Twitter Tutup Permanen Akun Donald Trump
Merdeka.com - Twitter menutup permanen akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kata perusahaan jejaring sosial itu hari ini.
"Setelah mengamati kicauan dari akun @realDonaldTrump dan konteks yang dibahasnya kami secara permanen menutup akun tersebut demi menghindari risiko penghasutan kekerasan," kata Twitter, seperti dilansir laman CNN, Sabtu (9/1).
"Dalam konteks peristiwa mencemaskan pekan ini, kami sudah menegaskan pada Rabu lalu, pelanggaran selanjutnya terhadap Aturan Twitter bisa menyebabkan diambilnya keputusan ini."
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Apa batasan Twitter yang Elon buat? Dalam tweetnya yang dilansir dari BBC, Minggu (2/7), Elon mengatakan pengguna tak terverifikasi (atau tak berbayar) hanya bisa membaca 600 cuitan perhari dan kemudian ditambah menjadi 800 kicauan.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kapan Trump gugat pendiri Truth Social? Dilansir dari Gizmodo, Kamis (4/4), gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Apa yang digugat dari TikTok? Keluarga-keluarga ini mengambil langkah hukum secara kolektif di pengadilan Crteil, dan Boutron-Marmion menyatakan bahwa ini merupakan kasus kelompok pertama di Eropa.
-
Kenapa Trump gugat pendiri Truth Social? Gugatan itu mengklaim bahwa para pendiri telah menyebabkan kerugian pada nilai perusahaan dengan mengganggu operasi bisnis dan proses go public.
Keputusan Twitter ini diambil menyusul dua kicauan Trump kemarin yang menjadi cuitan terakhirnya. Cuitan Trump itu melanggar kebijakan perusahaan dan menggaungkan kekerasan, kata Twitter.
"Dua cuitan ini harus dibaca dalam konteks yang lebih luas dari apa yang terjadi di negara ini dan pernyataan Presiden bisa dipahami oleh pembaca yang berbeda, termasuk menghasut kekerasan, seperti yang sudah sering dilakukan akun ini dalam beberapa pekan terakhir."
Cuitan pertama Trump itu berisi soal para pendukung Trump.
"75.000.000 Patriot Amerika yang memilih saya, AMERICA DULUAN, BIKIN AMERIKA HEBAT LAGI, kita punya suara yang panjang di masa depan. Mereka tidak akan lagi direndahkan atau diperlakukan tidak adil, bergabung atau bergeraklah!!!"
Cuitan kedua Trump berisi rencana tidak akan menghadiri pelantikan Joe Biden.
"Bagi siapa pun yang bertanya, saya tidak akan datang ke Pelantikan pada 20 Januari."
Target kekerasan
Twitter mengatakan cuitan soal pelantikan itu bisa dipandang sebagai pernyataan yang menyebut pemilu tidak sah. Atau bisa juga dikatakan cuitan itu bisa dianggap seperti yang Trump katakan, bahwa pelantikan bisa menjadi target kekerasan yang aman karena tidak tidak akan hadir di acara itu.
Pernyataan Trump soal patriot Amerika menandakan dia "berencana untuk tetap mendukung, mendorong, dan melindungi mereka yang percaya dia menang pemilu," kata Twitter.
Twitter melarang akun @realDonaldTrump, bukan pribadi Presiden Donald Trump.
Twitter akan menjaga kebijakan ini untuk memastikan Presiden Donald Trump tidak menghindar dari penutupan akun ini, kata Twitter kepada CNN.
"Jika ada akun lain yang dipakai dengan tujuan untuk menghindari penutupan ini, maka akun itu juga akan ditutup," kata pernyataan Twitter.
"Untuk akun pemerintah seperti @POTUS dan @WhiteHouse, tidak akan dilarang tapi akan dibatasi. Meski demikian kedua akun itu akan beralih pemegangnya karena pemerintahan baru dan tidak akan ditutup oleh Twitter kecuali membahayakan kehidupan nyata."
Kebijakan Twitter ini juga melarang Trump meminta pihak ketiga menjalankan akun Twitter atas nama dirinya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah data menyoroti peningkatan moderasi konten di bawah kepemimpinan Elon Musk, meskipun platform tersebut mengklaim mendukung kebebasan berbicara.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini hanya sementara karena ada yang tidak beres dalam penggunaan data Twitter.
Baca SelengkapnyaDi tengah pendapatan minus, pencabutan larangan iklan politik jadi opsi Elon Musk.
Baca SelengkapnyaTernyata, ngomongin bos lewat media sosial adalah tindakan yang melanggar hukum, begini penjelasannya dari pengacara terkenal.
Baca SelengkapnyaGugatan tersebut menuduh Litinsky dan Moss telah gagal dalam mengelola perusahaan mereka.
Baca SelengkapnyaTak hanya cuitan lama tapi gambar hingga link lawas yang diunggah sebelum Desember 2014 sudah dihapus dari platform X.
Baca SelengkapnyaDisebutkan bahwa banyaknya pengiklan loyal Twitter yang kabur karena khawatir tentang moderasi konten.
Baca SelengkapnyaNilai Platform X kini turun di angka 71 persen dari harga awal.
Baca SelengkapnyaSaat Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya, pemerintah Amerika Serikat dilaporkan membatalkan rencana pemblokiran TikTok.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui jelas apa alasan rencananya Bos Twitter melakukan rebranding. Tapi kuat dugaan ini jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaBahkan, IBM, Apple, dan Disney, yang menghentikan kampanye iklan mereka pada platform X minggu lalu.
Baca SelengkapnyaSebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca Selengkapnya