UNICEF: 80 Persen Anak-Anak di Irak Alami Kekerasan
Merdeka.com - Survei terbaru The United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) menyebutkan 80 persen anak-anak di Irak mengalami kekerasan di rumah maupun di sekolah. Tak hanya itu, anak-anak di Irak juga mengalami ancaman putus sekolah yang cukup serius.
"Sebagian besar anak-anak miskin di Irak tidak menerima bantuan pemerintah dalam bentuk apa pun. Ini mempengaruhi kesempatan mereka untuk menyelesaikan pendidikan," tulis UNICEF seperti dikutip Middle East Monitor, Selasa (20/11).
UNICEF merilis 92 persen anak-anak di Irak terdaftar di sekolah dasar. Namun hanya separuh dari anak-anak miskin di Irak yang bisa lulus.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Kapan kekerasan seksual paling banyak terjadi pada anak? Dalam data IDAI yang dihimpun pada periode 1 Januari hingga 27 September 2023, Meita menyebut kasus kekerasan seksual paling banyak dilaporkan oleh korban yang berusia remaja atau pada rentang usia 13-17 tahun.
-
Apa dampak paling buruk dari kekerasan terhadap anak? Kekerasan terhadap anak tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga dapat menimbulkan trauma yang mendalam pada aspek psikologis mereka. Trauma ini berpotensi menyebabkan masalah mental, seperti serangan panik dan depresi, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari anak.
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
"Kesenjangan melebar di sekolah menengah atas. Hanya seperempat anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, lulus. Sementara anak-anak dari latar belakang yang lebih kaya bisa lulus hingga tiga perempatnya," tulis UNICEF.
Organisasi PBB itu menegaskan pendidikan di Irak sangat mendesak untuk dibenahi . Kondisi saat ini memprihatinkan. 50 Persen dari seluruh sekolah umum di negara itu harus direhabilitasi, dan satu dari tiga sekolah menjalankan sistem gilir, mengatur waktu belajar anak-anak dalam beberapa shift.
UNICEF mendesak pemerintah Irak untuk serius membangun pendidikan bagi anak-anak yang terkena dampak konflik dan kemiskinan. Semua bentuk kekerasan terhadap anak-anak juga harus diakhiri.
Penduduk Irak menderita sejak dilanda peperangan dengan AS dan sekutunya. Krisis diperparah selama beberapa tahun terakhir, setelah perang antara pasukan Irak dengan ISIS tahun 2014 hingga 2017. Sejumlah besar gedung sekolah hancur.
Negara ini setidaknya membutuhkan 20.000 gedung sekolah baru pada tahun 2020.
Menurut angka resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Irak pada bulan Oktober, ada 15.150.428 orang Irak di bawah usia 15 tahun, mewakili 45 persen dari total penduduk negara itu.
Reporter Magang: Jayanti
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perempuan juga mengalami bentuk kekerasan non-kontak seperti pelecehan daring atau verbal.
Baca SelengkapnyaPBB: Setiap Hari Ada 10 Anak Gaza yang Satu atau Dua Kakinya Harus Diamputasi karena Serangan Israel
Baca SelengkapnyaIsrael kembali menjadikan sekolah yang ditempati para pengungsi di Jalur Gaza sebagai target serangan mereka.
Baca SelengkapnyaDari laporan 141 kasus yang diterima KPAI, 35 persen di antaranya terjadi pada satuan pendidikan
Baca SelengkapnyaPerang genosida Israel di Jalur Gaza telah berlangsung selama delapan bulan.
Baca SelengkapnyaAgresi brutal Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 38.000 orang, termasuk 15.000 anak-anak, serta melukai 87.000 lainnya.
Baca SelengkapnyaPertumpahan darah di sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat pengungsian di Jalur Gaza telah menjadi pemandangan yang berulang sepanjang perang.
Baca SelengkapnyaPasukan penjajah Israel mengebom sekolah Abu Oreiban yang dikelola UNRWA yang dijadikan tempat pengungsian warga Palestina di Gaza di Kamp Nuseirat.
Baca SelengkapnyaSekolah ini dijadikan tempat pengungsian oleh warga Gaza yang kehilangan rumah akibat serangan brutal Israel.
Baca SelengkapnyaSekolah tersebut menampung ratusan pengungsi Palestina.
Baca SelengkapnyaAnak-anak ini adalah pengungsi yang melarikan diri ke rumah sakit akibat serangan bom Israel.
Baca SelengkapnyaAnak-anak merupakan korban nomor satu dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza.
Baca Selengkapnya