WHO: Angka Kematian Covid di Dunia Naik Sampai 40 Persen, Tapi Kasus Infeksi Turun
Merdeka.com - Jumlah orang yang meninggal karena virus corona melonjak lebih dari 40 persen pekan lalu, kemungkinan karena perubahan bagaimana kematian Covid dilaporkan di seluruh wilayah Amerika dan karena angka yang baru disesuaikan dari India, menurut laporan WHO yang dirilis pada Rabu.
Dalam laporan mingguan terbarunya terkait pandemi, badan kesehatan PBB itu mengatakan angka kasus baru virus corona turun di mana-mana, termasuk di kawasan Pasifik Barat, di mana kasus mengalami lonjakan sejak Desember.
Sekitar 10 juta kasus infeksi baru dan lebih dari 45.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia pekan lalu, setelah terjadi penurunan 23 persen kematian pada pekan sebelumnya.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kasus cacar air meningkat signifikan? Di Indonesia, khususnya di Tangerang Selatan, jumlah kasus cacar air (Varicella) mengalami lonjakan yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, mencapai total 75 kasus.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Dimana ditemukan peningkatan kasus kanker? Fenomena peningkatan kasus kanker di Indonesia, terutama pada usia muda, telah menjadi perhatian serius Yayasan Kanker Indonesia (YKI).
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
WHO telah menyampaikan berulang kali, jumlah kasus Covid kemungkinan merupakan perkiraan yang terlalu rendah dari prevalensi virus corona.
Badan tersebut memperingatkan berbagai negara dalam beberapa pekan terakhir agar tidak menghentikan tes komprehensif dan tindakan pengawasan lainnya, mengatakan jika dihentikan akan melumpuhkan upaya untuk melacak penyebaran virus secara akurat.
"Data menjadi semakin kurang representatif, kurang tepat waktu dan kurang kuat," jelas WHO dalam laporannya, dikutip dari Al Arabiya, Kamis (31/3).
"Ini menghambat kemampuan kolektif kita untuk melacak di mana virus itu berada, bagaimana penyebarannya, dan bagaimana perkembangannya: informasi dan analisis yang tetap penting untuk secara efektif mengakhiri fase akut pandemi," lanjutnya.
WHO juga memperingatkan, kurangnya pengawasan dapat menghalangi upaya untuk mendeteksi varian baru Covid-19 dan respons yang harus dilakukan.
Beberapa negara di seluruh Eropa, Amerika Utara, dan lainnya baru-baru ini mencabut hampir semua protokol Covid mereka, mengandalkan tingginya angka vaksinasi untuk mencegah lonjakan infeksi lain bahkan ketika varian Omicron yang lebih menular menyebabkan peningkatan kasus baru.
Pemerintah Inggris mengatakan walaupun ada peningkatan kasus infeksi, mereka belum melihat adanya peningkatan rawat inap dan kematian.
Walaupun terjadi penurunan kasus yang dilaporkan, China memberlakukan lockdown di Shanghai pekan ini untuk menghentikan penyebaran wabah Omicron yang menyebabkan gelombang infeksi terbesar di negara itu sejak virus pertama kali terdeteksi di kota Wuhan pada 2019.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya