Warga Myanmar Terancam Mati Massal karena Kelaparan dan Penyakit
Merdeka.com - Pelapor khusus PBB bidang HAM di Myanmar memperingatkan “kematian massal” warga karena kelaparan dan penyakit di tengah pertempuran antara kelompok pemberontak dan pasukan junta di wilayah timur negara yang dilanda kudeta tersebut.
Myanmar telah berada dalam kekacauan dan kelumpuhan ekonomi sejak kudeta 1 Februari dan tindakan brutal militer terhadap para pengunjuk rasa anti kudeta yang telah menewaskan lebih dari 800 orang, menurut kelompok pemantau.
Pertempuran pecah di beberapa komunitas, khususnya di kota-kota kecil di mana jumlah korban tewas karena kebrutalan polisi cukup tinggi dan beberapa penduduk telah membentuk “pasukan pertahanan”.
-
Dimana kamp romusa di Myanmar? Video tersebut memperlihatkan suasana kamp romusa di Thanbyuzayat, Myanmar.
-
Kenapa konflik Myanmar harus segera selesai? ‘Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, menyangkut rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya memang tidak gampang, sangat kompleks, sehingga memerlukan waktu. Dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar itu mau, memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau ndak, memang sangat sulit,’ ujar Presiden.
-
Apa yang terjadi pada warga Kampung Bayam? Ketua Kelompok Tani Kampung Susun Bayam (KSB) Furqan diduga ditangkap paksa Polres Jakarta Utara jelang buka puasa pada Selasa, 2 April 2024.
-
Apa penyebab kepunahan massal? Transisi ini ditandai dengan kondisi iklim yang berubah-ubah, mengalami kekacauan total yang berdampak pada kepunahan banyak spesies.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Siapa yang akan mewakili Myanmar di KTT? 'Pemimpin dan Menteri Luar Negeri Myanmar nanti akan diwakili oleh pihak nonpolitical representative, sama seperti KTT sebelumnya,' kata Sidharta.
Bentrokan meningkat di negara bagian Kayah dekat perbatasan Thailand dalam beberapa pekan terakhir.
Penduduk menuduh militer menembakkan peluru artileri yang mendarat di dekat desa-desa dan PBB memperkirakan sekitar 100.000 orang mengungsi.
“Kematian massal karena kelaparan, penyakit, dan paparan bisa terjadi di negara bagian Kayah setelah sebanyak 100.000 orang terpaksa melarikan diri ke hutan untuk menghindari bom junta yang sekarang diputus dari akses makanan, air, dan obat-obatan oleh junta. Komunitas internasional harus bertindak,” jelas pelapor khusus PBB untuk Myanmar, Tom Andrews dalam pernyataannya yang diunggah di Twitter.
“Serangan brutal, tanpa pandang bulu junta mengancam nyawa ribuan pria, perempuan, dan anak-anak di negara bagian Kayah,” lanjutnya, dikutip dari France 24, Kamis (10/6).
Foto-foto AFP dari negara bagian Kayah menunjukkan penduduk desa membuat senjata ketika kelompok pertahanan penduduk turun melawan militer Myanmar.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PBB memperingatkan bencana kelaparan akan segera melanda warga Gaza.
Baca SelengkapnyaSejak agresinya di Gaza pada 7 Oktober hingga saat ini, Israel telah membunuh 24.285 warga Palestina dan melukai 61.154 lainnya.
Baca SelengkapnyaPembantaian Israel di Jalur Gaza semakin intensif, di mana dalam 24 jam terakhir pasukan penjajah membunuh 55 orang.
Baca SelengkapnyaKonflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca Selengkapnya170 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkat, ada yang sakit dan kelaparan
Baca SelengkapnyaMeninggalnya enam orang di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah dipastikan karena terjangkit diar
Baca SelengkapnyaIsrael disebut sengaja membuat warga Gaza kelaparan dengan membatasi masuknya bantuan kemanusiaan sebagai metode perang.
Baca SelengkapnyaAnak-anak Palestina tak hanya berjuang menghindari serangan Israel, tetapi juga harus bertahan hidup di tengah krisis air dan makanan.
Baca SelengkapnyaPeran para wanita dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.
Baca SelengkapnyaSerangan brutal Israel yang terus berlanjut membuat Jalur Gaza terperosok dalam bencana kelaparan.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut tidak lain akibat dari tindakan Israel yang menghentikan pengiriman bantuan ke daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaGuyuran hujan lebat menambah penderitaan warga Palestina yang mengungsi di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Baca Selengkapnya