Video Menyesatkan Tentang Covid-19 Ditonton Jutaan Orang di YouTube
Merdeka.com - Lebih dari seperempat video yang paling banyak ditonton di jejaring berbagi video Youtube tentang virus corona mengandung informasi menyesatkan. Demikian dikatakan sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh BMJ Global Health terhadap berbagai video yang paling banyak ditonton di orang Inggris hingga 21 Maret.
Dikutip dari BBC, Kamis (14/5), secara total video-video menyesatkan itu disaksikan lebih dari 62 juta kali.
Di antara informasi keliru tentang pandemi Covid-19 ini adalah gagasan soal perusahaan farmasi yang dikatakan sudah memilki vaksin corona tapi menolak untuk menjualnya.
-
Kenapa informasi ini hoax? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks. Pada tanggal 28 Agustus 2024, Gibran terlihat mendampingi pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen mendaftar ke KPU Jawa Tengah, Rabu (28/8). Kemudian tidak juga ditemukan berita dari media nasional yang memberitakan soal penangkapan Gibran karena pakai narkoba.
-
Mengapa klaim gambar hoax ini keliru? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang 'tak terelakkan' antara keduanya.
-
Mengapa klaim tersebut diragukan? Dalam artikel juga tidak ditemukan adanya narasi yang menyebut Jokowi dan Listyo SIgit mencopot Polda Jabar karena membatalkan sidang tersangka Pegi.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa berita hoaks tentang Kominfo diklaim tidak benar? Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Kenapa informasi di video itu salah? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar. Faktanya, video yang beredar berisi beberapa klip yang tidak saling berkaitan.
YouTube mengatakan mereka sudah bertekad menghapus penyebaran informasi yang menyesatkan itu.
Para peneliti menyatakan "informasi yang baik dan akurat" sudah diunggah ke YouTube oleh kalangan pemerintah dan ahli kesehatan. Namun video-video mereka itu seringkali sulit dipahami dan kurangs menarik bagi para penonton Youtube dan narablog.
Setelah menyingkirkan video duplikasi, video berdurasi lebih dari satu jam dan video yang tidak relevan secara audio maupun materi visual, para peneliti akhirnya menganalisis 69 video tersisa.
Video-video itu kemudian diberi skor berdasarkan mana tayangan yang memberi informasi faktual ekslusif tentang penyebaran virus, gejala virus corona, pencegahan dan potensi penanganan.
Video dari kalangan pemerintah memiliki nilai yang lebih bagus dari sumber-sumber lain, namun justru jarang ditonton.
Dari 19 video yang mengandung informasi keliru:
-sekitar sepertiga berasal dari sumber berita hiburan
-berita dari dari kantor berita nasional
-sumber berita di internet sekitar seperempatnya
-13 persen diunggah oleh pembuat video independen
Laporan hasil penelitian ini merekomendasikan agar pihak pemerintah dan otoritas kesehatan seharusnya bekerja sama dengan sumber berita hiburan dan influencer media sosial untuk membuat tayangan faktual yang menarik dan lebih banyak ditonton orang.
Dalam pernyataannya Youtube mengatakan: "Kami berkomitmen menyediakan informasi yang membantu secara berkala di masa kritis ini, termasuk mengutamakan konten otoritas, mengurangi penyebaran informasi membahayakan dan menayangkan informasi dari berbagai lembaga menggunakan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan NHS (otoritas kesehatan Inggris) untuk memerangi berita menyesatkan."
"Kami mempunyai kebijakan yang tegas untuk melarang video yang mempromosikan perawatan dengan metode yang ngawur untuk mencegah penyebaran virus corona dan kami segera menghapus video yang melanggar peraturan ini ketika sudah ditandai. Sekarang konten apa pun yang bertentangan dengan penularan Covid-19 seperti yang dijelaskan WHO dan NHS adalah melanggar peraturan YouTube.
"Kami terus mengevaluasi dampak dari berbagai video ini ke masyarakat di seluruh dunia."
Marianna Spring, reporter media sosial dan spesialis disinformasi dalam analisisnya mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir ada peningkatan jumlah video yang mengangkat tema teori konspirasi dan disebarkan di YouTube dan video-video terbukti cukup populer.
Topik yang diangkat termasuk video seperti Plandemic, yang beredar luas di Internet pekan lalu.
Konten video yang cukup baik kualitasnya dan didukung wawancara dengan yang disebut ahli bisa membuat video semacam ini cukup meyakinkan. Meski fakta yang disajikan keluar dari konteks dan dipakai untuk menggiring ke arah kesimpulan yang menyesatkan.
Memberantas konten semacam ini adalah seperti permainan anjing dan kucing bagi sejumlah jejaring media sosial.
Penelitian ini memberi gambaran media arus utama juga bersalah atas penyebaran informasi yang menyesatkan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengklaim Raffi Ahmad dan Najwa Shihab promosikan judi online, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaCek fakta merdeka.com melakukan penelusuran foto thumbnail menggunakan teknik reverse image search.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaVideo yang menunjukkan jentik nyamuk di galon air minum dalam kemasan (AMDK) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaCek fakta merdeka.com menelusuri terkait klaim Jokowi terbitkan Perpres dan Perppu bubarkan Al-Zaytun.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Polres Blitar sudah melakukan pemeriksaan kepada Gus Samsudin terkait konten tukar pasangan dalam video viral yang menyeret namanya
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca Selengkapnya