Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Twitter, Facebook Tuding China Galang Kampanye Mencela Demonstran Hong Kong

Twitter, Facebook Tuding China Galang Kampanye Mencela Demonstran Hong Kong Aksi demo di Hong Kong. ©AFP/HECTOR RETAMAL

Merdeka.com - Jejaring sosial Twitter dan Facebook menuding pemerintah China turut mendukung kampanye media sosial untuk mencela gerakan pro-demokrasi Hong Kong dan menebar perselisihan politik di kota itu.

Dilansir dari laman AFP, Selasa (20/8), kedua perusahaan raksasa teknologi Amerika itu mengumumkan pada Senin kemarin mereka telah menutup hampir 1.000 akun pengguna aktif yang terkait dengan kampanye mencela demonstran Hong Kong, sementara Twitter mengatakan telah menonaktifkan 200.000 lebih akun.

"Akun-akun ini sengaja dan secara khusus berusaha menabur perselisihan politik di Hong Kong, termasuk merusak legitimasi dan posisi politik gerakan protes di lapangan," kata Twitter, merujuk pada akun aktif yang ditutupnya (20/8).

Facebook mengatakan sejumlah unggahan pada laman Facebook dari akun yang ditutup membandingkan aksi protes Hong Kong dengan kelompok militan ISIS, menyebut pendemo 'kecoa' dan menuduh mereka merencanakan untuk membunuh orang dengan menggunakan katapel.

Pemerintah China telah memberi peringatan bahwa mereka siap untuk mengerahkan pasukan untuk menghadapi hampir tiga bulan kerusuhan yang terjadi, dan menyamakan demonstran dengan sebutan "teroris".

Namun mereka secara terbuka telah meninggalkan para pemimpin kota dan kepolisian kota untuk mencoba dan menyelesaikan krisis.

Menurut Twitter dan Facebook, di luar dunia maya pemerintah China berusaha mempengaruhi opini publik tentang Hong Kong.

"Kami mengungkap operasi informasi yang didukung negara (China), terutama gerakan protes dan seruan mereka untuk perubahan politik," kata Twitter.

Media sosial itu juga telah menutup 936 akun yang berasal dari China yang menyebarkan informasi salah.

"Kami punya bukti kuat yang menyatakan ini adalah operasi yang didukung oleh negara," kata Twitter.

Twitter dan Facebook selama ini dilarang di China. Kebijakan itu bagian upaya sensor dari negara.

Karena adanya larangan itu, banyak akun palsu mengakses Internet menggunakan "jaringan pribadi virtual" atau VPN yang bisa menyembunyikan lokasi pengguna, kata Twitter.

"Namun, beberapa akun mengakses Twitter dari alamat IP tertentu yang tidak diblokir yang berasal dari China daratan," ujar Twitter.

Facebook mengatakan telah bertindak atas petunjuk dari Twitter, menghapus sebanyak tujuh halaman, tiga grup, dan lima akun Facebook yang memiliki sekitar 15.500 pengikut.

"Meski orang-orang di balik kegiatan ini berusaha menyembunyikan identitas mereka, penyelidikan kami menemukan tautan ke orang-orang yang terkait dengan pemerintah China," kata Facebook.

Reporter Magang: Ellen Riveren

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Elon Musk Cuma ‘Omon-omon’, Bilang Pengguna X Bebas Bicara Apa Saja, Faktanya Banyak Akun yang ‘Dipenjara’
Elon Musk Cuma ‘Omon-omon’, Bilang Pengguna X Bebas Bicara Apa Saja, Faktanya Banyak Akun yang ‘Dipenjara’

Sebuah data menyoroti peningkatan moderasi konten di bawah kepemimpinan Elon Musk, meskipun platform tersebut mengklaim mendukung kebebasan berbicara.

Baca Selengkapnya
TikTok Diblokir di AS, Mayoritas Orang Tua Setuju demi Lindungi Anak
TikTok Diblokir di AS, Mayoritas Orang Tua Setuju demi Lindungi Anak

Mulai 19 Januari 2025, TikTok berpotensi diblokir di Amerika Serikat karena alasan keamanan nasional. Apa konsekuensinya bagi para penggunanya?

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap Tokopedia PHK 450 Karyawan setelah Dibeli TikTok
Penjelasan Lengkap Tokopedia PHK 450 Karyawan setelah Dibeli TikTok

Tokopedia akhirnya buka suara terkait kabar 450 karyawannya di PHK.

Baca Selengkapnya
Ini Hal Dikhawatirkan Setelah PHK Besar-besaran di Tokopedia
Ini Hal Dikhawatirkan Setelah PHK Besar-besaran di Tokopedia

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengaku sudah meminta penjelasan kepada manajemen Tokopedia.

Baca Selengkapnya
Apple Hapus WhatsApp dan Threads di App Store
Apple Hapus WhatsApp dan Threads di App Store

Penghapusan ini dilakukan di China. Pemerintah negara itu meminta Apple "memblokir" dua aplikasi tersebut di App Store-nya.

Baca Selengkapnya
Khawatir dengan Perilaku Elon Musk, Platform X Ambruk Ditinggal Pengiklan
Khawatir dengan Perilaku Elon Musk, Platform X Ambruk Ditinggal Pengiklan

Bahkan, IBM, Apple, dan Disney, yang menghentikan kampanye iklan mereka pada platform X minggu lalu.

Baca Selengkapnya
Gandeng TNI dan BNPT, Kominfo Blokir 174 Akun Radikalisme
Gandeng TNI dan BNPT, Kominfo Blokir 174 Akun Radikalisme

Kominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.

Baca Selengkapnya
X dan Elon Musk Dituding Biang Penyebaran Hoaks Pemilu AS
X dan Elon Musk Dituding Biang Penyebaran Hoaks Pemilu AS

Elon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Punya Puluhan Ribu Pengikut, Tiga Akun Medsos Promosikan Judi Online Ini Ditutup Komdigi
Punya Puluhan Ribu Pengikut, Tiga Akun Medsos Promosikan Judi Online Ini Ditutup Komdigi

Komdigi juga merekomendasikan sejumlah grup yang mempromosikan judi online di berbagai platform pesan instan dan media sosial segera ditutup.

Baca Selengkapnya
Taiwan Tuding China Lumbung Hacker, Biang Kerok Peretasan di Seluruh Dunia
Taiwan Tuding China Lumbung Hacker, Biang Kerok Peretasan di Seluruh Dunia

Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
14.238 Konten Judi Online Diblokir Komdigi Per Hari
14.238 Konten Judi Online Diblokir Komdigi Per Hari

Jumlah ini terhitung sejak 20 Oktober 2024 hingga 5 November 2024 pukul 06.00 WIB.

Baca Selengkapnya
Tokopedia Dikabarkan akan PHK 450 Karyawan
Tokopedia Dikabarkan akan PHK 450 Karyawan

Informasi ini berdasarkan laporan dari Bloomberg dan Tech in Asia.

Baca Selengkapnya