Vaksin Pfizer & Moderna Bisa Melindungi dari Covid-19 Selama Bertahun-Tahun
Merdeka.com - Sebuah penelitian baru menemukan, mereka yang telah divaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dan Moderna bisa terlindungi dari virus corona selama bertahun-tahun.
Dalam penelitian yang dilaksanakan ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington di Amerika Serikat, ditemukan bahwa dua vaksin tersebut membentuk reaksi kekebalan konstan atau tetap terhadap virus di dalam tubuh yang melindunginya dari Covid-19. Demikian dilaporkan situs berita kesehatan Health pada Selasa.
Penelitian tersebut mengindikasikan, suntikan booster mungkin tidak diperlukan untuk melindungi dari varian virus yang ada, kecuali muncul varian baru dan lebih kuat dari dua vaksin berbasis mRNA.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
Para peneliti melihat sel-sel di kelenjar getah bening dari individu yang divaksinasi dan dilibatkan dalam penelitian. Mereka menetapkan sel-sel itu secara konsisten mempraktikkan cara mempertahankan tubuh melawan virus setelah suntikan pertama diberikan kepada mereka.
Struktur khusus yang disebut sebagai pusat germinal terbentuk di kelenjar getah bening setelah infeksi atau vaksinasi. Ini berarti bahwa semakin banyak sel-sel ini berlatih menciptakan respons imun yang memadai, semakin besar kemungkinan mereka akan mampu melindungi individu dari varian virus yang muncul.
Dikutip dari Al Arabiya, Selasa (6/7), menurut ahli imunologi Dr. Ellebedy dan timnya, pusat germinal masih sangat aktif pada keempat belas peserta penelitian 15 minggu setelah menerima dosis pertama vaksin. Ellebedy dan tim menambahkan, jumlah sel memori yang mengenali virus tidak menurun.
“Ini pertanda baik tentang seberapa tahan lama kekebalan kita dari vaksin ini,” kata Dr. Ali Ellebedy yang berbasis di Universitas Washington di St. Louis kepada New York Times.
“Fakta bahwa reaksi berlanjut selama hampir empat bulan setelah vaksinasi - itu pertanda yang sangat, sangat bagus.”
Dr Ellebedy menambahkan, penelitian ini tidak mempertimbangkan vaksin Covid-19 Johnson dan Johnson, tetapi memperkirakan respons kekebalan terhadap virus kurang tahan lama dibandingkan vaksin mRNA.
Ellebedy dan tim melaporkan, sel-sel kekebalan yang mengenali virus pada individu yang sebelumnya telah terinfeksi Covid-19 tetap berada di sumsum tulang setidaknya selama delapan bulan setelah infeksi. Ini menunjukkan kekebalan mungkin bertahan bertahun-tahun pada orang yang sebelumnya terinfeksi dan kemudian divaksinasi.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang yang divaksinasi dengan Pfizer atau Moderna akan terlindungi dalam jangka panjang terhadap varian yang ada. Namun, orang dewasa yang lebih tua atau orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah akan membutuhkan suntikan booster.
Durasi pastinya atau berapa lama perlindungan yang diberikan oleh vaksin mRNA terhadap virus belum ditentukan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaPengumuman penerima penghargaan Nobel adalah salah satu yang dinantikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaHerpes Zoster merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya bintil, ruam dan disertai dengan cairan bening.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca Selengkapnya