Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Virus Corona Varian Afrika Selatan

Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Virus Corona Varian Afrika Selatan Nenek 90 tahun jadi orang pertama di dunia yang disuntik vaksin Covid-19. ©Jacob King/Pool via REUTERS

Merdeka.com - Vaksin Covid-19 Pfizer Inc-BioNTech, tampaknya kurang ampuh melawab virus yang direkayasa dengan tiga mutasi utama dari varian virus corona baru yang ditemukan di Afrika Selatan, menurut sebuah penelitian laboratorium yang dilakukan perusahaan farmasi AS tersebut.

Penelitian Pfizer dan ilmuwan dari University of Texas Medical Branch (UTMB), yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menunjukkan penurunan kurang dari dua kali lipat dalam tingkat titer antibodi, menunjukkan vaksin kemungkinan akan efektif dalam menetralkan virus yang disebut mutasi E484K dan N501Y ditemukan pada varian Afrika Selatan.

Penelitian dilakukan pada sampel darah orang yang telah disuntik vaksin. Penemuannya terbatas karena tidak melihat mutasi lengkap yang ditemukan pada varian baru Afrika Selatan.

Orang lain juga bertanya?

Perusahaan tersebut menyampaikan, meskipun temuan ini tidak menunjukkan perlunya vaksin baru untuk mengatasi varian yang muncul, Pfizer dan BioNTech siap untuk merespons jika varian SARS-CoV-2 menunjukkan bukti kurang efektiknya vaksin Covid-19.

Dikutip dari Reuters, Kamis (28/1), Pei-Yong Shi, penulis studi dan profesor di UTMB menyampaikan, para ilmuwan saat ini sedang merekayasa virus dengan serangkaian mutasi lengkap dan diperkirakan hasilnya keluar sekitar dua minggu.

Hasilnya lebih menggembirakan daripada penelitian non-peer-review (non peninjauan rekan sejawat) lain dari para ilmuwan di Universitas Columbia pada Rabu pagi, yang menggunakan metode yang sedikit berbeda dan menunjukkan antibodi yang dihasilkan oleh suntikan vaksin secara signifikan menunjukkan kurang efektif melawan varian Afrika Selatan.

Hal yang membuat munculnya perbedaan tersebut ialah temuan Pfizer didasarkan pada virus klcorona yang direkayasa, dan penelitian di Columbia menggunakan pseudovirus berdasarkan virus stomatitis vesikuler, jenis virus yang berbeda. Shi percaya temuan di pseudovirus harus divalidasi menggunakan virus yang sebenarnya.

Penelitian tersebut juga menunjukkan hasil yang lebih baik terhadap beberapa mutasi kunci dari varian virus Inggris yang sangat mudah menular. Shi mengatakan mereka juga sedang mengerjakan virus yang direkayasa dengan mutasi lengkap dari varian itu.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Jenis Vaksin Cacar Api dan Efek Sampingnya, Penting Diketahui
Jenis Vaksin Cacar Api dan Efek Sampingnya, Penting Diketahui

Vaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya