Warga China gantung baju di tembok jalan, donasi buat tunawisma
Merdeka.com - Warga Kota Liuzhou di Guangxi, China berbondong-bondong menggantung baju hangat mereka di salah satu tembok di kotanya. Mereka menyebut tembok tersebut sebagai 'tembok kebaikan'.
Aksi yang dilakukan penduduk Liuzhou ini diyakini sebagai aksi mendaur ulang pakaian, sekaligus aksi sosial. Tujuan dari menggantung baju ini yaitu sumbangan bagi para tunawisma agar mereka memiliki baju hangat saat musim dingin tiba.
-
Dimana Baju Pesa'an digunakan? Selain di Bangil, nama Pesa’an atau Sakera juga banyak dikenal di Madura dan Pasuruan.
-
Siapa yang terpengaruh cuaca dingin? Isolasi sosial dalam jangka panjang bisa menyebabkan perasaan kesepian, kecemasan, atau depresi.
-
Dimana sweater dan celana cocok dipakai? Gabungan ini sangat pas untuk kegiatan santai seperti nongkrong.
-
Siapa yang beradaptasi dengan iklim dingin? Manusia modern bermigrasi keluar dari Afrika sekitar 70.000 tahun lalu, dan hampir semua orang yang saat ini tinggal di luar benua itu diperkirakan merupakan keturunan dari para pionir awal tersebut.
-
Bagaimana warga menjemur pakaian? Korban banjir memanfaatkan atap rumah untuk menjemur pakaian.
-
Mengapa pakaian penting untuk manusia? Pakaian melindungi diri dari berbagai hal, memberi manusia cara untuk mengekspresikan diri, dan mencegah ketidaksenonohan di depan umum.
Dilansir dari laman Shanghaiist, Selasa (2/2), warga terlihat antusias dengan kegiatan ini. Dibuktikan dengan banyaknya baju hangat yang menggantung di tembok tersebut.
"Proyek ini berhasil. Kami senang dengan banyaknya baju yang disumbangkan warga. Terima kasih atas perhatian kalian," ungkap pencetus ide ini, yang tak disebutkan namanya.
Tembok Kebaikan di China ©2016 Merdeka.comSang penyelenggara mengatakan, dia membuat 'tembok kebaikan' termotivasi dari warga Iran. Dia mengaku, ide tersebut asalnya memang dari Iran, namun kini ide tersebut merambah hampir ke seluruh penjuru China.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan musim dingin yang membuat suhu lebih rendah dari biasanya mengawali tahun 2024 di India. Bagi tunawisma, fenomena ini menjadi sebuah siksaan.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya tersebut sebelumnya ditolak ditampung sementara di sejumlah tempat.
Baca SelengkapnyaMereka membangun tenda darurat tersebut karena wilayah pemukiman mereka kerap dilanda banjir hingga ketinggian 1,5 meter.
Baca SelengkapnyaJembatan darurat ini terdiri dari rangkaian pipa besi dengan jalur pejalan kaki yang terbuat dari papan kayu.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anak-anak di Bandung yang meminta barang ke warga untuk biaya perayaan Agustusan.
Baca SelengkapnyaRatusan takjil gratis itu dibagikan kepada pengendara yang tak mempunyai waktu berbuka di rumah karena terjebak kemacetan.
Baca SelengkapnyaSuhu di Mina capai 45°C, begini cara kreatif jamaah wanita asal Indonesia untuk meminimalisir panas.
Baca SelengkapnyaLebih dari 100.000 orang dievakuasi akibat hujan lebat dan banjir mematikan tersebut.
Baca SelengkapnyaPara korban sedang menghadapi tantangan suhu yang dingin ekstrem pada malam hari di bawah nol derajat celcius.
Baca SelengkapnyaSejumlah atribut dan logo parpol terlihat menampak diri di tempat pengungsian korban kebakaran Manggarai.
Baca SelengkapnyaAda 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.
Baca Selengkapnya