Uang pelobi di balik lawatan Jokowi ke AS nyata, siapa mendanai?
Merdeka.com - Lawatan Presiden Joko Widodo di Amerika Serikat 27 Oktober lalu disoroti setelah muncul artikel ditulis oleh Michael Buehler di situs New Mandala. Pengajar SOAS University of London itu mempertanyakan mengapa ada pihak yang memberikan uang kepada Lembaga konsultan Singapura Pereira Internasional PTE LTD.
Dana senilai USD 80 ribu itu, lantas diteruskan Pereira kepada perusahaan pelobi R&R Partners, Inc di Las Vegas, Amerika Serikat. Diduga R&R melakukan upaya lobi untuk mempengaruhi agenda lawatan Presiden Jokowi, termasuk saat menemui Presiden Barack Hussein Obama.
Tudingan makin serius, setelah Buehler mengatakan pemilik Pererira International, Darwin Pereira, kemungkinan besar teman Menkopolhukam Luhut Panjaitan. Keduanya saling mengenal ketika Luhut masih menjabat sebagai Dubes Singapura.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan? Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi lebih dulu datang di istana Kepresidenan. Budi ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan bersama Satya.
-
Siapa yang menemui Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang diajak Jokowi saat kunjungan kerja? Menariknya saat kunjungan kerja di Bone, Jokowi ditemani pengusaha sekaligus Wakil Ketua DPR dari Partai NasDem Rachmat Gobel.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Apa gugatan yang dilayangkan ke Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
Ditemui selepas pertemuan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin (9/11), Luhut membantah keras substansi tulisan Buehler. Dia mengatakan tidak ada satupun perusahaan pelobi dilibatkan mengatur lawatan Jokowi ke Negeri Paman Sam.
Menkopolhukam menegaskan isu adanya makelar yang menghubungkan RI-1 dengan presiden AS mendiskreditkan pemerintah. "Itu bukan makelar, jangan kamu rendahkan bangsa ini dengan hal-hal semacam itu. Ini bangsa besar," ujarnya.
Luhut juga membantah dokumen di fara.gov yang menyebut pelobi mengusahakan supaya Jokowi bisa melakukan pertemuan dengan Kongres Amerika Serikat. "Enggak pernah, enggak ada," tegasnya.
Kendati begitu, Luhut membenarkan bila dia mengenal Darwin Pererira. Tapi dia membantah ada permintaan khusus dari pemerintah RI kepada konsultan Singapura itu memuluskan agenda kunjungan Jokowi.
"Ah, mereka itu teman. Semua saya anggap teman. Itu (Pereira International LTD) bukan perusahaan makelar, melainkan lobbyist firm, sama seperti di manapun," ungkap Luhut.
Dikonfirmasi BBC Indonesia dua hari lalu, Buehler meluruskan tulisannya menyoroti keberadaan pelobi. Poin utamanya justru bukan tentang insiatif konsultan Singapura menyewa 'calo' mempertemukan Jokowi dengan Obama.
Lebih dari itu, dia memastikan bila transfer dana USD 80 ribu memang nyata antara Pereira kepada R&R. Bukti transfer itu diunggah di situs fara.gov, sebagai kewajiban setiap perusahaan lobi AS untuk menjelaskan aktivitasnya.
"Pada prinsipnya ada kontrak bahwa seseorang membayar uang ke Pereira Limited di Singapura yang kemudian diberikan kepada perusahaan di Las Vegas, R&R Partners, USD 80 ribu untuk pekerjaan konsultasi dalam hubungan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat," kata Buehler.
Tulisan itu menuai bantahan dari Kementerian Luar Negeri. "Meskipun lobbyist merupakan bagian dari kehidupan politik di Amerika Serikat, Pemerintah RI sejak dilantik pada Oktober 2014 tidak pernah menggunakan lobbyist di Amerika Serikat," seperti dikutip dari pernyataan tertulis Kemenlu.
Bantahan itu balik dipertanyakan oleh Buehler. Bila memang pemerintah RI tidak membayar, kenapa konsultan swasta Singapura harus repot-repot mengongkosi pelobi di AS mengurus kepentingan Indonesia.
"Jadi kalau pemerintah Indonesia menyatakan tidak pernah menggunakan konsultan maka siapa yang membayar konsultan itu dan kenapa (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saldi Isra pertanyakan alasan mengapa Presiden Joko Widodo lebih sering melakukan kunjungan di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaDi sidang MK, keempat menteri itu dicecar berbagai pertanyaan seputar dugaan cawe-cawe Jokowi dalam Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai kritik PDI Perjuangan sebagai nalar yang salah dan bisa berdampak negatif kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah menanti pencairan dana JETP senilai USD 20 miliar untuk mendorong program transisi energi.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mengingatkan tidak usah berlebihan. Dia menyebut data yang dikantongi Jokowi bersumber dari hasil survei.
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan data yang dia terima setiap harinya tersebut lengkap.
Baca SelengkapnyaInvestasi bernilai fantastis tersebut berasal dari 11 kesepakatan kerja sama dengan perusahaan swasta maupun BUMN China.
Baca Selengkapnya"Apa sih kira-kira yang menjadi pertimbangan Presiden memilih misalnya ke Jawa Tengah itu lebih banyak kunjungannya dibandingkan ke tempat lain?" kata Saldi.
Baca SelengkapnyaPerbandingan itu diberikan lantaran keduanya berani menerjang berbagai desakan dari luar negeri yang tidak menyukai program hilirisasi yang diusung Pemerintah.
Baca SelengkapnyaPembahasan penting Jokowi dan Prabowo terkait kenaikan anggaran Kemenhan di 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat pada Rabu (15/11) lalu.
Baca SelengkapnyaTHN Amin meminta MK menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya