UNICEF: Kebakaran Hutan di Indonesia Mengancam Keselamatan 10 Juta Anak
Merdeka.com - Perserikatan Bangsa-bangsa hari ini memperingatkan, kebakaran hutan Indonesia telah menyebabkan 10 juta anak berisiko mengalami gangguan pernapasan akibat udara yang tercemar oleh asap. Para ilmuwan mengatakan kebakaran hutan dan lahan ini melepaskan gas rumah kaca dalam jumlah banyak dan cepat.
Kebakaran yang terjadi beberapa minggu ini menimbulkan kabut beracun di Asia Tenggara, sehingga sekolah dan bandara harus ditutup sementara. Orang-orang juga harus mengenakan masker dan berobat untuk mengatasi penyakit pernapasan.
Dilansir laman AFP, Selasa (24/9), pemerintah Indonesia telah mengerahkan puluhan ribu personel dan pesawat pengebom air untuk memadamkan api yang ada di lahan pertanian. Kebakaran hutan merupakan masalah tahunan, namun tahun ini adalah yang terburuk sejak 2015 karena cuaca kering.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Mengapa kebakaran hutan menjadi isu penting? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan sudah tidak bisa dihitung lagi.
-
Kenapa polusi udara berbahaya bagi anak? Perlu diketahui, paru-paru dan saluran pernapasan anak masih berkembang.
-
Apa dampak polusi udara bagi kesehatan anak? Dampak polusi udara bagi kesehatan anak yang pertama adalah terkena penyakit saluran pernapasan.
-
Apa saja dampak polusi udara bagi kesehatan anak? 'Ini tugas kita bersama karena kalau polusi tidak diatasi maka kesehatan paru-paru kita, terutama anak-anak itu akan memburuk. Terlebih paru-paru anak-anak kita itu masih dalam tubuh dan kembang makanya polusi ini akan berdampak cukup luas pada anak anak kita,'
-
Apa dampak polusi udara bagi paru-paru anak? Anak yang tinggal di area dengan tingkat polusi udara tinggi memiliki peningkatan risiko terhadap masalah perkembangan paru-paru. Dampak ini ditandai dengan paru-paru tidak mencapai kapasitas maksimalnya. Dampak ini bahkan mirip seperti yang dialami oleh anak-anak dengan orang tua perokok.
Badan PBB untuk urusan anak, UNICEF, mengatakan, hampir 10 juta orang di bawah usia 18 tahun, sekitar seperempatnya di bawah lima tahun, tinggal di daerah yang paling parah terkena dampak dari kebakaran di pulau Sumatera dan sebagian Kalimantan.
Anak-anak kecil sangat rentan terkena dampak kebakaran karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang, sementara bayi yang lahir dari ibu yang terpapar polusi selama kehamilan bisa memiliki berat badan yang rendah dan berpotensi dilahirkan prematur.
"Kualitas udara yang buruk adalah tantangan yang berat dan terus berkembang bagi Indonesia," kata Debora Comini dari UNICEF.
"Setiap tahun, jutaan anak menghirup udara beracun yang mengancam kesehatan mereka dan menyebabkan mereka bolos sekolah - mengakibatkan kerusakan fisik dan kognitif seumur hidup."
Ribuan sekolah telah diliburkan karena kualitas udara yang buruk hingga menyebabkan jutaan anak-anak tidak sekolah.
Sekolah-sekolah di Malaysia terpaksa diliburkan pekan lalu karena kabut asap yang tebal dari Indonesia sementara Singapura juga kena dampaknya, negara itu juga terlihat diselimuti kabut asap selama balapan Formula Satu akhir pekan lalu.
Namun, indeks kualitas udara di Malaysia dan Singapura hari ini mulai membaik, langit dilaporkan terlihat cerah.
Serangkaian kebakaran hutan masih terjadi di seluruh dunia, dari Amazon hingga Australia, dan para ilmuwan semakin khawatir tentang dampaknya terhadap pemanasan global.
Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus, bagian dari program pengamatan bumi Uni Eropa, mengatakan, kebakaran hutan tahun ini di Indonesia melepaskan karbondioksida yang hampir sama banyaknya dengan kebakaran pada tahun 2015.
Dari awal Agustus hingga 18 September, api memancarkan sekitar 360 megaton gas rumah kaca. Sedangkan pada 2015, api kebakaran menimbulkan 400 megaton gas rumah kaca.
Reporter magang: Ellen RiVeren
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaDalam upaya untuk memahami dan mengatasi masalah ini, artikel-artikel lingkungan muncul sebagai sumber informasi yang berharga.
Baca SelengkapnyaPolusi udara yang buruk turut menjadi pendorong kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak.
Baca SelengkapnyaPemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca SelengkapnyaPolusi udara bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga tantangan bagi sektor kesehatan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaMemburuknya polusi udara yang terjadi di sejumlah kota besar bisa menjadi penghambat tumbuh kembang anak.
Baca SelengkapnyaSetidaknya lebih dari tiga penyakit dapat disebabkan oleh polusi. Untuk mencegahnya dapat menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaGunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, biaya untuk menangani dampak polusi udara sangat besar. Menurutnya, untuk menangani ISPA di Jabodetabek mengabiskan anggaran hampir Rp10 T
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaPencemaran udara ditambah dengan perubahan iklim dan pemanasan mengancam kesehatan manusia.
Baca Selengkapnya