Vaksin Covid Oxford-AstraZeneca Kurang Ampuh Lawan Virus Corona Varian Afrika Selatan
Merdeka.com - Perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca menyampaikan pada Sabtu, vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford nampaknya hanya memberikan perlindungan terbatas terhadap penyakit yang disebabkan virus corona varian Afrika Selatan, berdasarkan data awal hasil uji coba.
Penelitian dari Universitas Witwatersrand Afrika Selatan dan Universitas Oxford menunjukkan, vaksin secara signifikan mengurangi keampuhan melawan varian Afrika Selatan, menurut laporan Financial Times.
Varian virus corona yang saat ini sedang menjadi perhatian para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat yaitu varian Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil, yang diperkirakan lebih cepat menular dibandingkan mutasi lainnya.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin kanker Rusia? Direktur Jenderal Pusat Penelitian Medis Radiologi Kementerian Kesehatan Rusia, Andrey Kaprin, menyampaikan 'Rusia telah mengembangkan vaksin mRNA sendiri untuk kanker, yang akan didistribusikan secara gratis kepada pasien.'
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
“Dalam uji coba kecil fase I/II, data awal menunjukkan keampuhan terbatas melawan penyakit ringan karena B.1.351 varian Afrika Selatan,” jelas juru bicara AstraZeneca, merespons laporan Financial Times, dikutip dari Reuters, Minggu (7/2).
Laporan menyebutkan, dari 2.000 lebih peserta uji coba, tak ada yang dirawat di rumah sakit atau meninggal.
“Namun, kami belum bisa memastikan dengan tepat efeknya terhadap penyakit parah dan rawat inap mengingat sebagian besar subjeknya adalah orang dewasa muda yang sehat," jelas juru bicara tersebut.
Perusahaan tersebut mengatakan pihaknya meyakini vaksinnya bisa melindungi dari penyakit parah, mengingat aktivitas antibodi penetral setara dengan vaksin Covid-19 lain yang telah menunjukkan perlindungan terhadap penyakit parah.
Uji coba, yang melibatkan 2.026 orang di antaranya setengah dari kelompok plasebo, belum ditinjau oleh rekan sejawat.
“Universitas Oxford dan AstraZeneca telah mulai menyesuaikan vaksin terhadap varian ini dan akan berkembang pesat melalui pengembangan klinis sehingga siap untuk pengiriman Musim Gugur jika diperlukan,” jelasnya.
Pada Jumat, Oxford mengatakan vaksin mereka memiliki kemanjuran yang sama terhadap varian virus corona Inggris seperti halnya varian yang beredar sebelumnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya