Virus Corona Sudah Ada di AS Sebelum Jadi Wabah di China dan Menyebar ke Dunia
Merdeka.com - Ilmuwan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) kemarin mengatakan hasil uji sampe darah yang diambil di AS pada 13 Desember tahun lalu mengungkap ada bukti antibodi terhadap virus corona penyebab Covid-19.
Hasil penelitian ini menguatkan studi serupa di Italia dan Prancis yang menyatakan ada indikasi virus corona sudah beredar di sejumlah negara sebelum diidentifikasi di China dan kemudian meledak menjadi pandemi.
Virus corona baru ini boleh jadi sudah menjangkiti sejumlah orang di AS pada 13 Desember 2019, menurut penelitian yang dipublikasi kemarin di jurnal Klinis Penyakit Menular.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Kapan tes darah ini akan tersedia? Para peneliti berharap bahwa dalam lima tahun, tes darah ini bisa digunakan untuk membantu mengarahkan pengobatan bagi pasien gagal jantung.
-
Siapa yang bisa donor darah? Syarat utama untuk mendonor darah adalah dalam kondisi sehat, berusia minimal 16 tahun (dengan izin orang tua), dan memiliki berat badan minimal 110 pon.
-
Apa yang diukur oleh tes darah baru ini? Studi yang didanai oleh British Heart Foundation ini menemukan bahwa pasien dengan kadar protein neuropeptida Y (NPY) yang tinggi memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar untuk meninggal akibat komplikasi jantung dalam tiga tahun dibandingkan mereka dengan kadar NPY yang lebih rendah.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
Studi yang dilakukan CDC ini menganalisis darah dari pendonor yang dikumpulkan oleh Palang Merah AS sejak 13 Desember hingga 17 Januari 2020.
Dari sampel darah itu, sedikitnya ditemukan 106 antibodi untuk SARS-CoV-2, termasuk sampel darah yang diperoleh dari California, Oregon, dan Washington dari 13 Desember hingga 16 Desember 2019.
"Penularan SARS-CoV-2 kemungkinan sudah terjadi di AS pada Desember 2019, lebih awal dari yang diduga sebelumnya," kata para ilmuwan dalam penelitian ini, seperti dilansir laman South China Morning Post, Selasa (1/12).
Sebelumnya kasus pertama Covid-19 di AS dilaporkan pada 21 Januari.
Memicu perdebatan asal usul virus corona
Pengambilan sampel darah yang mengandung antibodi SARS-CoV-2 itu dilakukan dua pekan sebelum 31 Desember, tanggal resmi pernyataan wabah corona di Kota Wuhan, China.
Antibodi muncul dari sistem kekebalan tubuh manusia untuk mengindentifikasi dan menyerang patogen di dalam tubuh dan spesifik untuk tiap jenis virus, bakteri, atau parasit.
"Keberadaan serum antibodi ini menandakan penularan SARS-CoV-2 kemungkinan sudah terjadi di sebagian wilayah barat AS lebih awal dari dugaan sebelumnya," tulis peneliti CDC.
Temuan ini menyusul analisis sebelumnya yang dipublikasi di Italia bulan lalu terhadap sampel darah yang diambil sejak September 2019 yang juga menandakan keberadaan antibodi terhadap virus corona baru itu. Di Prancis, tes usap di sebuah rumah sakit terhadap seorang pasien pada 27 Desember 2019 menyatakan dia positif virus corona, kata laporan yang diumumkan di Jurnal International Antimicroba pada Juni lalu.
Kedua sampel darah itu diambil sebelum virus corona diidentifikasi di Wuhan dan itu langsung memicu perdebatan tentang asal-usul virus corona.
Pemerintahan Presiden Donald Trump menuding China sebagai penyebab pandemi sementara Beijing merespons hal itu dengan retorika mereka sendiri.
Laporan CDC ini muncul seiring dua tim investigasi internasional, salah satunya dilakukan Badan Kesehatan Dunia dan satu lagi oleh jurnal kedokteran The Lancet, menggali informasi dari mana virus ini berasal.
Penelitian ini juga melibatkan pencarian spesies hewan yang diduga menjadi tempat virus itu berasal yang kemudian berpindah ke manusia. Direktur Eksekutif WHO Mike Ryan menyebut upaya penelitian ini ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari penemuan golongan darah sampai penemuan skrining darah, simak sejarah panjang donor darah berikut!
Baca SelengkapnyaStudi baru membantah dugaan sebelumnya yang menyatakan malaria muncul sekitar 2.000 sampai 3.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaTemuan ini memberikan pengetahuan baru terkait penyebaran wabah cacar di Amerika Selatan.
Baca SelengkapnyaFirman mengatakan, seluruh data penanganan virus Covid-19 ini dikumpulkan dari para perangkat daerah dan BUMD seluruh DKI.
Baca SelengkapnyaMunculnya kasus Mpox bukan disebabkan oleh adanya vaksinasi Covid-19 seperti sejumlah hoax yang beredar.
Baca Selengkapnya