UNICEF: Lebih dari 7.100 Anak & Remaja di Seluruh Dunia Meninggal karena Covid-19
Merdeka.com - Anak-anak dan juga remaja merupakan kelompok usia yang memiliki risiko rendah terinfeksi Covid-19. Menurut UNICEF, walaupun anak-anak berisiko rendah terinfeksi virus, namun mereka berisiko karena berada di antara korban terbesar karena penyakit ini.
UNICEF menyampaikan di dalam situs webnya, semua anak dari semua kelompok usia di semua negara, terdampak pandemi, khususnya dampak sosio-ekonomi. Mereka yang paling berisiko adalah mereka yang berasal dari negara-negara termiskin di dunia.
Sekolah untuk lebih dari 168 juta anak secara global ditutup selama hampir setahun karena lockdown pandemi Covid-19, mulai Maret 2020. Lebih jauh, sekitar 214 juta anak di dunia atau 1 dari tujuh anak kehilangan lebih dari tiga perempat waktu belajarnya.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang paling sering terkena kanker anak? Menurut data dari World Health Organization (WHO), secara global ada sekitar 400 ribu anak dan remaja yang terkena kanker setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, angka tersebut mencapai 11 ribu kasus setiap tahun.
-
Siapa yang paling terdampak? Menurut penelitian tahun 2017 dari Sleep Medicine Clinics, sekitar 40 hingga 70 persen lansia mengalami masalah tidur kronis.
-
Siapa yang paling berisiko terkena polio? Lalu, anak yang mengalami gizi buruk dan kebersihan di lingkungannya tidak terjaga dengan baik juga memiliki risiko lebih besar terjangkit virus polio.
Sebanyak 188 negara memberlakukan penutupan sekolah selama pandemi, berdampak appada lebih dari 1,6 miliar anak-anak dan remaja.
“Sedikitnya 463 juta anak-anak di seluruh dunia tidak bisa mengakses sekolah jarak jauh selama penutupan sekolah karena Covid-19 pada 2020,” tulis UNICEF di situs webnya.
Terkait data anak-anak yang terdampak atau tertular maupun yang meninggal karena Covid-19 di dunia masih sangat terbatas, menurut UNICEF. Namun berdasarkan data Covid-19 dari Universitas John Hopkins, UNICEF mencatat lebih dari 7.100 anak dan remaja meninggal karena Covid-19 atau 0,3 persen dari 2,4 juta kematian Covid-19 di 78 negara. Angka 2,4 juta kematian Covid-19 di 78 negara merupakan 68 persen dari total kematian global yang dilaporkan oleh Universitas Johns Hopkins. Data COVID-19 dikumpulkan dari Januari 2020 hingga sekarang dan data negara diperbarui pada tanggal yang berbeda.
Angka kematian anak-anak dari kelompok usia 0-4 tahun sebanyak 1.774 kasus atau 0,1 persen. Sedangkan pada anak kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 1.000 kasus atau 0,0 persen. Kematian anak usia 10-14 tahun sebanyak 1.591 kasus atau 0,1 persen. Sedangkan anak atau remaja usia 15-19 tahun sebanyak 2.826 kasus atau 0,1 persen.
Kasus Covid-19 pada Bayi Baru Lahir
Covid-19 juga dapat berdampak pada kematian bayi saat lahir. UNICEF memprediksi 200.000 kematian dapat terjadi pada bayi yg baru lahir dalam 12 bulan karena ibu hamil cenderung atau tidak bisa mengakses layanan kesehatan selama pandemi.
Mengenai data infeksi Covid-19 pada anak, UNICEF mencatat sekitar 12 juta kasus Covid-19 terjadi pada anak-anak dan remaja, atau 13 persen dari 88 juta kasus Covid-19 di 100 negara.
Sebanyak 88 juta kasus Covid-19 di 100 negara menyumbang 51 persen dari total kasus global yang dilaporkan oleh Universitas Johns Hopkins. Data Covid-19 dikumpulkan dari Januari 2020 hingga sekarang dan data negara diperbarui pada tanggal yang berbeda.
Untuk kasus infeksi Covid-19 berdasarkan usia anak, UNICEF mencatat ada 1.548.104 kasus pada anak usia 0-4 tahun (1,8 persen). Sementara pada usia 5-9 tahun, tercatat 2.138.896 kasus atau 2,4 persen. Pada anak usia 10-14 tahun, tercatat kasus infeksi Covid-19 sebanyak 3.166.938 atau 3,6 persen. Dan pada remaja usia 15-19 tahun, tercatat ada 4.807.719 kasus infeksi atau 5,5 persen.
Di AS, Inggris, Italia, Jerman, Spanyol, Prancis, dan Korea Selatan, kematian akibat Covid-19 pada anak-anak tetap jarang hingga Februari 2021, pada 0,17 per 100.000 penduduk, yang terdiri dari 0.48 persen dari perkiraan kematian total dari semua penyebab dalam satu tahun normal, seperti dikutip dari laman The Lancet.
Kematian akibat Covid-19 relatif lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda. Secara keseluruhan, tidak ada bukti yang jelas tentang tren peningkatan kematian sepanjang periode hingga Februari 2021, tetapi kematian tambahan jelas terjadi pada anak-anak dan remaja selama periode penularan komunitas yang tinggi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perang genosida Israel di Jalur Gaza telah berlangsung selama delapan bulan.
Baca SelengkapnyaDalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca SelengkapnyaBerikut data mencengangkan soal balita di Gaza yang diungkapkan oleh WHO.
Baca SelengkapnyaPBB: Setiap Hari Ada 10 Anak Gaza yang Satu atau Dua Kakinya Harus Diamputasi karena Serangan Israel
Baca SelengkapnyaAnak-anak merupakan korban nomor satu dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaAnak-anak penderita gagal ginjal akut karena cemaran obat sirup beracun sedang berjuang untuk hidup.
Baca SelengkapnyaIsrael membunuh lebih dari 13.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaSurvei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.
Baca Selengkapnya"Setiap tahun ada 78.000 bayi meninggal dari 4,6 juta yang dilahirkan," kata Budi.
Baca SelengkapnyaDirektur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan anak-anak di Gaza, Palestina meninggal karena kelaparan.
Baca SelengkapnyaLembaga HAM yang berbasis di Jenewa, Swiss, menyatakan Israel membunuh 17.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu.
Baca Selengkapnya