Unjuk rasa warga kulit hitam meluas di Amerika
Merdeka.com - Aksi protes menyebar ke pelbagai negara bagian Amerika Serikat. Sebelumnya, terjadi kerusuhan dan pembakaran mobil polisi di Kota Ferguson, Negara Bagian Missouri. Massa turun ke jalan, selepas Juri Pengadilan Tinggi St. Louis menyatakan Polisi Darren Wilson (28 tahun) tidak bisa didakwa untuk kasus penembakan remaja kulit hitam.
Pagi ini, Selasa (25/11), seperti dilansir Stasiun Televisi Fox News, protes melibatkan ribuan orang meluas ke Kota New York, Kota Los Angeles, hingga Kota Chicago. Mulai dari pantai Barat hingga Pantai Timur.
Ambil contoh unjuk rasa di Kota Oakland, California. Lebih dari 100 orang berparade, mereka membawa papan bertuliskan "bagi publik, polisi itu bersalah!"
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
Sedangkan di Kota San Fransisco, puluhan orang berteriak di alun-alun menuntut keadilan bagi keluarga korban. Demikian pula di Philadelphia. "Tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian, hilangkan polisi rasis," teriak puluhan demonstran berbarengan.
Kerusuhan Ferguson, yang kini memicu protes seluruh negeri, bermula saat remaja bernama Michael Brown (18 tahun), berkulit hitam, ditembak mati oleh Opsir Wilson.
Brown bersama seorang kawannya sedang berjalan malam-malam, pada saat kejadian nahas terjadi 9 Agustus lalu. Ada saksi mengatakan Brown baru saja merampok toko cerutu saat itu. Tapi tidak ada yang bisa memastikan, mengapa Brown lari ketika bertemu Wilson.
Hasil kesaksian lebih dari 60 orang termasuk tim forensik, mengatakan Wilson melumpuhkan Brown sesuai prosedur.
"Tugas Juri adalah memisahkan antara fakta dan fiksi. Juri memutuskan tidak akan menjatuhkan dakwaan pada tersangka," kata Jaksa St Louis Robert McCulloch.
Ini menyebabkan ketidakpuasan publik. Mereka menuding keputusan Juri bias dan tidak transparan. Ada kesan pemerintah berusaha melindungi Opsir Wilson.
Tindakan sang polisi kulit putih itu bernuansa rasisme. Brown kabarnya sudah mengangkat tangan setelah berapa saat dikejar, tapi dia lantas ditembak hingga enam kali.
Kejadian ini memicu kemarahan keluarga Brown, lantas merembet ke komunitas keluarga Afro-Amerika di Kota Ferguson. Pada Agustus pecah kerusuhan parah diiringi penjarahan.
Untuk meredakan kemarahan warga, Presiden Barack Obama tadi malam sampai menggelar pidato. Dia meminta warga menerima apapun keputusan juri, tapi mengakui masih ada hal-hal yang mengganjal dari kejadian tersebut.
Pidato sang presiden Negeri Adi Daya ini tidak digubris. Satu mobil polisi dibakar dini hari tadi oleh massa di Ferguson. Belum ada kabar, apakah penjarahan kembali terjadi.
Tentara Nasional Amerika Serikat dan Kepolisian Federal bersiaga penuh di seluruh wilayah. Isu Ferguson adalah protes diiringi kekerasan bernuansa rasial paling serius yang terakhir terjadi dua dekade lalu.
Pada 1992, ratusan ribu warga Afro-Amerika turun ke jalan, merusak toko-toko, dan menghajar polisi karena secara sepihak menyiksa seorang warga kulit hitam bernama Rodney King.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan umat Yahudi menggelar aksi dukungan untuk Palestina di Stasiun Grand Central New York. Aksi itu berujung penangkapan terhadap ratusan pengunjuk rasa.
Baca SelengkapnyaMomen polisi Amerika Serikat (AS) dorong nenek berusia 80 tahun hingga jatuh saat lakukan demo bela Palestina.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaUnjuk Rasa Pro-Palestina Menyebar di Kampus-Kampus Amerika, Aparat
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaDemo bela Palestina di berbagai kampus di AS meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melintas di Jalan Merdeka Barat lantaran adanya demo ini.
Baca SelengkapnyaPersonel gabungan yang diturunkan terdiri dari Polda Metro Jaya, Kodam Jaya, Pemprov DKI dan stakeholder terkait.
Baca SelengkapnyaLautan massa buruh tampak memadati ruas Jalan Jenderal MH Thamrin, Jakarta Pusat saat melakukan longmarch menuju kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa pro-Palestina memprotes kedatangan PM Israel Benjamin Netanyahu di Amerika Serikat untuk berpidato dalam Kongres AS.
Baca SelengkapnyaAksi dari para aparat polisi saat menangani massa demonstran tolak RUU Pilkada disorot profesor di Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya