Usai Vaksinasi Kedua, Hanya 20 dari 128.000 Warga Israel Tertular Covid-19
Merdeka.com - Analisis pertama dunia untuk pasien yang telah divaksinasi penuh dengan vaksin Pfizer mengindikasikan vaksin seefektif saat uji coba klinis.
Maccabi Healthcare Services Israel pada Senin mengungkapkan, hanya 0,015 persen orang terinfeksi virus corona pada pekan setelah mereka menerima suntikan kedua vaksin.
Maccabi menyampaikan, dari 128.600 anggota yang telah divaksin dengan dua dosis suntikan, hanya 20 orang yang tertular virus corona.
-
Siapa yang pertama kali berhasil buat vaksin polio? Tanggal ini dipilih sebagai penghormatan kepada Dr. Jonas Salk, ilmuwan yang pertama kali berhasil mengembangkan vaksin polio yang efektif pada tahun 1955.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Bagaimana cara kerja vaksin kanker Rusia? Vaksin adalah obat medis berbasis biologis,' ujar Kaprin. Dalam wawancara dengan Radio Rossiya, ia juga menegaskan bahwa obat ini dikembangkan untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus besar, melanoma (kanker kulit), dan glioblastoma (kanker otak).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
Ahli imunologi ternama, Cyrille Cohen menyampaikan kepada The Times of Israel, di antara populasi umum, sekitar 0,65 persen terinfeksi pada minggu ketika mereka mendapatkan suntikan.
Penelitian Maccabi Studi kekurangan sampel kontrol, tetapi Cohen mengatakan jika masyarakat Israel secara umum diperlakukan sebagai kelompok kontrol "tidak sempurna", perhitungannya menunjukkan bahwa vaksin tersebut sedikit melebihi efektivitas 95 persen yang diprediksi oleh uji klinis Pfizer.“Ini hasil yang menggembirakan yang mengonfirmasi asumsi bahwa vaksin Pfizer sangat efisien,” ujarnya, dikutip dari Times of Israel, Selasa (26/1).
“Ini adalah hasil yang sangat baik, dan jika terus seperti ini bahkan bisa membuat vaksin lebih efektif daripada hasil uji klinis Pfizer,” kata analis Maccabi yang terlibat penelitian, Anat Ekka Zohar, kepada The Times of Israel.
“Meskipun ini adalah data yang sangat awal, ini adalah data penting dengan relevansi yang luas, karena seluruh dunia sedang mencari indikasi Israel mengenai bagaimana vaksin akan bekerja,” jelasnya.
Cohen menekankan, perhitungannya yang membandingkan hasil Maccabi dengan uji coba Pfizer tidak tepat, karena berbagai detail yang diketahui tentang subjek uji Pfizer kurang bagi masyarakat Israel secara keseluruhan.
“Meskipun ini adalah hasil yang mengesankan, penting untuk mengatakan bahwa tidak ada kelompok kontrol langsung atau data tentang demografi dan data geografis dari orang yang divaksinasi,” paparnya.
Ekka Zohar juga mencatat tidak satupun dari 20 penerima vaksin yang dirawat di rumah sakit atau menderita demam di atas 38,5 derajat. Dia mengatakan, ini mungkin menjadi indikator bahwa vaksin mencegah penyakit serius bahkan ketika orang terinfeksi. Tetapi, tambahnya, tidak mungkin untuk mengetahui seperti apa gejala mereka tanpa vaksin.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBelum tersedia vaksin untuk manusia yang terjangkit virus ini.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnya