Ukraina Tolak Permintaan Rusia untuk Serahkan Kota Mariupol yang Dikepung
Merdeka.com - Ukraina hari ini menolak desakan Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
Pengepungan itu telah memicu krisis kemanusiaan karena penduduk kota tersebut menghadapi kelangkaan makanan, air dan listrik.
Rusia meminta pasukan Ukraina di kota itu untuk meletakkan senjata sebagai syarat untuk mengungsikan penduduk lewat koridor kemanusiaan yang akan dibuka mulai Senin pukul 07.00 GMT (14.00 WIB).
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Apa alasan utama pengepungan? Mereka mengklaim bahwa Imam Mahdi, sosok mesianik dalam Islam, telah muncul, dan mereka berusaha untuk 'membersihkan' Masjidil Haram dari praktik-praktik yang dianggap sebagai bid'ah (inovasi keagamaan).
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
-
Apa ancaman kekeringan terhadap pasokan air? Kondisi ekstrem ini mengancam pasokan air.
-
Apa yang membuat panik warga Bumi? Dunia Internet sempat panik setelah mendengar audio dari International Space Station (ISS) yang tidak seharusnya didengar oleh publik.
Namun, pemerintah Ukraina menolak permintaan Rusia itu.
"Tak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk seperti dikutip portal berita Ukrainska Pravda dan dilansir Antara mengutip Reuters, Senin (21/3).
"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang hal ini," katanya.
Vereshchuk mengatakan lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada Minggu, separuh lebih di antaranya dari Mariupol.
Pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke kota itu pada Senin untuk evakuasi lanjutan, kata dia.
Mariupol telah mengalami pengeboman besar-besaran sejak invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari. Banyak warga di kota berpenduduk 400 ribu jiwa itu terjebak ketika kawasan tempat tinggal mereka dipenuhi pertempuran.
Dewan kota Mariupol mengatakan di Telegram bahwa beberapa ribu penduduk telah "dideportasi" oleh Rusia sepanjang pekan lalu. Kantor berita Rusia mengatakan bus-bus mengangkut ratusan pengungsi dari Mariupol ke Rusia dalam beberapa hari terakhir.Konsul jenderal Yunani di Mariupol, diplomat Uni Eropa (EU) terakhir yang meninggalkan kota itu, mengatakan bahwa Mariupol hancur lebur akibat perang.
"Apa yang saya lihat, saya harap tak seorang pun akan pernah melihatnya," kata dia.
Menduduki Mariupol akan membantu pasukan Rusia menguasai jalur darat ke Krimea, semenanjung yang dicaplok Moskow dari Ukraina pada 2014.
Rusia dan Ukraina telah mencapai kesepakatan selama konflik berlangsung untuk menyediakan koridor kemanusiaan guna mengevakuasi warga sipil, namun kedua pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan.
Krisis di Mariupol dan kota-kota lain di Ukraina kemungkinan akan jadi fokus pembicaraan para pemimpin EU pekan ini ketika mereka mempertimbangkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia, termasuk embargo minyak.
Para menteri luar negeri dari negara-negara EU akan menggelar rapat pada Senin, sebelum Presiden AS Joe Biden tiba di Brussels pada Kamis untuk menghadiri sejumlah pertemuan puncak dengan NATO, Uni Eropa dan G7.
Para diplomat mengatakan bahwa negara-negara Baltik, termasuk Lithuania, mengusulkan embargo sebagai langkah logis berikutnya, sedangkan Jerman memperingatkan tindakan yang tergesa-gesa akan membuat harga energi semakin meningkat di Eropa.
Dalam upaya mencari bantuan dari luar negeri, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato kepada parlemen Israel lewat video pada Minggu.
Dia mempertanyakan keengganan Israel menjual sistem pertahanan rudal Iron Dome kepada Ukraina.
"Semua orang tahu sistem pertahanan rudal Anda adalah yang terbaik… dan Anda bisa membantu bangsa kami, menyelamatkan jiwa rakyat Ukraina, warga Yahudi Ukraina," kata Zelenskyy yang berdarah Yahudi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.
Baca Selengkapnya"Kelaparan Lebih Parah Daripada Mendengar Bom, Setiap Hari Selalu Lebih Buruk dari Hari Sebelumnya"
Baca SelengkapnyaPara pengungsi Palestina membongkar paksa truk bantuan kemanusiaan di Dermaga Trisula yang dibangun Amerika Serikat di Pantai Gaza.
Baca SelengkapnyaToretsk merupakan kota yang menjadi garis depan Ukraina dalam pertempuran melawan Rusia.
Baca SelengkapnyaPasokan bahan bakar minyak dan gas di Gaza semakin menipis setelah Israel memblokade total bantuan kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaTentara Israel tetap berencana memperluas serangan ke wilayah Gaza bagian selatan di tengah minimnya pasokan makanan, air, dan perawatan medis.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut tidak lain akibat dari tindakan Israel yang menghentikan pengiriman bantuan ke daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaSerangan brutal Israel yang terus berlanjut membuat Jalur Gaza terperosok dalam bencana kelaparan.
Baca SelengkapnyaIsrael Blokir Bantuan Kemanusiaa, Warga Palestina Terpaksa Makan Rumput dan Makanan Kedaluarsa
Baca SelengkapnyaKondisi Rafah di selatan Gaza semakin memburuk, dikepung oleh tank-tank Israel yang mengakibatkan pasokan bantuan makanan semakin menipis.
Baca SelengkapnyaSudah dua pekan sejak Israel memutus pasokan makanan, air, listrik, bahan bakar dan internet di Gaza.
Baca Selengkapnya