Ukraina Minta Komunitas Hacker Bawah Tanah Terjun Lawan Rusia
Merdeka.com - Pemerintah Ukraina meminta relawan dari para peretas atau hacker bawah tanah negara itu untuk membantu melindungi infrastruktur penting dan melakukan misi spionase serangan siber terhadap tentara Rusia, menurut dua orang yang terlibat dalam program itu.
Ketika pasukan Rusia menyerang kota-kota di seluruh Ukraina, permintaan relawan mulai muncul di forum-forum peretas pada Kamis pagi, saat banyak warga meninggalkan ibu kota Kiev.
"Komunitas siber Ukraina! Saatnya terlibat dalam pertahanan siber negara kita," menurut sebuah unggahan, meminta para peretas dan pakar keamanan siber untuk mengajukan aplikasi melalui Google doc, menulis daftar keahlian mereka seperti pengembangan malware, dan referensi profesional, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/2).
-
Apa yang diminta hacker dari pemerintah? Atas serangan itu pelaku meminta tebusan senilai USD8 juta atau Rp131 miliar (kurs Rp16.360) ke pemerintah.
-
Siapa yang diandalkan Ukraina? Trio serangan Mudryk, Dovbyk dan Yarmolenko akan kembali diandalkan di laga ini.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana Rusia meningkatkan kemampuan sibernya? RusiaRusia memiliki sejarah panjang keterlibatan dalam perang siber dan spionase. Negara ini memiliki militer yang besar dan memiliki dana yang cukup serta tenaga kerja siber sipil yang besar dan canggih. Rusia diyakini berada di balik banyak serangan siber besar-besaran terhadap Amerika Serikat dan negara-negara lain.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana pekerja IT tawarkan jasa hacker? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
Yegor Aushev, salah satu pendiri perusahaan keamanan siber di Kiev, mengatakan kepada Reuters, dia menulis unggahan itu atas permintaan pejabat senior Kementerian Pertahanan yang menghubunginya pada Kamis.
Perusahaan Aushev, Cyber Unit Technologies dikenal karena bekerja dengan pemerintah Ukraina dalam bidang infrastruktur pertahanan penting.
Satu orang lainnya yang terlibat dalam upaya itu mengonfirmasi bahwa permintaan itu datang dari Kementerian Pertahanan pada Kamis pagi.
Perwakilan Kementerian Pertahanan Ukraina tidak menanggapi permintaan komentar terkait hal ini. Seorang atase pertahanan di Kedutaan Besar Ukraina Washington mengatakan dia "tidak bisa mengonfirmasi atau membantah informasi dari saluran Telegram" dan menolak berkomentar lebih jauh.
Aushev menyampaikan, relawan akan dibagi menjadi unit siber pertahanan dan perlawanan. Unit pertahanan akan ditugaskan untuk mempertahankan infrastruktur seperti pembangkit listrik dan sistem perairan. Pada serangan siber 2015, yang dikaitkan dengan serangan peretas Rusia, 225.000 warga Ukraina kehilangan jaringan listrik.
Relawan unit perlawanan akan melakukan operasi spionase digital melawan invasi pasukan Rusia.
"Kami punya tentara di dalam negara kami," kata Aushev.
"Kami perlu tahu apa yang mereka lakukan."
Pada Rabu, perangkat lunak perusak yang baru ditemukan beredar di Ukraina, menyasar ratusan komputer, menurut peneliti di perusahaan keamanan siber ESET. Rusia diduga berada di balik serangan itu, yang berulang kali dituduh meretas Ukraina dan negara lain. Korbannya termasuk badan-badan pemerintah dan lembaga keuangan.
Rusia membantah tuduhan tersebut.
Aushev mengatakan, dia telah menerima ratusan pelamar dan akan melakukan seleksi untuk memastikan tidak ada dari mereka yang merupakan mata-mata Rusia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otoritas Ukraina melarang penggunaan Telegram di kalangan militer dan orang-orang yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar negara-negara yang kerap diserang hacker.
Baca SelengkapnyaHayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut Damaskus pada Minggu (8/12) dan mengumukan runtuhnya rezim Presiden Bashar Al-Assad.
Baca SelengkapnyaPara hacktivis atau peretas ikut terjun membela Palestina dengan meretas situs web pemerintah Israel.
Baca SelengkapnyaVideo merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit
Baca SelengkapnyaPara peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaKisah Para Red Hat, Para pemburu Hacker, Ada yang Mampu Membobol Situs Intelijen Mossad Israel
Baca SelengkapnyaMereka benar-benar mengincar kerentanan satelit hingga mampu mengambil alih.
Baca SelengkapnyaTempat perlindungan berbentuk kotak itu terbuat dari beton bertulang yang diklaim kuat menahan dampak ledakan.
Baca SelengkapnyaTudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah beberapa hacker yang paling ditakuti di dunia. Ada juga yang paling dicari karena aksinya yang sangat merugikan.
Baca Selengkapnya