Virus Corona Bisa Bertahan Dalam Suhu 60 Derajat Celcius Selama 1 Jam
Merdeka.com - Virus corona dapat bertahan lama dalam suhu tinggi, demikian temuan sebuah penelitian sekelompok peneliti di Universitas Aix-Marseille di Prancis selatan.
Dalam melakukan penelitian ini, para peneliti memanaskan virus corona dalam suhu 30 derajat Celcius selama 30 menit, kemudian dalam suhu 60 derajat Celcius selama 60 menit, dan 92 derajat Celcius (hampir mencapai titik didih air) selama 15 menit, menurut makalah penelitian yang diterbitkan jurnal bioRxiv.org pada Sabtu, dilansir dari Alarabiya, Minggu (19/4).
Sementara suhu tinggi secara signifikan mengurangi efektivitas virus corona, virus ini masih mampu meniru, misalnya bisa memulai fase infeksi lain di inangnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Bagaimana virus bisa bertahan lama di HP? Permukaan plastik pada HP merupakan tempat yang nyaman bagi virus seperti virus flu, COVID-19, hingga norovirus (yang menyebabkan infeksi pencemaran). Virus-virus ini bahkan dapat bertahan hidup selama beberapa hari di permukaan ponsel.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di Prancis? Fosil tengkorak kelelawar tiga dimensi berukuran kecil dengan kondisi sempurna ditemukan dalam gua batu kapur Vielase di Prancis.
Hanya pada saat virus corona dipanaskan dengan suhu 92 derajat Celcius selama 15 menit, virus ini sepenuhnya berhasil dimatikan.
Protokol yang paling umum untuk menonaktifkan virus adalah pemanasan satu jam dalam suhu 60 derajat Celcius, seperti yang direkomendasikan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) di Amerika Serikat. Protokol ini digunakan untuk menonaktifkan virus dengan tingkat kematian yang tinggi, seperti virus Ebola.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi berbahaya bagi teknisi laboratorium yang melakukan tes pada sampel untuk menentukan apakah mereka positif terinfeksi virus corona atau tidak.
Para teknisi laboratorium di seluruh dunia menggunakan protokol pemanasan selama satu jam dalam suhu 60 derajat Celcius untuk mematikan virus sebelum melakukan uji sampel.
Namun kendati demikian, sebagaimana yang ditunjukkan penelitian ini, protokol tersebut sangat tidak efektif terhadap virus corona, menjadikan para teknisi laboratorium berisiko tinggi terinfeksi saat melaksanakan tugasnya.
Saat protokol suhu yang lebih tinggi telah terbukti mematikan virus sepenuhnya, suhu tinggi juga dapat secara signifikan memecah virus 'RNA - molekul yang membawa kode genetik unik virus. Ini mengurangi sensitivitas tes dan meningkatkan kemungkinan hasil tes negatif palsu.
Para peneliti menyarankan untuk menggunakan bahan kimia, bukan suhu yang mendekati titik didih untuk menonaktifkan virus, memungkinkan teknisi laboratorium untuk menjaga keselamatan mereka tanpa mengurangi efisiensi dari tes virus corona terlalu banyak.
"Hasil yang disajikan dalam penelitian ini harus membantu untuk memilih protokol yang paling cocok untuk inaktivasi untuk mencegah paparan personil laboratorium yang bertanggung jawab atas deteksi langsung dan tidak langsung Sars-CoV-2 (virus corona) untuk tujuan diagnostik," tulis para peneliti.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca Selengkapnyaberhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaBahaya minum air lelehan gletser yang kini tengah jadi tren di kalangan konten kreator luar negeri.
Baca SelengkapnyaIni berdasarkan hasil riset ilmuwan tentang "makhluk" yang dapat hidup bahkan berkembang biak di Planet Mars.
Baca SelengkapnyaCuaca panas yang luar biasa ini telah memecahkan rekor suhu tertinggi.
Baca SelengkapnyaSeseorang bisa mengalami flu dalam waktu cukup lama, namun hingga berapa lama biasanya penyakit ini tetap bisa menyebar?
Baca SelengkapnyaSituasi malam tropis mengacu pada saat suhu tidak turun di bawah 25 derajat Celcius.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu, fenomena cuaca panas ini tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.
Baca SelengkapnyaEs tersebut bisa menjadi pelindung alami dari radiasi berbahaya yang ada di Mars
Baca SelengkapnyaKenaikan suhu ini jadi yang tertinggi sejak Sistema Alerta Rio mulai melakukan pengukuran pada tahun 2014 lalu.
Baca SelengkapnyaSuhu panas Jakarta hari ini mencapai 35 derajat celsius.
Baca Selengkapnya