Waspada, Subvarian Centaurus BA2.75 Bisa Ambil Alih Omicron
Merdeka.com - Subvarian baru Omicron yang menyebar cepat baru-baru ini teridentifikasi pertama kali di India. Kemunculan subvarian baru ini mengkhawatirkan para ahli virologi karena penyebarannya yang cepat dan telah sampai ke Inggris.
Varian BA.2.75 yang diberi julukan "centaurus" itu pertama kali terdeteksi di India pada Mei. Kasus Covid di Inggris sejak saat itu naik pesat dan tampaknya ini lebih cepat dari varian BA.5 yang sangat menular, yang juga ditemukan di India dan dengan cepat menggantikan varian BA.2 yang mendominasi di banyak negara.
Centaurus juga telah terdeteksi di sekitar 10 negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat (AS), Jerman, Australia, dan Kanada.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana spesies baru ini diidentifikasi? Spesies baru ini diidentifikasi dari ukuran tubuh, tekstur dan ciri-ciri fisik halus lainnya, kata studi tersebut.
Dikutip dari The Guardian, Rabu (13/7), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menetapkannya varian ini sebagai "varian di bawah pantauan" pada 7 Juli. Ini artinya ada beberapa indikasi centaurus lebih menular atau bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah. Namun demikian, buktinya masih lemah dan belum diuji.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memantau ketat varian baru ini, walaupun kepala ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan mengatakan belum ada cukup sampe untuk menilai seberapa parah varian ini.
Selain pertumbuhannya yang cepat dan penyebaran geografis yang luas, ahli virologi mewaspadai banyaknya mutasi ekstra yang terkandung dalam BA.2.75, kerabat BA.2, yang kemungkinan besar telah berevolusi.
"Ini bisa berarti bahwa (varian) ini memiliki kesempatan untuk memiliki keunggulan dibandingkan garis keturunan virus yang telah berhasil,", jelas ahli virologi Universitas Leeds, Dr Stephen Griffin.
Dr Tom Peacock, seorang ahli virologi di Imperial College London, mengatakan walaupun centaurus tidak menyebar di negara lain, pertumbuhannya di India menandakan varian ini setidaknya menjadi masalah di negara tersebut. Peacock adalah ilmuwan yang pertama mengidentifikasi Omicron sebagai potensi masalah pada November 2021.
Griffin menyebut soal kemampuan menakjubkan virus untuk mentolerir perubahan mahkota proteinnya, bagian yang digunakan virus untuk menginfeksi sel.
"Tahun lalu banyak yang yakin bahwa Delta mewakili puncak evolusi virus, tetapi munculnya Omicron dan peningkatan besar dalam variabilitas dan kemampuannya menghindari antibodi adalah tanda bahwa kita sebagai populasi tidak dapat mengikuti rencana (penanganan) seperti influenza untuk berpacu dengan evolusi virus," jelas Griffin.
Selain vaksin, rencana jangka panjang harus mencakup langkah-langkah varian-agnostik untuk mencegah infeksi dan infeksi ulang.
"Ini termasuk menciptakan lingkungan yang tahan terhadap infeksi melalui peningkatan ventilasi, filtrasi, atau sterilisasi udara dalam ruangan, penyediaan kembali tes aliran lateral yang masuk akal, dan masa isolasi yang sesuai dan didukung yang benar-benar akan mengurangi penularan yang sedang berlangsung," papar Griffin.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah yang menyebar di India disebut berasal dari kelelawar atau babi. Penyakit ini memiliki angka kematian sekitar 70 persen bagi yang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaSkrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.
Baca Selengkapnya