Vaksin AstraZeneca-Oxford Memiliki Efektivitas Lebih dari 90 Persen Cegah Covid-19
Merdeka.com - Berdasarkan hasil uji coba tahap akhir, vaksin yang dikembangkan AstraZeneca bersama Universitas Oxford memiliki efektivitas lebih dari 90 persen dalam mencegah penyakit Covid-19. Hal ini disampaikan AstraZeneca hari ini, Senin (23/11).
Hasil ini berdasarkan analisis sementara uji coba di Inggris dan Brasil. Vaksin ini dikembangkan Oxford dan diproduksi AstraZeneca. AstraZeneca mengatakan, tak ada yang dibawa ke rumah sakit atau kasus parah Covid-19 dilaporkan dari mereka yang menerima vaksin tersebut.
Percobaan meneliti dua regimen dosis yang berbeda. Setengah dosis vaksin diikuti dengan dosis penuh dengan jarak satu bulan disebut 90 persen efektif.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Bagaimana cara kerja vaksin HPV? Vaksin HPV mengandung protein yang dibuat menyerupai virus HPV. Setelah disuntikkan, protein ini akan membantu tubuh memproduksi antibodi untuk melawan virus HPV.
-
Bagaimana cara kerja vaksin Mpox? Vaksin ini merupakan vaksin turunan dari cacar (smallpox) generasi ketiga yang bersifat non-replicating, artinya tidak menyebabkan virus berkembang biak dalam tubuh.
-
Bagaimana cara kerja vaksin Herpes Zoster? Dengan memberikan vaksin Herpes Zoster, akan membantu mencegah munculnya penyakit tersebut maupun komplikasi yang dapat diderita.
Regimen kedua menggunakan dua dosis penuh dengan jarak satu bulan hasilnya 62 persen efektif. Hasil gabungan menunjukkan tingkat kemanjuran rata-rata 70 persen.
"Temuan ini menunjukkan bahwa kami memiliki sebuah vaksin yang efektif yang akan menyelamatkan banyak nyawa," jelas kepala penyelidik uji coba, Professor Andrew Pollard, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AP, Senin (23/11).
"Menggembirakan, kami telah menemukan satu dari dosis regimen kami mungkin sekitar 90 persen efektif," lanjutnya.
AstraZeneca adalah perusahaan farmasi ketiga yang melaporkan hasil tahap akhir pengembangan vaksin Covid-19-nya di tengah kecemasan pejabat kesehatan publik di dunia menunggu vaksin yang bisa mengakhiri pandemi virus corona yang telah membunuh hampir 1,4 juta orang.
Pekan lalu, Pfizer dan Moderna melaporkan hasil uji coba tahap akhir vaksin mereka yang menunjukkan hampir 95 persen efektif.
Tak seperti vaksin dari kedua perusahaan tersebut, vaksin AstraZeneca-Oxford tak perlu disimpan dalam alat pendingin dengan suhu super dingin, sehingga membuatnya lebih mudah didistribusikan ke negara-negara berkembang.
CEO AstraZeneca, Pascal Soriot mengatakan rantai distribusi sederhana untuk vaksinnya dan komitmen perusahaan untuk menyalurkannya tanpa menarik keuntungan selama pandemi berarti vaksin akan terjangkau dan tersedia untuk orang-orang di seluruh dunia.
"Kemanjuran dan keamanan vaksin ini memastikan bahwa vaksin itu akan sangat efektif melawan Covid-19 dan akan berdampak langsung pada keadaan darurat kesehatan masyarakat ini," jelas Soriot.
Saat AstraZeneca telah merilis hasil sementara, regulator harus memberikan persetujuan vaksin sebelum didistribuskan secara luas.
Inggris telah memesan 100 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford, dan pemerintah mengatakan beberapa juta dosis bisa diproduksi sebelum akhir tahun jika mendapat persetujuan dari regulator.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan merasa sangat lega terkait kabar efektivitas vaksin AstraZeneca ini.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaVaksin Nusagard akan digunakan pada Program Imunisasi Nasional pada 2023 mendatang. Program ini menyasar 2,9 juta anak usia kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca Selengkapnya