Video pemerkosaan massal di India diperdagangkan secara bebas
Merdeka.com - Video pemerkosaan massal yang dilakukan sekelompok orang diperjual belikan secara bebas di India. Pria di Negeri Bollywood itu pun dapat membeli video sadis tersebut di mana saja.
Ada sedikitnya 12 klip dalam satu video tersebut. Dalam klip itu termasuk kekerasan seksual pada anak. Video itu bahkan bisa langsung dikirim oleh si penjual ke ponsel pembeli.
Peredaran sejumlah video itu ditemukan paling banyak di Uttar Pradesh, di mana para pemerkosa merekam aksi keji mereka ke sejumlah gadis di bawah umur.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Di mana pelaku mendapatkan video korban? 'Pada tanggal 11 Maret korban datang ke Subdit Siber Direktorat Krimsus Polda NTT untuk melakukan pengaduan. Setelah itu dilakukan penyelidikan dan ternyata tanggal 15 Maret ada kejadian lagi,' jelasnya, Rabu (3/4).
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Kenapa pelaku melakukan pemerkosaan? Tersangka melakukan kekerasan seksual di sekitar rumah dan di kebun. Modusnya, memanfaatkan kondisi korban yang rentan. Tersangka sebelumnya melakukan hal serupa pada korban lain. Sempat dinikahi namun kemudian bercerai.
-
Siapa yang menyebarkan video viral tersebut? Sebelumnya akun sosial media (Instagram, Tiktok, Facebook) Rama News (@ramanews) pada 23 April 2024 mengunggah sebuah video yang diambil dari akun TikTok widia_pengamatpolitik dengan narasi bahwa adanya kejadian nasabah BRI yang kehilangan uang merupakan efek dari pemilu yang membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos dan juga untuk membantu pemerintah yang merusak demokrasi.
Video in berakhir di tangan para pedagang, yang membangun bisnis ini menjadi sebuah ladang untung. Mereka menjual video tersebut berkisar antara 10 rupee hingga 200 rupee (setara Rp 2 ribu hingga Rp 40 ribu) kepada para pelanggan.
Dikutip dari Daily Mail, Rabu (2/11), para penjual ini pintar menjualkan dagangannya. Mereka menutupi jejak sehingga tidak ada yang tahu jika mereka menjajakan video pemerkosaan.
"Kami hanya menjualnya kepada yang bertanya ke kami," ujar seorang penjual.
Di sebuah desa di utara Uttar Pradesh, seorang pria mengatakan dia secara berkala menonton video pemerkosaan tersebut yang dibelinya di desa tetangga. Pria tak menyebutkan namanya itu mengatakan dia menyimpan video tersebut di laptopnya.
Saat ditanya mengapa dia menonton video pemerkosaan sadis tersebut, pria itu menjawab, "untuk ketenangan pikiran."
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Saharanpur, A K Shahi mengatakan tidak mengetahui mengenai hal ini.
"Video pemerkosaan? Apa itu?" ucapnya saat ditanya.
Begitu pula dengan Inspektur Jenderal Sektor Meerut Ajay Anand. Dalam wawancaranya, dia mengatakan masih baru dalam pekerjaan ini, jadi dia tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut.
India memang terkenal dengan sejumlah kisah pemerkosaan. Mulai dari yang biasa saja, sampai yang keji.
Korbannya mulai dari anak di bawah umur, hingga wanita dewasa. (mdk/che)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut dia, tersangka menawarkan video porno berbayar itu melalui media sosial Facebook.
Baca SelengkapnyaDitreskrimsus Polda Metro Jaya mengungkap bisnis video gay anak atau video gay kids (VGK) di media sosial. Dua tersangka ditangkap, termasuk seorang remaja.
Baca SelengkapnyaDalam video yang beredar, sekelompok pemuda menantang korban mengeluarkan kemaluannya untuk onani.
Baca SelengkapnyaAda 398 pelanggan yang dibagi dalam 3 grup kategori
Baca SelengkapnyaPria asal Bekasi ini ditangkap terkait kasus dugaan penjualan video porno anak dibawah umur.
Baca SelengkapnyaRangkaian video mesum pasangan remaja, seorang di antaranya diduga pemain basket pria di Bali, beredar dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaBareskrim Mabes Polri membongkar kasus penyebaran video konten pornografi yang disebarkan melalui grup chat aplikasi Telegram bernama 'Meguru Sensei'
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan akun Facebok dengan nama 'Pemersatu Bangsa'. Pelanggan kemudian akan diarahkan ke akun Instagram lalu mengunduh konten di aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaWadir Reskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Hendri Umar mengatakan, merupakan admin dari sejumlah grup yang berisikan video porno
Baca SelengkapnyaRibuan wanita menjadi korban dari sindikat eksploitasi seksual 'Premium Place'.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan akun @balapca yang ternyata menjual konten video porno anak-anak.
Baca SelengkapnyaPemuda di Pasuruan diciduk polisi karena menjual konten porno anak-anak di media sosial
Baca Selengkapnya