Twitter, Facebook Tuding China Galang Kampanye Mencela Demonstran Hong Kong
Merdeka.com - Jejaring sosial Twitter dan Facebook menuding pemerintah China turut mendukung kampanye media sosial untuk mencela gerakan pro-demokrasi Hong Kong dan menebar perselisihan politik di kota itu.
Dilansir dari laman AFP, Selasa (20/8), kedua perusahaan raksasa teknologi Amerika itu mengumumkan pada Senin kemarin mereka telah menutup hampir 1.000 akun pengguna aktif yang terkait dengan kampanye mencela demonstran Hong Kong, sementara Twitter mengatakan telah menonaktifkan 200.000 lebih akun.
"Akun-akun ini sengaja dan secara khusus berusaha menabur perselisihan politik di Hong Kong, termasuk merusak legitimasi dan posisi politik gerakan protes di lapangan," kata Twitter, merujuk pada akun aktif yang ditutupnya (20/8).
-
Siapa yang mendukung blokir TikTok di Amerika Serikat? Mayoritas orang tua di AS mendukung langkah ini sebagai upaya untuk melindungi anak-anak mereka dari pengaruh negatif serta ancaman yang ada di dunia maya.
-
Siapa saja yang terkena PHK massal di perusahaan teknologi? Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
-
Apa dampak dari blokir TikTok di Amerika Serikat? Pemblokiran TikTok di Amerika Serikat akan memiliki dampak yang signifikan, baik dari segi ekonomi maupun sosial.
-
Apa alasan Amerika Serikat blokir TikTok? Di Amerika Serikat, penggunaan TikTok di perangkat pemerintah federal telah diblokir dengan alasan keamanan siber. Terdapat kekhawatiran bahwa TikTok dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Tiongkok untuk melakukan pengawasan terhadap warga AS.
-
Kenapa Amerika Serikat ingin blokir TikTok? Pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan bahwa TikTok berpotensi menjadi ancaman bagi keamanan nasional, terutama karena hubungannya dengan perusahaan induk asal Tiongkok, ByteDance.
-
Siapa saja yang kena PHK di perusahaan teknologi? Tidak hanya perusahaan kecil, raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, dan Google juga terus mengurangi jumlah karyawan mereka tahun ini, meskipun telah mengumumkan PHK massal tahun lalu.
Facebook mengatakan sejumlah unggahan pada laman Facebook dari akun yang ditutup membandingkan aksi protes Hong Kong dengan kelompok militan ISIS, menyebut pendemo 'kecoa' dan menuduh mereka merencanakan untuk membunuh orang dengan menggunakan katapel.
Pemerintah China telah memberi peringatan bahwa mereka siap untuk mengerahkan pasukan untuk menghadapi hampir tiga bulan kerusuhan yang terjadi, dan menyamakan demonstran dengan sebutan "teroris".
Namun mereka secara terbuka telah meninggalkan para pemimpin kota dan kepolisian kota untuk mencoba dan menyelesaikan krisis.
Menurut Twitter dan Facebook, di luar dunia maya pemerintah China berusaha mempengaruhi opini publik tentang Hong Kong.
"Kami mengungkap operasi informasi yang didukung negara (China), terutama gerakan protes dan seruan mereka untuk perubahan politik," kata Twitter.
Media sosial itu juga telah menutup 936 akun yang berasal dari China yang menyebarkan informasi salah.
"Kami punya bukti kuat yang menyatakan ini adalah operasi yang didukung oleh negara," kata Twitter.
Twitter dan Facebook selama ini dilarang di China. Kebijakan itu bagian upaya sensor dari negara.
Karena adanya larangan itu, banyak akun palsu mengakses Internet menggunakan "jaringan pribadi virtual" atau VPN yang bisa menyembunyikan lokasi pengguna, kata Twitter.
"Namun, beberapa akun mengakses Twitter dari alamat IP tertentu yang tidak diblokir yang berasal dari China daratan," ujar Twitter.
Facebook mengatakan telah bertindak atas petunjuk dari Twitter, menghapus sebanyak tujuh halaman, tiga grup, dan lima akun Facebook yang memiliki sekitar 15.500 pengikut.
"Meski orang-orang di balik kegiatan ini berusaha menyembunyikan identitas mereka, penyelidikan kami menemukan tautan ke orang-orang yang terkait dengan pemerintah China," kata Facebook.
Reporter Magang: Ellen Riveren
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah data menyoroti peningkatan moderasi konten di bawah kepemimpinan Elon Musk, meskipun platform tersebut mengklaim mendukung kebebasan berbicara.
Baca SelengkapnyaMulai 19 Januari 2025, TikTok berpotensi diblokir di Amerika Serikat karena alasan keamanan nasional. Apa konsekuensinya bagi para penggunanya?
Baca SelengkapnyaTokopedia akhirnya buka suara terkait kabar 450 karyawannya di PHK.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengaku sudah meminta penjelasan kepada manajemen Tokopedia.
Baca SelengkapnyaPenghapusan ini dilakukan di China. Pemerintah negara itu meminta Apple "memblokir" dua aplikasi tersebut di App Store-nya.
Baca SelengkapnyaBahkan, IBM, Apple, dan Disney, yang menghentikan kampanye iklan mereka pada platform X minggu lalu.
Baca SelengkapnyaKominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.
Baca SelengkapnyaElon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKomdigi juga merekomendasikan sejumlah grup yang mempromosikan judi online di berbagai platform pesan instan dan media sosial segera ditutup.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaJumlah ini terhitung sejak 20 Oktober 2024 hingga 5 November 2024 pukul 06.00 WIB.
Baca SelengkapnyaInformasi ini berdasarkan laporan dari Bloomberg dan Tech in Asia.
Baca Selengkapnya