raja Salman
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu yakin pembunuhan terhadap wartawan Jamal Khashoggi dilakukan atas perintah penguasa Arab Saudi. Cavusoglu merujuk kepada tim rahasia berjumlah 15 orang Saudi yang terbang ke Turki sebelum pembunuhan dilakukan.
"Tim yang terdiri dari 15 orang ini tidak datang ke Turki sendiri. Mereka datang atas perintah. Tanpa perintah dan izin, 15 orang ini tidak akan datang dari Saudi ke Turki untuk membunuh warganya," kata Cavusoglu dikutip dari Channel News Asia, Selasa (6/11).
Namun demikian, Cavusoglu tidak menyatakan perintah itu datang dari Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud.
-
Bagaimana Raja berkomunikasi? Raja merupakan salah satu anak dengan kebutuhan khusus, yaitu mengalami gangguan pendengaran. Meskipun demikian, ia memiliki kemampuan untuk membaca gerakan bibir orang lain, yang memungkinkannya berkomunikasi dengan efektif.
-
Siapa yang memimpin Arab Saudi saat embargo minyak terjadi? Embargo minyak dilakukan oleh Pemimpin Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud pada negara-negara pendukung Israel.
-
Bagaimana Khalifah berinteraksi dengan Kapolri? Bahkan beberapa kali, Khalifah nampak terlibat perbincangan singkat yang akrab dengan sang Polri-1 itu.
-
Apa yang disampaikan Menaker kepada PMI di Arab Saudi? Menteri Ketengakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah kembali menemui Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sela-sela kunjungan kerjanya di Arab Saudi. Kompetensi itu menjadi salah satu ukuran agar tenaga kerja kita bisa diterima di luar negeri,“ ucap Menaker di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (25/8) malam.
-
Siapa bek kanan Arab Saudi? Salah satunya adalah adu tangguh bek kanan kedua tim, antara Asnawi Mangkualam dan Saud Abdulhamid.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
"Presiden Recep Tayyip Erdogan telah berbicara dengan Raja Salman dua kali setelah peristiwa pembunuhan itu, saya yakin raja tidak memberi perintah untuk membunuh seseorang," ungkap Cavusoglu.
Cavusoglu menambahkan bahwa apa yang terjadi beberapa pekan lalu sepenuhnya merupakan tanggung jawab pihak Saudi. Negara tersebut wajib memberi tahu Turki bagaimana pembunuhan Khashoggi dilakukan, dan apa yang terjadi pada mayatnya.
"Saya pikir adalah tanggung jawab Saudi untuk mencari tahu apa yang terjadi pada mayat Khashoggi dan memberi tahu kami tentang hal itu, karena ke-15 orang yang tergabung dalam tim tersebut masih ada di negara itu," katanya.
Sebagaimana diketahui, Erdogan telah berulang kali menuntut lebih banyak informasi dari Saudi dan meminta pejabat Saudi untuk mengungkapkan identitas ke-15 orang diduga kuat terlibat dalam pembunuhan Khashoggo.
Namun, pihak Saudi masih berusaha menutupi kejahatan tersebut. Meskipun pejabat Turki dan Saudi telah melakukan inspeksi gabungan terhadap kantor konsulat dan tempat tinggal pejabat konsulat.
Khashoggi merupakan wartawan surat kabar Amerika Serikat Washington Post yang kerap menyuarakan kritik terhadap pemerintah Saudi. Dia terakhir kali terlihat memasuki kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki, untuk mengurus dokumen pernikahan. Namun sejak saat itu, dia tak pernah terlihat lagi.
Pihak berwenang Turki yakin bahwa Khashoggi telah dibunuh di kantor konsulat tersebut dan mayatnya dimutilasi. Awalnya, pihak Saudi enggan mengakui fakta tersebut, namun kemudian negara tersebut meralatnya dan mengakui bahwa Khashoggi meninggal karena terlibat pertikaian.
Sejauh ini, Saudi telah menahan 18 orang dan memecat lima pejabat senior pemerintah sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian Khashoggi.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemalsuan tanda tangan ini diduga dilakukan terkait persetujuan pengerahan pasukan darat ke Yaman untuk memerangi Houthi.
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaErdogan menyampaikan kecamannya saat menghadiri demo bela Palestina di Istanbul.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dua mantan personel tersebut terjadi atas laporan berbagai kejahatan militer pada September 2017.
Baca SelengkapnyaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam Swedia atas tindakan pembakaran Alquran di depan masjid pada hari raya Iduladha.
Baca SelengkapnyaPuter Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya menyatakan Israel pelaku genosida di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaKisah Raja Arab Saudi pro-Palestina yang meninggal karena ditembak oleh keponakannya sendiri.
Baca SelengkapnyaTak ada Raja Arab Saudi yang seberani ini saat menghadapi Israel dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPara pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Baca SelengkapnyaAS menyatakan siap pasang badan untuk Israel jika Iran membalas.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menghukum mati seorang kritikus pemerintah yang mengungkap dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka dilaporkan telah berhasil diamankan aparat. Mereka diduga terafiliasi dengan ISIS.
Baca Selengkapnya