Virus Corona Akan Menang Jika China Menolak Penyelidikan Lanjutan Asal Usul Covid-19
Merdeka.com - Para pakar penyakit menular ternama Amerika Serikat (AS) memperingatkan, penolakan China atas rencana WHO untuk penyelidikan lanjutan asal usul Covid-19 di negara tersebut dapat mengancam ketersediaan data penting dunia yang diperlukan untuk mengidentifikasi pandemi di masa yang akan datang.
Para pakar menyampaikan kepada Politico, penolakan akses ke Wuhan, asal usul episentrum wabah virus corona, memperbesar kecurigaan bahwa pemerintah China berusaha menutupi kemungkinan virus tersebut sengaja dirancang.
“Kita sudah ada dua pandemi virus corona yang keluar dari China dan kemungkinan besar kita akan memiliki pandemi virus corona lain yang keluar dari China, jadi (penyelidikan yang berbasis di China) adalah kesempatan terbaik kita untuk mengetahui bagaimana ini terjadi dari kelelawar dan (menular) ke manusia,” jelas Dekan Fakultas Kedokteran Tropis Nasional di Baylor College of Medicine di Houston, Peter Hotez.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Apa itu penyakit misterius di China? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
“Kita tidak bisa melakukan ini tanpa pergi ke China. Tidak ada yang bisa Anda lakukan dari jarak 5.000 mil,” lanjutnya, dikutip dari South China Morning Post, Senin (26/7).
Pemerintah China geram atas perhatian internasional terhadap China sebagai negara yang kemungkinan menjadi asal usul Covid-19 dan bersikeras “virus memiliki beragam asal usul dan mucul di berbagai tempat.”
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menguraikan rencana terbaru penyelidikan kedua asal usul virus corona di China. Usulan penyelidikan ini, yang merupakan lanjutan dari penyelidikan Januari 2021, termasuk usulan untuk “audit laboratorium dan lembaga penelitian terkait yang beroperasi di area di mana kasus awal (Covid-19) pada manusia diidentifikasi pada Desember 2019,” mengacu pada Institut Virologi Wuhan yang kontroversial.
Wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Zeng Yixin, menolak rencana tersebut, menyebutnya "mengabaikan akal sehat dan menentang sains."
Menurut Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular Universitas Minnesota, Michael Osterholm, respons China tidak dapat dibenarkan.
“Menurut saya apa yang diminta (WHO) sangat masuk akal,” kata Osterholm.
Menurutnya, penolakan China ini dapat memicu spekulasi konspirasi tentang bagaimana virus itu muncul di China.
“Itu membuat orang curiga ini adalah virus buatan manusia yang sengaja dilepas,” lanjutnya.
Penolakan China atas penyelidikan baru ini juga memicu kritik di Capitol Hill atau Gedung Parlemen AS. Anggota Kongres, Ami Bera, yang juga ketua Subkomite Asia, Pasifik, Asia Tengah dan Nonproliferasi, mengatakan kepada Politico dalam sebuah pernyataan, langkah China tersebut “tidak dapat diterima”. Bera meminta sebuah “analisis yang komprehensif, transparan, dan independen terkait asal usul Covid-19.”
Gedor China
Menurut Hotez, WHO bertanggung jawab atas penolakan China ini karena badan PBB itu hanya fokus pada laboratorium Wuhan terkait munculnya virus.
“Kami menuntut hal-hal yang tidak akan pernah disetujui oleh pemerintah China, (seperti) menggedor pintu Institut Virologi Wuhan untuk menunjukkan buku catatan yang tidak akan pernah mereka setujui,” kata Hotez.
Pejabat PBB juga menyalahkan nada komunikasi WHO dengan China terkait penyelidikan lanjutan ini. Administrator Program Pembangunan PBB dan ketua Kelompok Pembangunan Berkelanjutan PBB, Achim Steiner mengakui Tedros harus menempuh "jalan yang sangat sulit" berurusan dengan China pada "waktu yang sangat tidak menentu" karena hubungannya bermasalah dengan beberapa negara, termasuk dengan AS dan Uni Eropa.
Namun dia menyampaikan, interpretasi China atas penyelidikan sebagai dikte negara asing yang sewenang-wenang tidak membantu.
“Menjadi kepala badan PBB, ketika saya berbicara dengan China, ketika saya berbicara dengan AS, saya tidak berbicara dengan menendang pintu dan mengatakan kepada mereka 'ini yang harus Anda lakukan,'” kata Steiner kepada Politico.
Seorang diplomat yang berbasis di Jenewa yang ikut dalam rapat mingguan WHO dengan negara-negara anggota memberikan penilaian yang kurang baik terkait pembicaraan sengit Tedros dengan China.
Dia menyebut pengumuman penyelidikan yang disampaikan Tedros sebagai "kejutan tahun ini" dan mengatakan sebagian mencerminkan ambisi karirnya.
“Mungkin Tedros baru saja melakukan kalkulasinya dan menyadari China tidak akan bisa menghalangi dia terpilih kembali (karena menuntut penyelidikan besar terhadap asal-usul virus),” kata diplomat itu, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Cegah pandemi di masa depan
Terlepas dari tantangan akibat kebuntuan antara WHO dan China, Chris Beyrer, profesor kesehatan masyarakat dan hak asasi manusia di Fakultas Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg mengatakan, risiko jangka panjang dari virus corona yang mematikan mengharuskan kebuntuan itu dijembatani.
“Kita sedang berjuang virusnya yang menang,” katanya.
“Tetapi apa yang selalu ingin kita lakukan adalah mencegah pandemi (di masa depan) dan untuk melakukan itu Anda perlu tahu bagaimana hal ini muncul dan menjadi sangat beradaptasi dengan penyebaran manusia ke manusia.”
Osterholm mengatakan peran potensial pemerintahan Biden dalam membantu menengahi resolusi kebuntuan ini terbatas dan mendorong pemerintah AS fokus mendukung WHO untuk mencegah pandemi di masa depan.
Tetapi Hotez mengkritik apa peran pemerintahan Biden dalam penyelidikan lanjutan ini, di mana pada 26 Mei lalu Biden meminta badan-badan intelijen untuk meningkatkan analisis mereka tentang asal-usul Covid-19. Biden juga menargetkan jajarannya memberikan laporan dalam waktu 90 hari. Hotez menyebut permintaan itu "konyol."
"Kami telah mengerahkan semua intelijen untuk ini dan tidak sampai ke dasarnya," katanya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.
Baca SelengkapnyaKedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaAS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca SelengkapnyaIni yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca Selengkapnya