WHO Minta Suntikan Booster Ditunda, Prioritaskan Distribusi Vaksin ke Negara Miskin
Merdeka.com - WHO meminta penundaan pemberian suntikan booster vaksin Covid-19 sampai setidaknya akhir September.
Dirjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penundaan ini akan mempermudah sedikitnya 10 persen populasi di setiap negara divaksinasi.
Sejumlah negara termasuk Israel dan Jerman telah mengumumkan rencana untuk memberikan suntikan dosis ketiga atau suntikan booster. Namun Tedros memperingatkan banyak negara miskin yang masih tertinggal dalam program vaksinasi.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Mengapa vaksinasi penting untuk JE? Terkait dengan program pemerintah, Mei sepakat dengan pentingnya pelaksanaan vaksinasi yang menyasar anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
Menurut WHO, negara-negara berpendapatan rendah hanya mampu menyuntikkan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang karena kurangnya persediaan vaksin.
Karena itu menurut Tedros, kebijakan perlu diubah dan mayoritas vaksin seharusnya dikirim ke negara-negara berpendapatan rendah.
“Saya memahami kekhawatiran semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tapi kita tidak bisa menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi,” jelasnya, dikutip dari BBC, Kamis (5/8).
Ini merupakan seruan keras dari WHO, karena lembaga PBB tersebut berusaha mempersempit kesenjangan antara negara kaya dan miskin.
WHO menginginkan 10 persen warga di setiap negara divaksinasi sampai bulan depan, tapi target tersebut sepertinya tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
Di Haiti dan Republik Demokratik Kongo (DRC), tidak ada satu pun warga yang telah menerima dua dosis vaksin. Indonesia, yang mengalami lonjakan kasus dan kematian karena Covid dalam beberapa bulan terakhir karena varian Delta, hanya telah memvaksinasi penuh 7,9 persen populasinya, menurut Our World in Data.
Sementara itu, Israel mulai memberikan suntikan booster untuk warganya yang berusia 60 tahun ke atas. Jerman mengumumkan pada Selasa akan mulai memberikan suntikan dosis ketiga vaksin Moderna dan Pfizer. Di Inggris, jutaan orang yang diklasifikasikan sebagai kelompok rentan akan diberikan suntikan booster mulai September.
AS belum mengumumkan kebijakan soal suntikan booster ini, tapi Gedung Putih menyampaikan pada Rabu, pihaknya memiliki cukup dosis untuk didistribusikan ke luar negeri dan juga memastikan warga Amerika bisa divaksinasi penuh.
“Kami pastinya merasa itu adalah pilihan yang keliru dan kita bisa melakukan keduanya," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki.
Ini bukan pertama kali Tedros mendesak negara kaya untuk menyumbangkan pasokan vaksin ke negara berpendapatan rendah. Pada Mei, Tedros juga meminta negara-negara kaya menunda rencana memberikan vaksin ke anak-anak dan remaja dan sebaiknya menyumbangkan persediaan vaksin tersebut.
Tedros juga pernah mendesak negara-negara memasok lebih banyak vaksin melalui program Covax.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jutaan warga Gaza terancam penyakit menular termasuk polio, akibat perang genosida Israel di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaBantuan kemanusiaan ini akan didistribusikan ke daerah terdampak di Palestina oleh lembaga resmi PBB UNRWA.
Baca SelengkapnyaEkspor senjata Jerman ke Israel menurun drastis tahun ini, namun kanselir memastikan itu akan berlanjut.
Baca SelengkapnyaHans Kluge, kepala cabang WHO Eropa, menyatakan bahwa WHO bersama negara-negara Eropa yang terlibat akan memfasilitasi proses evakuasi.
Baca SelengkapnyaDana tersebut dari RUU tambahan senilai USD 14,1 miliar (sekitar Rp224,8 triliun) yang disetujui oleh Kongres pada April.
Baca SelengkapnyaIni setelah Israel memutus pasokan makanan, bahan bakar dan listrik sebelum melancarkan kampanye pengeboman.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia sedang mempersiapkan pengiriman bantuan kemanusian tahap II ke Palestina senilai USD2 Juta. Bantuan itu kali ini dalam bentuk peralatan med
Baca SelengkapnyaIsrael mulai melarang masuk truk bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak peristiwa 7 Oktober tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPesawat ketiga Turki ini tiba pada Sabtu, menyusul dua pesawat sebelumnya yang tiba di Mesir pada Jumat.
Baca SelengkapnyaSelain senapan serbu, Israel juga membagikan helm dan rompi anti peluru.
Baca SelengkapnyaIsrael disebut sengaja membuat warga Gaza kelaparan dengan membatasi masuknya bantuan kemanusiaan sebagai metode perang.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Sahara terus beroperasi dan melayani sekitar 1.200 orang setiap harinya, serta memberikan layanan secara gratis.
Baca Selengkapnya