Warga Perbatasan Papua Nugini Tolak Kehadiran Separatis Papua
Merdeka.com - Ray Tanji, tokoh masyarakat Papua Nugini (PNG) di perbatasan dengan Indonesia menolak keberadaan militan separatis Papua di wilayahnya. Dia meminta aparat berwenang memulangkan mereka ke Jayapura.
Dalam wawancara dengan program radio ABC Pacific Beat, Ray Tanji menyatakan kehadiran elemen separatis Papua di PNG menimbulkan banyak masalah bagi warga perbatasan.
"Saya minta Pemerintah Papua Nugini untuk menyingkirkan orang-orang ini dari Vanimo, karena merekalah yang menimbulkan masalah di perbatasan selama ini," ujarnya, seperti dilansir ABC Indonesia, Senin (7/10).
-
Siapa yang memulangkan WNI? Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
-
Apa yang diminta oleh massa di Kantor KPU Jayapura? Dalam orasinya, massa meminta proses penetapan kursi partai politik dan caleg terpilih pada pemilihan legislatif (Pileg) periode 2024-2029 untuk Kabupaten Jayapura jangan digelar.
-
Mengapa Cinta Laura ingin kembali ke Papua? 'WAMENA, one of the most beautiful places on Earth. I will be back,' ungkap Cinta Laura dalam caption postingan Instagram-nya.
-
Siapa yang meminta delapan anak Papua masuk TNI? Kedelapan anak muda itu dimintakan langsung oleh Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman untuk menjadi bagian dari prajurit TNI-AD.
-
Siapa yang dipulangkan ke Filipina? Mary Jane Veloso, yang merupakan terpidana mati dalam kasus penyelundupan narkoba, akhirnya dipulangkan ke Filipina setelah menjalani hukuman selama 14 tahun di Indonesia.
-
Mengapa WNI dipulangkan? Kami kan memastikan dulu yang bersangkutan siap atau tidak pasca situasi yang cukup mengkhawatirkan di Gaza , dari sisi fisik, psikisnya kami perlu cek dulu sehat atau tidak sanggup untuk menjalankan,' tegas Akhmad.
Tanji merupakan tokoh masyarakat di Wutung, Vanimo, Propinsi West Sepik yang berbatasan langsung dengan distrik Skouw, Jayapura, Indonesia.
Ia meminta aparat PNG untuk menyelidiki kehadiran dan aktivitas elemen separatis Papua demi menjaga keamanan warga setempat.
Menurut dia, warga masyarakat PNG di perbatasan telah menderita akibat ulah para pejuang separatis tersebut.
"Pemerintah PNG hanya perlu melakukan satu hal, pulangkan mereka ke wilayahnya sendiri, yaitu ke Jayapura," ucap tokoh adat Papua Nugini itu.
Kontak Senjata dengan Aparat
Pada 1 Oktober lalu, dilaporkan terjadi kontak senjata antara aparat militer RI dan elemen yang terkait dengan gerakan separatis Papua.
Akibat peristiwa itu, pihak berwenang langsung menutup akses perbatasan Indonesia - PNG di Skouw-Wutung, Distrik Muara Tami, Jayapura.
Menurut laporan kantor berita Antara, penutupan perbatasan dibenarkan oleh Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG dari Yonif 713/ST Mayor Inf Dony Gredinand.
Menurut dia, suara tembakan terdengar beberapa kali pada Pukul 06.00 WIT menyebabkan kekhawatiran di kalangan warga perbatasan.
Mayor Dony juga membantah adanya aparat keamanan RI yang terkena tembakan, sebagaimana disebutkan dalam laporan yang belum terkonfirmasi bahwa ada dua tentara RI yang terluka.
"Tidak ada yang kena tembakan atau lainnya, warga di perbatasan aman semua," ujar Mayor Dony.
Secara terpisah Komandan Kepolisian Propinsi West Sepik PNG Moses Ibsagi menjelaskan kepada ABC bahwa pihaknya belum pernah mendengar adanya aktivitas elemen separatis Papua di wilayah itu.
"Hal ini baru saya dengar. Tim saya sudah ke sana dan menemukan bahwa kontak senjata itu terjadi di dalam wilayah Indonesia, bukan di wilayah PNG," kata Ibsagi.
Warga Ajukan Petisi
Dia menjelaskan bahwa warga PNG untuk sementara diminta tidak mengunjungi perbatasan karena pertimbangan keamanan.
"Kami minta para warga untuk jangan menyeberang perbatasan untuk sementara sampai situasi membaik," katanya.
Sementara itu, Jumat pekan lalu, warga Wutung sepakat mengajukan petisi kepada Pemerintah PNG untuk merelokasi para pengungsi asal Papua yang kini bermukim di Wutung dan wilayah lain di pesisir barat Vanimo.
Petisi ini, katanya, dimaksudkan untuk mengatasi risiko keamanan bagi para pengungsi dan warga setempat di perbatasan.
Pemuka masyarakat setempat menyatakan selama masih ada pengungsi di wilayah itu, maka warga setempat tetap rawan untuk mendapat serangan dari aparat.
Sekolah-sekolah diliburkan dan angkutan umum diminta untuk tidak mengambil penumpang PNG yang akan berangkat ke Pasar Batas yang terletak di wilayah RI.
Warga melaporkan kontak senjata antara militer RI dan pejuang separatis tersebut terjadi di sekitar Pasar Batas.
Kelompok yang menamakan dirinya West Papuan Revolutionary Army (WPRA) mengaku bertanggung jawab atas kontak senjata tersebut.
Selama ini aktivitas menyeberang perbatasan baik melalui darat maupun laut terjadi di sekitar pesisir utara PNG di dekat Jayapura.
Dalam situasi normal, sedikitnya 100 warga PNG kerap masuk ke Jayapura dan angka itu meningkat pada hari pasar di distrik Skouw dekat perbatasan.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:Papua Nugini Ingin PBB Campur Tangan di Papua BaratKonflik Antar-Suku di Papua Nugini, 24 Orang Tewas Termasuk Ibu Hamil20 WNI Sempat Ditahan Tentara Papua Nugini, ini PenyebabnyaSedang Patroli, TNI Temukan Ladang Ganja di Perbatasan RI-Papua NuginiTNI Amankan Seorang Mayor Jenderal Tentara West Papua Matias WendaMengintip Persiapan Pencoblosan di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang jurnalis mendapat perlakuan tak menyenangkan saat meliput di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.
Baca SelengkapnyaUntuk posisi Pj gubernur Papua, sejumlah nama sudah beredar sejak dini. Tetapi dari nama yang beredar, tidak ada yang Orang Asli Papua (OAP).
Baca SelengkapnyaAksi penolakan itu dilakukan di depan tenda darurat tempat penampungan puluhan orang etnis Rohingya tersebut di Pantai Ujung Damak.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca SelengkapnyaKonflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaOPM belum jera dalam mengganggu keamanan serta situasi kondusif di wilayah Bibida
Baca SelengkapnyaMereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.
Baca SelengkapnyaMRP meminta kepada Presiden Jokowi kepala daerah pada Pilkada 2024 diisi oleh orang-orang asli Papua.
Baca SelengkapnyaDitinggal para prajurit TNI kembali ke markas usai bertugas, sosoknya justru meminta untuk ikut.
Baca SelengkapnyaWarga PNG ini berharap bisa menetap di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.
Baca SelengkapnyaSebuah video beredar, Tampak Pilot Susi Air yang disandera OPM. TNI geram lantaran OPM memanfaatkan sandera untuk menyebar kebohongan.
Baca SelengkapnyaAnak Papua menangis histeris menghadang mobil TNI yang hendak pulang kampung. Mereka tak ingin ditinggalkan.
Baca Selengkapnya