WHO Gunakan Abjad Yunani untuk Menamakan Varian Baru Virus Corona
Merdeka.com - WHO menyampaikan pada Senin, pihaknya telah menetapkan label atau penamaan baru untuk varian virus corona menggunakan abjad Yunani, bukan nama negara di mana varian tersebut pertama kali terdeteksi.
WHO menyebut “varian Inggris” (B.1.1.7) dengan "Alpha," dan "varian Afrika Selatan" (B.1.351) dengan "Beta."
“Tidak ada negara yang seharusnya distigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan varian-varian (virus corona),” jelas ketua tanggap teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, di Twitter, dilansir CNN, Selasa (1/6).
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
Sistem penamaan menggunakan huruf Yunani ini merupakan rekomendasi panel ahli WHO.
“Yang mana akan lebih mudah dan lebih praktis untuk dibahas oleh audiens non-ilmiah,” kata WHO dalam situs webnya.
Sementara itu, varian P.1 yang pertama kali terdeteksi di Brasil diberi nama “Gamma”. Varian B.1.617.2 yang pertama kali ditemukan di India disebut "Delta." Varian yang menjadi perhatian lainnya diberi label dari "Epsilon" hingga "Kappa".
Semua virus, termasuk SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, bisa bermutasi atau berubah berulang kali. Ini yang menyebabkan munculnya beragam varian.
Dalam pengumumannya, WHO menekankan nama baru ini tidak menggantikan nama ilmiah yang sudah ada dari varian virus corona. Nama ilmiah akan tetap digunakan dalam penelitian.
“Meskipun mereka memiliki kelebihan, nama ilmiah ini bisa sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan. Akibatnya, orang sering menggunakan pemanggilan varian berdasarkan tempat di mana mereka terdeteksi, yang menstigmatisasi dan diskriminatif,” jelas WHO dalam pengumumannya.
Mungkin nama itu juga tidak benar, karena ada bukti mutasi yang menandai setidaknya beberapa varian telah muncul secara independen di beberapa tempat berbeda.
"Untuk menghindari hal ini dan untuk menyederhanakan komunikasi publik, WHO mendorong otoritas nasional, media, dan lainnya untuk mengadopsi label baru ini," kata WHO.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaGejala HMPV memang seperti batuk, demam, mungkin sesak dan nyeri dada.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaWHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnya