Vaksin Covid-19 dari WHO untuk Negara Miskin Dibagikan Pada Kuartal Pertama 2021
Merdeka.com - Gelombang pertama vaksin COVID-19 melalui program COVAX untuk negara-negara miskin diharapkan akan didistribusikan pada kuartal pertama tahun ini, kata Badan kesehatan Dunia (WHO), Jumat (15/1).
"Pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, kami akan mulai melihat volumenya," kata ilmuwan senior WHO, Soumya Swaminathan, saat konferensi pers di Jenewa.
Program COVAX, yang didukung oleh WHO, aliansi vaksin GAVI, dan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI), sejauh ini berhasil mengumpulkan dana enam miliar dolar AS (sekitar Rp84,8 triliun) serta telah memesan dua juta dosis vaksin COVID-19 dan dapat memesan satu miliar lebih dosis lagi.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Kapan vaksin cacar api diberikan? Zostavax diberikan dalam satu dosis tunggal melalui suntikan dan direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.
-
Kapan vaksin Mpox mulai digunakan di Indonesia? Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN sudah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukannya kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
Akan tetapi karena negara-negara kaya mendominasi pengiriman awal vaksin, WHO khawatir sisa persediaan yang sedikit dapat membuat 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memperoleh bagian.
Laman Antara melaporkan, Sabtu (16/1), Swaminathan menyebutkan sedikitnya 13 perusahaan telah menyatakan tertarik untuk memasok COVAX dan lima di antaranya sedang membahas kemungkinan tersebut dengan WHO. Sejumlah vaksin sedang dievaluasi oleh tim regulator mereka.
Asisten Dirjen WHO Mariangela Simao mencatat bahwa 38 dari 46 negara yang telah meluncurkan vaksinasi adalah negara berpenghasilan tinggi, sementara dunia perlu meyakinkan bahwa semua pihak bisa memperoleh vaksin yang ampuh dan aman.
"Sekarang ini tidak akan terjadi pada Januari tetapi akan terjadi dalam waktu dekat. Kami berharap mendapat kabar baik untuk Anda mengenai hal ini pada Februari tahun sekarang," katanya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca Selengkapnya