Warga Korsel diduga masih terjebak di reruntuhan gempa Palu
Merdeka.com - Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter di Palu, Sulawesi Tengah telah menewaskan 1.411 orang. Di antara korban tersebut, terdapat 120 orang warga negara asing yang berada di wilayah tersebut saat terjadinya bencana gempa dan tsunami.
"Dari 120 orang, 119 orang di antaranya dapat dihubungi dan diketahui keberadaannya. Namun, satu orang WNA asal Korea Selatan belum ditemukan. Diduga WNA terjebak di reruntuhan gempa, dan hingga saat ini tim SAR terus melakukan pencarian," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nassir atau akrab disapa Tata saat menggelar jumpa pers di Kementerian Luar Negeri Jakarta Pusat, Rabu (4/10).
Tata menjelaskan, sebagian besar dari para WNA telah dievakuasi keluar dari Palu, hanya beberapa yang masih bertahan atas permintaan pribadi.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Mengapa evakuasi WNI dilakukan melalui jalur darat? Proses evakuasi pertama WNI dari Lebanon dilakukan melalui jalur darat dan difokuskan kepada mereka yang memang ingin dievakuasi.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Bagaimana proses evakuasi pendaki di Gunung Lawu? “Setelah mendapatkan informasi itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan relawan langsung menuju ke lokasi untuk melakukan pengecekan kondisi survivor. Sekitar pukul 13.00, tim TRC mengabarkan kalau kondisi pendaki sudah tidak tertolong dan kami langsung melakukan evakuasi,“ kata Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, dikutip dari ANTARA pada Senin (26/6).
Gempa Palu yang terjadi 28 September lalu menyebabkan kerusakan besar di Ibu Kota Palu dan kabupaten Donggala.
Dahsyatnya bencana ini membuat beberapa negara ikut merasa prihatin. Bahkan, berbagai negara juga sudah menawarkan bantuan untuk Indonesia baik secara langsung maupun melalui Satuan Tugas di lapangan.
"Tim nasional sudah menghitung apa-apa saja dibutuhkan. Saat ini, bantuan asing yang dibutuhkan adalah pesawat angkut jenis c130, tenda pengungsi, pemurni air, genset, dan rumah sakit lapangan beserta peralatan medisnya," Tata.
Dia menjelaskan sejauh ini sudah ada 18 negara secara spesifik menyampaikan daftar bantuan kepada pemerintah Indonesia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Ruang, yang berstatus Level IV atau Awas, hingga kini masih terus memuntahkan material vulkanik.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaProses evakuasi itu memanfaatkan semua alutsista kapal penyeberangan laut.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaBNPB mengungkapkan tujuh posko darurat sudah disiapkan untuk menampung belasan ribu warga tersebut.
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan statusnya dari awas level IV menjadi siaga level III.
Baca SelengkapnyaKepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Hariyanto mengatakan 48 orang masih dalam pencarian.
Baca Selengkapnyaolisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaWarga dua desa di kaki Gunung Ruang dievakuasi daratan Tagulandang.
Baca SelengkapnyaSatu unit kapal pengangkut pengungsi etnis Rohingya dilaporkan tenggelam di perairan Aceh Barat, Rabu (20/3). Sebagian pengungsi masih terkatung-katung di laut.
Baca Selengkapnya