Waspada jomblo, dunia makin disesaki lelaki dibanding wanita
Merdeka.com - Kabar buruk ini berdentam bagi laki-laki yang sampai sekarang belum memiliki pasangan lawan jenis. Data terbaru dilansir tabloid Mirror, Rabu (12/11), menunjukkan bahwa jumlah manusia berdasarkan populasi jenis kelamin tidak berimbang.
Rerata kelahiran perempuan secara global, menurut Bank Dunia, menunjukkan anak lelaki lahir lebih banyak 5 persen dibanding bayi perempuan.
Masalah itu sudah terbukti memunculkan persoalan sosial serius di China, negara berpenduduk terbanyak sedunia. Pada 2012, di Negeri Tirai Bambu, setiap 100 bayi perempuan lahir maka bertambah 116 orok lelaki bersamaan.
-
Bagaimana populasi dunia meningkat? Pada 1930 sampai 1974, populasi Bumi naik dua kali lipat, hanya dalam waktu 44 tahun.
-
Bagaimana Hari Jomblo berkembang? Seiring waktu, Hari Jomblo tidak hanya menjadi perayaan masa lajang, tetapi juga berkembang menjadi fenomena belanja online besar-besaran.
-
Mengapa jumlah penduduk bumi meningkat? Setelah pertanian ditemukan antara 15.000 dan 10.000 tahun lalu, ketika ada antara 1 juta dan 10 juta orang di Bumi, butuh 1.500 tahun populasi dunia naik dua kali lipat.
-
Siapa yang terkena dampak krisis kesuburan pria? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengungkapkan bahwa infertilitas telah menjadi masalah global yang memengaruhi sekitar satu dari enam pasangan di seluruh dunia.
-
Kenapa banyak orang merasa jomblo adalah masalah? Menjadi jomblo bagi banyak orang adalah sebuah masalah. Sebab, dia harus menjalani kehidupannya tanpa ada kekasih hati yang bisa menemani dan diajak sharing.
-
Kenapa Hari Pria Internasional dirayakan? Hari ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah-masalah yang dihadapi pria, seperti diskriminasi, kekerasan, dan kesehatan mental.
"Secara total, ada kekurangan 34 juta perempuan bagi seluruh populasi lelaki di China," kata Editor Mirror Frankie Goodway.
Kondisi tersebut diperparah dengan kebijakan pemerintah China "satu anak per rumah tangga". Program keluarga berencana sejak 1979 tersebut memicu ledakan populasi lelaki di Negeri Panda itu.
Pelbagai faktor itulah yang akhirnya melahirkan tren baru di China yakni perayaan hari jomblo, sebagai versi tandingan Valentine. Hari ngenes ini dirayakan saban 11 November. Pada momen tersebut, setiap pasangan harus memberi hadiah pada sahabat atau saudara yang masih jomblo. Sebaliknya, yang belum berpasangan membeli barang buat diri sendiri.
Goodway menemukan data yang lebih menakutkan atas ketimpangan populasi di China. Pada 2013, 94 persen penduduk tidak menikah adalah lelaki. "Diperkirakan pada 2030 maka 1 dari 5 warga China heteroseksual di usia 30 tidak bisa menikah," ungkapnya.
Bagaimana dengan Indonesia? Kondisi belum terlalu parah, tapi tetap patut diwaspadai. Data CIA 2014 menunjukkan bahwa untuk ada kelebihan 1.05 lelaki setiap kelahiran bayi di Tanah Air.
Jadi, kaum jomblo jangan terlalu lama galau. Peluang berpasangan akan semakin menyempit.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanggal 11 November setiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Jomblo sedunia atau Single's Day.
Baca SelengkapnyaPara lajang khususnya di China merayakan hari ini dengan melakukan aktivitas berbelanja dan bergembira.
Baca Selengkapnya11 November merupakan hari libur untuk merayakan kesendirian, sebagai tandingan Hari Valentine.
Baca SelengkapnyaSempat ditiadakan selama pandemi Covid-19, ajang pencarian jodoh di China kini kembali digelar.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk China menjadi keunggulan kompetitif bagi pertumbuhan industri dan tenaga kerja murah.
Baca SelengkapnyaAngka pernikahan di China pun terus mengalami penurunan sejak tahun 2014.
Baca SelengkapnyaMasalah krisis kesuburan pria yang menurun secara global dipengaruhi oleh kontaminasi lingkungan dan penggunaan ponsel.
Baca SelengkapnyaJjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBisnis seperti ini mengandung risiko berubah menjadi prostitusi atau transaksi layanan seksual.
Baca SelengkapnyaRatusan surat lamaran telah dikirim ke berbagai perusahaan, namun tak kunjung mendapat pekerjaan.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut merupakan hasil kajian dari PBB. Akan ada fenomena yang mengejutkan.
Baca SelengkapnyaIsu penurunan jumlah penduduk (atau depopulasi) masih jadi momok bagi beberapa negara, salah satunya China. Enggan menikah jadi salah satu penyebabnya.
Baca Selengkapnya