Warga Keracunan di AS Meningkat Sejak Pernyataan Trump Soal Suntikan Disinfektan
Merdeka.com - Pada 23 April lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, suntikan disinfektan dapat membantu melawan virus corona. Trump mendapat kecaman atas pernyataan ini karena dapat diikuti oleh sebagian orang dengan meminum baham kimia beracun tersebut.
Buletin terbaru dari American Association of Poison Control Center (AAPCC), yang mengumpulkan data dari negara-negara bagian di AS, memaparkan beberapa petunjuk.
Bahkan sebelum komentar Trump dilontarkan, keracunan yang tidak disengaja karena cairan pemutih dan disinfektan lainnya meningkat mulai 1 Januari hingga 31 Maret tahun ini, menurut Laporan Angka Kematian Mingguan dan Pencegahan Kematian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, di mana orang-orang membersihkan permukaan, bahan makanan, ponsel, dan lainnya untuk melawan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Mengapa kejadian ini viral? Video penemuan tersebut dibagikan di platform Douyin (media sosial China) dan menarik perhatian publik.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Sebagian besar keracunan akibat menghirup asap, tetapi ada juga kasus menelan, biasanya terjadi pada anak-anak yang mendapatkan bahan kimia itu karena ditinggalkan di tempat terbuka.
Setelah komentar Trump muncul, tampaknya ada peningkatan keracunan tak disengaja.
Dilansir dari TIME, Kamis (14/5), pada Januari, Februari dan Maret 2020, keracunan tak disengaja karena desinfektan rumah tangga masing-masing naik 5 persen, 17 persen dan 93 persen pada bulan yang sama dibandingkan tahun 2019.
Pada April, ada peningkatan 121 persen dibandingkan dengan April 2019. Dalam sepuluh hari pertama bulan Mei, keracunan naik 69 persen dibandingkan periode 10 hari yang sama pada tahun 2019.
Sementara itu, data angka keracunan karena cairan pemutih tak terlalu dramatis tapi tetap signifikan.
Pada Januari, Februari dan Maret 2020, keracunan naik masing-masing 7 persen, 1 persen dan 59 persen dari masing-masing bulan yang sama tahun lalu.
Pada April, angka keracunan melonjak menjadi 77 persen. Pada periode sepuluh hari pertama bulan Mei, terjadi peningkatan 51 persen dibandingkan 10 hari yang sama tahun 2019.
"Secara kritis, keterkaitan ini bukanlah sebab akibat, masyarakat yang ketakutan bisa melakukan apa pun untuk melindungi diri dari virus, peningkatan keracunan yang sama mungkin terjadi terlepas dari pernyataan Trump. Tetapi pernyataan seorang presiden akan bergema dengan kuat, dan bahkan ide berbahaya yang dia lontarkan dapat memengaruhi banyak orang," tulis TIME.
"Namun, perlu diulang bahwa tidak ada pemutih rumah tangga, disinfektan atau bahan kimia pembersih lainnya yang bertujuan untuk segala jenis penggunaan internal."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaPenyakit Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA tengah menjadi ancaman di Indonesia, khususnya warga sekitar Jakarta.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaData Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menilai kualitas udara di Jakarta telah mencapai tingkat yang membahayakan.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.
Baca Selengkapnya