WHO Desak Negara-Negara Kaya Tunda Suntikan Booster Vaksin Covid Sampai 2022
Merdeka.com - Dirjen WHO mendesak negara-negara kaya dengan persediaan besar vaksin virus corona agar menghentikan sementara pemberian suntikan booster selama akhir tahun ini. WHO kembali menyampaikan permintaan ini karena diabaikan negara-negara kaya.
Kepada wartawan pada Rabu di Jenewa, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyampaikan dia “kaget” dengan pernyataan asosiasi perusahaan farmasi sehari sebelumnya yang menyatakan persediaan vaksin cukup tinggi baik untuk suntikan booster dan vaksinasi di negara-negara yang sangat membutuhkan suntikan tapi mengalami kelangkaan.
“Saya tidak akan tinggal diam ketika produsen dan negara-negara yang mengendalikan pasokan vaksin global berpikir negara-negara miskin di dunia harus puas dengan sisa-sisa (vaksin),” jelasnya, menambahkan negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah ke bawah “bukan prioritas kedua atau ketiga”.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
“Tenaga kesehatan mereka, lansia, dan kelompok rentan memiliki hak yang sama untuk dilindungi,” lanjutnya, dilansir Al Jazeera, Kamis (9/9).
Tedros sebelumnya telah menyerukan “moratorium” pemberian suntikan booster sampai akhir September. Tapi negara-negara kaya, termasyuk Israel, Inggris, Denmark, Prancis, Jerman, Spanyol, dan Amerika Serikat, telah mulai atau sedang mempertimbangkan rencana pemberian suntikan vaksin dosis ketiga untuk kelompok rentan seperti lansia atau mereka yang memiliki masalah sistem imun.
Tedros menyampaikan, dia mendapat dukungan dari para menteri kesehatan dalam pertemuan G20 bulan ini terkait komitmen untuk membantu mencapai target vaksinasi semua negara setidaknya 40 persen dari rakyatnya sampai akhir tahun ini.
“Sebulan lalu, saya menyerukan moratorium global dosis booster, setidaknya sampai akhir September untuk memprioritaskan vaksinasi terhadap orang paling berisiko di seluruh dunia yang belum mendapatkan dosis pertama mereka,” jelas Tedros.
“Lalu ada sedikit perubahan dalam situasi global sejak saat itu.”
“Jadi hari ini, saya menyerukan kembali perpanjangan moratorium sampai setidaknya akhir tahun ini agar setiap negara bisa memvaksinasi sedikitnya 40 persen populasinya,” paparnya.
Tedros menambahkan, sekitar 80 persen dari 5,5 miliar dosis vaksin yang telah diberikan secara global mengalir ke negara-negara berpendapatan tinggi.
Dia juga menekankan, negara-negara kaya memberikan donasi 1 miliar dosis vaksin ke negara-negara lain, tapi kurang dari 15 persen dari dosis tersebut terlaksana, mengatakan produsen telah berjanji memprioritaskan program vaksinasi yang didukung PBB yang disalurkan ke orang-orang paling membutuhkan di dunia.
“Kami tidak ingin lagi janji-janji. Kami hanya ingin vaksin,” tegas Tedros.Dia juga menyampaikan, hampir seluruh negara berpendapatan rendah telah menunjukkan kemampuan mereka untuk melakukan imunisasi skala besar untuk polio, campak, dan penyakit lainnya.
Pada Selasa, Federasi Internasional dan Asosiasi Perusahan Farmasi (IFPMA) menyampaikan para produsen saat ini sedang memproduksi dosis vaksin virus corona di angka sekitar 1,5 miliar per bulan, sehingga pemerintah negara kaya yang telah menumpuk pasokan tidak perlu lagi melakukannya.
“Ketika saya baca ini, saya kaget,” ujar Tedros.
“Kenyatannya, produsen dan negara-negara berpendapatan tinggi telah lama memiliki kapasitas tidak hanya memvaksinasi kelompok prioritas mereka, tapi secara bersamaan mendukung vaksinasi kelompok yang sama di semua negara.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDana yang disalurkan Pandemic Fund digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya